primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Crigler-Najjar Syndrome: Salah Satu Penyebab Ikterus pada Neonatus

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Bayi Kuning, Ikterus, Neonatal Jaundice, Crigler-Najjar

Ikterus neonatus adalah kondisi yang sering ditemui dalam praktik klinis sehari-hari. Sebagian besar kasus disebabkan oleh hiperbilirubinemia fisiologis yang bersifat sementara dan tidak membahayakan. Namun, ikterus yang berkepanjangan atau berat memerlukan perhatian khusus untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya, salah satunya adalah Sindrom Crigler-Najjar.


Definisi dan Patofisiologi

Sindrom Crigler-Najjar adalah penyakit genetik langka yang ditandai oleh hiperbilirubinemia tak terkonjugasi akibat defisiensi enzim uridine diphosphate-glucuronosyltransferase 1A1 (UGT1A1). Enzim ini berperan dalam proses konjugasi bilirubin di hati, sehingga kekurangannya menyebabkan akumulasi bilirubin tak terkonjugasi dalam darah. Berdasarkan tingkat keparahan defisiensi UGT1A1, sindrom ini dibagi menjadi dua tipe: Tipe I yang lebih berat dan Tipe II yang lebih ringan.


Epidemiologi

Sindrom Crigler-Najjar merupakan kelainan yang sangat langka dengan prevalensi global diperkirakan 0,6 kasus per juta penduduk. Tipe I lebih jarang ditemukan dibandingkan Tipe II. Sebagian besar kasus diidentifikasi pada periode neonatus atau bayi dengan manifestasi klinis berupa ikterus yang berat.


Manifestasi Klinis

Pada neonatus, gejala utama Sindrom Crigler-Najjar adalah ikterus yang persisten, dengan kadar bilirubin serum yang sangat tinggi (biasanya >20 mg/dL pada Tipe I). Jika tidak ditangani, hiperbilirubinemia berat dapat menyebabkan kernikterus, suatu kondisi neurotoksik akibat deposit bilirubin di sistem saraf pusat yang berpotensi menyebabkan ensefalopati bilirubin, keterlambatan perkembangan, atau bahkan kematian.


Diagnosis

Diagnosis Sindrom Crigler-Najjar memerlukan kombinasi dari riwayat klinis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Kadar bilirubin serum total yang tinggi dengan dominasi bilirubin tak terkonjugasi adalah temuan utama. Pemeriksaan genetik dapat mengonfirmasi mutasi pada gen UGT1A1. Selain itu, penting untuk melakukan diagnosis banding dengan kondisi lain yang juga menyebabkan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi seperti hemolisis atau gangguan metabolik lainnya.


Tata Laksana

Pendekatan manajemen berbeda tergantung pada tipe sindrom. Pada Tipe I, terapi standar adalah fototerapi intensif, yang bertujuan untuk mengurangi kadar bilirubin melalui proses foto-oksidasi. Fototerapi dilakukan secara berkelanjutan hingga pasien menjalani transplantasi hati, yang merupakan satu-satunya terapi kuratif untuk Tipe I.

Untuk Tipe II, pasien umumnya merespons fenobarbital, yang dapat meningkatkan aktivitas residual enzim UGT1A1 dan menurunkan kadar bilirubin serum. Edukasi kepada orang tua sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap pengobatan dan pemantauan jangka panjang.


Prognosis

Prognosis Sindrom Crigler-Najjar sangat tergantung pada tipe dan keberhasilan terapi. Pasien dengan Tipe I yang tidak menjalani transplantasi hati memiliki risiko tinggi terkena kernikterus, sedangkan pasien dengan Tipe II biasanya memiliki prognosis yang lebih baik jika dikelola dengan seksama.


Kesimpulan

Sindrom Crigler-Najjar adalah salah satu etiologi penting yang perlu dipertimbangkan pada neonatus dengan ikterus persisten atau berat. Diagnosis dini dan manajemen yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti kernikterus. Sebagai dokter anak, memahami kondisi ini akan membantu dalam memberikan edukasi yang benar kepada orang tua dan merencanakan intervensi yang sesuai.


Referensi

Imel EA, Levy HL. Crigler-Najjar Syndrome. Dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562171/


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: