primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Juvenile Idiopathic Arthritis: Sebuah Tinjauan untuk Praktisi Medis

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Autoimmune, Sendi, Juvenile Idiopathic Arthritis, Arthritis

Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) adalah sekelompok penyakit-penyakit yang menyebabkan radang sendi kronis pada anak. JIA menyebabkan nyeri sendi dan pada kasus-kasus dengan derajat keparahan berat, dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang sehingga dapat menimbulkan dampak signifikan pada kualitas hidup dan perkembangan anak-anak yang terkena. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang JIA dan mencakup definisi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, dan pengelolaan JIA.

Untuk bisa dideskripsikan sebagai JIA minimal 6 minggu tanpa sebab yang jelas. Meskipun belum diketahui penyebab pasti terjadinya JIA, aspek genetik, lingkungan, dan faktor imunologi diyakini berperan dalam perkembangan penyakit ini. JIA mencakup berbagai subtip, seperti arthritis idiopatik juvenil oligoartikular, arthritis idiopatik juvenil poliartikular, arthritis idiopatik juvenil sistemik, dan subtip-subtip lainnya yang memiliki karakteristik dan manifestasi klinis yang berbeda.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), JIA memiliki prevalensi sekitar 1 hingga 4 kasus per 1.000 anak-anak di seluruh dunia. Meskipun angka ini relatif rendah dibandingkan dengan penyakit lain pada anak-anak, dampaknya terhadap kualitas hidup dan mobilitas anak-anak dapat sangat signifikan.

Patofisiologi JIA melibatkan kompleksitas interaksi antara faktor-faktor genetik, lingkungan, dan imunologis. Kelainan pada sistem kekebalan tubuh diyakini berperan dalam memicu peradangan pada sendi dan jaringan sekitarnya. Proses ini dapat menyebabkan kerusakan tulang, kerusakan pada kartilago, serta pembentukan pannus, yaitu jaringan yang tumbuh secara abnormal pada sendi.

Faktor genetik juga memiliki peran signifikan dalam predisposisi terhadap JIA. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada keterlibatan gen tertentu yang dapat meningkatkan risiko anak-anak mengembangkan JIA, meskipun lingkungan juga dianggap berperan dalam memicu aktivasi genetik tersebut.

Klasifikasi JIA berdasarkan karakteristik klinisnya menjadi krusial dalam menentukan pendekatan pengelolaan yang tepat. Klasifikasi ini melibatkan pertimbangan jumlah sendi yang terlibat, manifestasi sistemik, serta adanya faktor rheumatoid. Klasifikasi ini termasuk kategori seperti JIA oligoartikular, JIA poliartikular, dan JIA sistemik.

Manifestasi klinis JIA sangat bervariasi, mulai dari bengkak dan nyeri sendi, keterbatasan gerak, hingga gejala sistemik seperti demam, ruam kulit, dan pembengkakan pada organ internal. Diagnosa JIA memerlukan evaluasi menyeluruh yang melibatkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, analisis cairan sinovial, serta pemeriksaan citra seperti radiografi dan MRI.

Proses diagnosis JIA dapat menjadi tugas yang kompleks dan membutuhkan kehati-hatian. Anamnesis yang teliti untuk mengidentifikasi gejala dan faktor risiko, bersama dengan pemeriksaan fisik yang cermat, sangat penting. Pemeriksaan penunjang, termasuk analisis darah untuk melihat adanya tanda-tanda peradangan seperti peningkatan laju endap darah (LED) dan C-reactive protein (CRP), serta pemeriksaan cairan sinovial, dapat memberikan konfirmasi lebih lanjut. Pemeriksaan pencitraan seperti radiografi dan MRI digunakan untuk menilai kerusakan sendi dan struktur tulang. Pada beberapa kasus, gambaran pannus dan perubahan degeneratif dapat terlihat, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat keparahan penyakit.

Pengelolaan JIA mencakup pendekatan multidisiplin, melibatkan dokter spesialis reumatologi anak, fisioterapis, ahli ortopedi, dan terkadang ahli gizi. Tujuan utama pengelolaan adalah untuk mengontrol peradangan, meredakan gejala, dan mencegah kerusakan jaringan. Terapi farmakologis termasuk penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), obat pengubah perjalanan penyakit (DMARDs), dan dalam beberapa kasus, terapi biologis. Penggunaan kortikosteroid dapat direkomendasikan untuk mengatasi peradangan akut.

Prognosis JIA bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk subtip JIA, tingkat keparahan, dan respons terhadap terapi. Beberapa anak mengalami penyembuhan sepenuhnya, sementara yang lain mungkin mengalami gejala kronis hingga dewasa.

Meskipun belum ada cara pasti untuk mencegah JIA, pendekatan pencegahan melibatkan pemantauan perkembangan anak-anak dengan faktor risiko genetik, serta edukasi orang tua dan petugas kesehatan tentang gejala yang perlu diwaspadai.

Juvenile Idiopathic Arthritis merupakan tantangan kompleks dalam praktik medis anak. Pengenalan dini, diagnosis yang tepat, dan pendekatan pengelolaan yang holistik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak-anak yang terkena dampak penyakit ini. Pemahaman mendalam terhadap patofisiologi, klasifikasi, dan terapi JIA merupakan kunci untuk memberikan perawatan yang efektif dan membantu anak-anak dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.


Referensi:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554605/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5127964/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8383464/


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: