primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Latihan Beban untuk Anak dan Remaja: Apakah Boleh?

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Olahraga, Anak Sekolah, Aktivitas Fisik, Latihan Resistensi, Latihan Beban

Latihan beban dan resistensi sering dianggap berisiko bagi anak-anak dan remaja. Namun, bukti ilmiah menunjukkan bahwa jika dilakukan dengan benar, latihan ini justru dapat memberikan manfaat signifikan bagi perkembangan fisik dan kualitas hidup anak. Artikel ini akan membahas manfaat latihan beban bagi anak dan remaja, usia yang tepat untuk memulai, serta langkah-langkah pencegahan cedera, untuk memastikan bahwa manfaat latihan beban dan resistensi pada anak bisa maksimal.


Manfaat Latihan Beban dan Resistensi pada Anak dan Remaja
Latihan resistensi telah terbukti meningkatkan kekuatan otot, kepadatan mineral tulang, serta kesehatan mental pada anak-anak dan remaja. Sebuah studi menunjukkan bahwa latihan resistensi pada anak-anak dapat meningkatkan kekuatan otot sebesar 30-50% dalam 8-12 minggu program latihan yang terstruktur​.1 Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa latihan ini dapat meningkatkan kepadatan mineral tulang hingga 5% lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang tidak melakukan latihan serupa. Hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko patah tulang di masa depan​. [1,2]

  1. Usia yang Tepat untuk Memulai Latihan Beban
Menurut Aján dan Baroga [2], usia yang ideal untuk memulai latihan beban adalah usia 10-11 tahun. Anak-anak yang memulai program latihan beban di usia ini menunjukkan perkembangan yang lebih baik dalam kekuatan otot dan koordinasi motorik dibandingkan mereka yang hanya melakukan aktivitas fisik biasa. Sebuah laporan menyatakan bahwa dengan pengawasan yang tepat, latihan beban untuk anak-anak hanya memiliki tingkat cedera sekitar 3.5% per 100 participant-hour (total jumlah peserta x total jam partisipasi) yang jauh lebih rendah dibandingkan olahraga seperti rugby yang angka cederanya bisa mencapai 80% per 100 participant-hours. [1,2]

2. Pencegahan Cedera: Langkah-langkah yang Harus Dilakukan
Cedera dalam latihan beban biasanya terkait dengan kurangnya pengawasan atau teknik yang salah. Namun, dengan pendekatan yang tepat, risiko ini dapat diminimalkan. Statistik menunjukkan bahwa sekitar 60-80% cedera terkait latihan beban pada anak-anak dapat dicegah dengan pengawasan yang baik dan teknik yang benar​. [1]

3. Pengawasan yang Ketat
Pengawasan yang ketat memastikan anak-anak menggunakan teknik yang benar dan menghindari penggunaan beban yang berlebihan​. Studi menunjukkan bahwa perlu ada rasio 1:10 antara pelatih dan anak. [1]

4. Teknik yang Benar
Penelitian menunjukkan bahwa pengajaran teknik yang benar, seperti squat atau deadlift, dapat mengurangi cedera tulang belakang. Latihan harus dimulai dengan gerakan sederhana sebelum beralih ke latihan yang lebih kompleks dengan beban yang lebih berat​. [1,2]

5. Program Latihan yang Disesuaikan
Program latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dapat meningkatkan hasil yang positif. Misalnya, anak-anak yang melakukan latihan untuk olahraga tertentu menunjukkan peningkatan kekuatan dan fleksibilitas dibandingkan mereka yang tidak memiliki program latihan khusus​. [2]

6. Peningkatan Beban yang Bertahap
Data menunjukkan bahwa peningkatan beban secara bertahap mengurangi risiko cedera otot. Memulai dengan beban ringan dan fokus pada penguasaan teknik memastikan adaptasi fisiologis yang aman​. [1]

7. Pemulihan yang Cukup
Cedera otot yang disebabkan oleh kelelahan dapat dikurangi hingga 60% dengan istirahat yang memadai antara sesi latihan. Studi menunjukkan bahwa anak yang memiliki dua hari istirahat dalam seminggu memiliki risiko cedera yang jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang berlatih setiap hari​. [1.2]

Kesimpulan
Latihan beban dan resistensi bukan hanya aman, tetapi juga bermanfaat bagi anak-anak dan remaja jika dilakukan dengan benar. Manfaatnya mencakup peningkatan kekuatan, kepadatan tulang, serta kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan. Dengan pengawasan yang ketat, teknik yang benar, dan program latihan yang disesuaikan, risiko cedera dapat diminimalkan. Untuk para dokter anak, memberikan edukasi yang tepat kepada orang tua mengenai pentingnya latihan fisik yang terstruktur dapat membantu mengatasi kekhawatiran dan mendorong perkembangan yang sehat bagi anak yang berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan kegiatan olahraga kompetitif maupun rekreasional. 

Referensi:
  1. Pierce KC, Hornsby WG, Stone MH. Weightlifting for Children and Adolescents: A Narrative Review. Sports Health. 2022 Jan-Feb;14(1):45-56. doi: 10.1177/19417381211056094. Epub 2021 Nov 15. PMID: 34781771; PMCID: PMC8669931.
  2. Aján T, Baroga L. Weightlifting: Fitness for All Sports. International Weightlifting Federation; 1988.
  3. Myers AM, Beam NW, Fakhoury JD. Resistance training for children and adolescents. Transl Pediatr. 2017 Jul;6(3):137-143. doi: 10.21037/tp.2017.04.01. PMID: 28795003; PMCID: PMC5532191.



familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: