Ini Dampaknya Jika Menggendong Bayi dengan Posisi yang Salah
Author: Marisha A
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Gendongan, bayi, M-Shape
Menggendong bayi menjadi salah satu cara untuk melakukan bonding orang tua dengan anak. Namun, banyak orang tua kerap merasa cemas dan takut saat menggendong bayi. Selain karena tubuh bayi yang masih sangat ringkih, kesalahan menggendong bayi bisa menyebabkan berbagai masalah dan bisa berakibat fatal pada tumbuh kembangnya. Berikut beberapa hal yang perlu MomDad perhatikan saat menggendong bayi!
Posisi yang baik menggendong bayi
Baby carrier atau gendongan bayi memiliki berbagai jenis tipe untuk menggendong bayi pada posisi di depan dada atau di belakang. Menggunakan gendongan memiliki banyak manfaat, seperti tidak membebani tangan MomDad dan membuat bayi lebih senang melihat dunia pada posisi yang lebih tinggi. Pilihlah gendongan bayi yang membuat posisi pinggul bayi tetap sehat, aman, dan nyaman digunakan.
Menggendong bayi dengan benar harus memastikan posisi pinggul aman. Kaki bayi harus terbuka seperti menunggangi badan penggendong, posisi bokong lebih rendah dari lutut, paha dan bokong tertopang dengan baik. Posisi pinggul yang benar juga bertujuan untuk mencegah terjadinya developmental dysplasia of the hip (DDH).
- Pada gambar di atas tampak posisi menggendong yang salah yaitu kaki bayi cenderung lurus dan bagian panggul bayi tidak terbuka melingkari badan ibu dan lutut tidak menekuk. Posisi ini berisiko menyebabkan developmental dysplasia of the hip (DDH).
- Menggendong bayi dengan posisi kedua kaki di dalam gendongan jenis sling, misalnya seperti dibedong, juga meningkatkan risiko terjadinya DDH dan tidak direkomendasikan digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan.
- Hindari menggendong bayi menggunakan gendongan yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
Dampak posisi gendongan salah
Posisi menggendong yang menempatkan tungkai bayi dalam posisi lurus tidaklah alamiah. Posisi ini dapat mengakibatkan keluarnya bola sendi panggul dari kantongnya. Posisi ini juga dapat memengaruhi bentuk kantong. Kondisi ini disebut sebagai displasia panggul.
Displasia panggul memiliki risiko paling tinggi terjadi dalam 6 bulan pertama kehidupan. Pada saat bayi, ketika anak belum bisa berjalan, posisi ini sering tidak menimbulkan gejala. Namun, setelah anak berjalan, akan tampak ketidaknormalan pada caranya berjalan. Bila tidak ditangani dengan baik, sendi tersebut akan mudah rusak dan menimbulkan nyeri saat dewasa.
Jika ingin tahu tips aman menggendong bayi, MomDad dapat mencoba cara M-shape yang dapat dibaca di sini.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.