primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Pedoman Pemberian Resep Opioid untuk Nyeri pada Anak dan Remaja di Rawat Jalan

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Opioid, Rawat Jalan, Resep, Obat, Nyeri

Opioid adalah salah satu golongan obat utama yang efektif untuk mengatasi nyeri berat pada anak-anak. Meskipun demikian, peresepannya perlu dilakukan dengan hati-hati guna mencegah efek samping serius yang dapat ditimbulkannya, seperti ketergantungan, overdosis, dan bahkan kematian. Untuk memastikan penggunaan opioid yang bijaksana dan aman, American Academy of Pediatrics (AAP) menerbitkan pedoman baru mengenai tata cara peresepan opioid bagi pasien pediatrik di rawat jalan pada awal bulan November ini. Berikut adalah poin-poin penting dari pedoman tersebut:


1. Gunakan Manajemen Multimodal, Hindari Monoterapi dengan Opioid

Pedoman AAP menyarankan dokter anak untuk mengelola nyeri akut pada pasien dengan pendekatan multimodal yang menggabungkan terapi non-farmakologis, obat non-opioid, dan, bila diperlukan, opioid. Penggunaan opioid sebagai satu-satunya obat tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan risiko efek samping serius. Dengan mengombinasikan opioid bersama pereda nyeri non-opioid, dokter dapat menurunkan dosis opioid yang dibutuhkan tanpa mengorbankan efektivitas pengendalian nyeri. Pendekatan multimodal ini tidak hanya efektif dalam mengendalikan nyeri tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada opioid sebagai pengobatan utama serta meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien.


2. Gunakan Dosis Rendah dan Persediaan Terbatas

Saat meresepkan opioid untuk nyeri akut di rawat jalan, dokter anak perlu memastikan bahwa jenis opioid yang diresepkan merupakan opioid immediate release, dengan dosis awal paling rendah yang disesuaikan dengan usia dan berat badan anak. Jumlah yang diberikan juga perlu dibatasi untuk persediaan 5 hari atau kurang, kecuali untuk kondisi tertentu di mana nyeri diperkirakan akan berlangsung lebih dari 5 hari, seperti pada pada kasus pasca-trauma atau pasca-pembedahan. Pembatasan dosis dan persediaan ini bertujuan untuk menghindari surplus opioid di komunitas yang berpotensi meningkatkan risiko penyalahgunaan​.


3. Hindari Penggunaan Kodein dan Tramadol pada Kelompok Anak Tertentu

Pedoman ini sangat menekankan untuk tidak meresepkan codeine atau tramadol pada anak di bawah usia 12 tahun dan remaja berusia 12 hingga 18 tahun yang memiliki risiko obesitas, obstructive sleep apnea, atau penyakit paru-paru berat. Rekomendasi ini dibuat berdasarkan himbauan FDA untuk menghindari penggunaan obat-obatan ini pada kelompok pasien tersebut karena risiko depresi pernapasan. Selain itu, FDA juga meng-kontraindikasikan penggunaan kodein atau tramadol untuk meredakan nyeri setelah operasi tonsilektomi atau adenoidektomi pada anak; antara tahun 1969 dan 2016, terdapat 9 kasus depresi pernapasan terkait tramadol, di mana 3 dari kasus-kasus tersebut terjadi kematian. Rekomendasi ini sesuai dengan rekomendasi yang terdapat pada panduan dari American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery​.


4. Resepkan Opioid Secara Hati-Hati untuk Mencegah Depresi Pernapasan

Dokter anak harus sangat berhati-hati saat meresepkan opioid pada pasien anak yang juga menerima sedatif, seperti benzodiazepine. Penggunaan sedatif bersamaandengan  opioid dapat meningkatkan risiko depresi pernapasan, sedasi berlebih, dan kematian. Dengan memberikan opioid secara hati-hati, risiko komplikasi serius dapat diminimalisir. 


5. Bekali Pasien yang Diresepkan Opioid dengan Nalokson dan Edukasi Adekuat

Dokter anak disarankan untuk meresepkan nalokson pada pasien yang menerima resep opioid, beserta dengan memberikan edukasi yang komprehesif mengenai tanda-tanda overdosis opioid dan cara menanganinya. Edukasi ini bertujuan agar pasien dan keluarga memahami tatalaksana awal intoksikasi opioid sehingga risiko fatalitas akibat opioid dapat berkurang.


6. Pentingnya Penyimpanan Opioid yang Aman

Penyimpanan opioid yang aman sangat penting untuk mencegah risiko penyalahgunaan dan konsumsi tidak disengaja. Dokter anak perlu mengedukasi orang tua atau wali tentang pentingnya menyimpan opioid di tempat yang aman dan memastikan pemberian obat dilakukan sesuai petunjuk. Edukasi ini bertujuan untuk melindungi anggota keluarga lainnya, terutama anak-anak dan remaja, dari risiko yang mungkin timbul​.


7. Dukungan untuk Pembuangan yang Aman

Dokter anak juga disarankan untuk membantu keluarga memahami cara membuang opioid yang tidak terpakai secara aman. Hal ini dilakukan dengan membuat rencana pembuangan yang aman atau menyediakan fasilitas pembuangan di tempat praktik jika memungkinkan. 


8. Koordinasi dengan Dokter Lain yang Terlibat dalam Penanganan Pasien

Bagi anak-anak dan remaja dengan nyeri kronis yang membutuhkan opioid, dokter anak harus berkoordinasi dengan dokter lain yang terlibat dalam perawatan pasien. Kolaborasi ini membantu memastikan bahwa rencana pengobatan yang diberikan adalah yang paling tepat dan aman untuk mengelola nyeri kronis pasien, sambil meminimalkan risiko yang terkait dengan penggunaan opioid​.


Sebagai kesimpulan, opioid dapat menjadi pilihan pengobatan yang efektif untuk mengatasi nyeri berat pada anak-anak ketika digunakan secara bijaksana dan sesuai indikasi. Pedoman terbaru dari American Academy of Pediatrics (AAP) ini menyediakan panduan yang komprehensif bagi dokter anak untuk memastikan bahwa penggunaan opioid di lingkungan rawat jalan dilakukan secara aman dan efektif. Dengan menerapkan pendekatan multimodal, mengedukasi orang tua/wali mengenai penyimpanan dan pembuangan obat yang aman, serta mempertimbangkan langkah-langkah pencegahan seperti pemberian nalokson, dokter anak dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan opioid sekaligus memberikan penanganan nyeri yang optimal bagi pasien anak-anak.



Referensi:

Hadland SE, Agarwal R, Raman SR, Smith MJ, Bryl A, Michel J, et al. Opioid prescribing for acute pain management in children and adolescents in outpatient settings: Clinical practice guideline. Pediatrics. 2024;154(5)


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: