Kasus COVID-19 Terus Bertambah: Rakyat Indonesia Diminta untuk Kembali Waspada
Oleh: dr. Afiah Salsabila
Topik: Covid-19, Covid, Vaksin Covid-19
Enam bulan silam, status COVID-19 telah berubah dari pandemi menjadi endemi. Peraturan terkait pembatasan sosial sudah dilonggarkan dan kegiatan-kegiatan umum sudah berjalan layaknya era pra-pandemi. Walaupun demikian, virus COVID-19 belum 100% hilang dan masih berpotensi untuk naik kembali. Belakangan ini, terdapat berita bahwa kasus COVID-19 di Asia Tenggara meningkat kembali.
Dikutip dari laman detik.com, Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengucapkan bahwa positivity rate kasus COVID-19 di DKI Jakarta mencapai 40%. Dari 10 orang yang melakukan tes PCR, 4-5 orang positif COVID-19 pada Rabu (13/12/2023). Untuk total pasien yang terkena di DKI Jakarta dilaporkan sudah mencapai 365 kasus aktif: 44 pasien dirawat di rumah sakit, dengan 32 pasien tersebut memiliki gejala sedang dan 12 pasien dirawat di ICU. Beliau mengimbau agar masyarakat yang memiliki salah satu gejala khas COVID-19, yaitu demam dan/atau batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan gangguan menghidu, atau memiliki kontak erat dengan kasus positif, untuk segera ke puskesmas terdekat untuk melakukan PCR atau antigen gratis. Selain itu, beliau juga menyarankan untuk melengkapi vaksinasi booster karena pemberiannya dapat mencegah morbiditas dan mortalitas tinggi, khususnya pada kelompok rentan seperti dewasa lanjut usia.
Tren peningkatan COVID-19 di Indonesia yang baru-baru ini terjadi mengikuti lonjakan kasus di negara-negara tetangga Singapura dan Malaysia. Di Singapura, jumlah infeksi COVID-19 meningkat menjadi 32.035 sejak 26 November hingga 2 Desember. Rerata jumlah rawat inap harian dan ICU akibat COVID-19 juga meningkat, tetapi tidak separah ketika masa pandemi. Angka tersebut diprediksikan akan terus bertambah, khususnya menjelang natal dan tahun baru ketika masyarakat akan sering berpergian.
Gelombang peningkatan kasus COVID-19 kali ini berhubungan dengan subvarian EG.5 yang merupakan hasil mutasi dari varian Omicron. Hingga saat ini, yang diketahui mengenai varian EG.5 adalah tingkat penularannya yang tinggi. Namun, gejala-gejala yang dilaporkan tidak lebih parah dari varian-varian sebelumnya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa manifestasinya dapat lebih berat pada pasien dengan komorbid.
Dengan peningkatan kasus COVID-19 yang sedang terjadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid menyatakan bahwa Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran (SE) mengenai Peningkatan Kewaspadaan terhadap Lonjakan Kasus COVID-19 yang ditujukan pada berbagai instansi kesehatan seperti rumah sakit-rumah sakit, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) termasuk Puskesmas-Puskesmas, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat. SE ini terdapat imbauan untuk memantau perkembangan situasi COVID-19 di kanal resmi https://infeksiemerging.kemkes.go.id dan https://covid19.who.int/, memantau peningkatan kasus Influenza Like Illness (ILI), melakukan penemuan kasus secara aktif dan pasif dengan RT-PCR atau Rapid Antigen Test, memastikan perlindungan tenaga kesehatan dari COVID-19, dan melakukan pelacakan kontak erat COVID-19. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Kemenkes RI juga sedang mempersiapkan penyelenggaraan vaksinasi massal untuk booster ketiga.
Bertambahnya jumlah kasus COVID-19 perlu terus dipantau, khususnya pada akhir tahun di mana mobilisasi masyarakat akan meningkat. Kewaspadaan terhadap COVID-19 perlu ditingkatkan; usaha-usaha pencegahan seperti physical distancing, pemakaian masker, dan cuci tangan perlu diimbau kepada masyarakat dan tentunya, tenaga kesehatan.
Sumber: