
Pencegahan Obesitas pada Remaja
28 Feb 2018
Author: dr. Afiah Salsabila
14 Feb 2024
Topik: sifilis, Kongenital, penyakit menular
Sifilis kongenital adalah kondisi yang terjadi akibat transmisi bakteri Treponema pallidum dari ibu ke janin. Kondisi ini menjadi faktor penyulit bagi satu juta kehamilan di seluruh dunia dan berkontribusi pada 305,000 kematian perinatal di seluruh dunia per tahunnya. Hal ini sangat disayangkan karena sifilis adalah penyakit yang bisa disembuhkan, namun banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan akses pada tatalaksana yang mumpuni, sehingga sifilis kongenital dapat terjadi. Maka dari itu, penting bagi seorang dokter untuk bisa mendiagnosis sifilis pada ibu hamil dan menentukan tatalaksana yang tepat supaya dampak sifilis pada ibu dan anak bisa diminimalisir.
Treponema pallidum (T. pallidum) adalah bakteri spirochete yang berbentuk spiral. Pada orang dewasa, bakteri ini menyebabkan infeksi dengan menginfiltrasi jaringan subkutan dan menyebabkan respon imun yang mengakibatkan timbulnya gejala-gejala khas sifilis. Pada fetus, bakteri T. pallidum langsung masuk ke aliran darah dan menyebar ke hampir semua organ-organ milik janin dan menyebabkan inflamasi sistemik yang luas.
Anak yang dilahirkan dari ibu dengan sifilis yang tidak diobati biasanya memiliki gejala-gejala sistemik seperti hepatomegali, kuning, rhinitis, limfadenopati, ruam. Jika sifilis pada anak tidak ditangani, inflamasi persisten dapat terjadi dan memperburuk keadaan klinis dengan munculnya gejala-gejala lain seperti gumma, pembengkokan tulang kering yang disebut dengan saber shin, serta kelainan neurologis seperti disabilitas intelektual , palsy nervus kranial, tuli sensorineural, gangguan penglihatan. Selain karena inflamasi pada sistem saraf, sifilis juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan dengan meningkatkan risiko keratitis, glaukoma sekunder, dan pembentukan jaringan parut pada kornea.
Untuk mencegah komplikasi-komplikasi yang telah dijabarkan, sifilis kongenital perlu dideteksi secara dini supaya upaya penanggulangan bisa dilakukan seawal mungkin. Ibu yang sedang hamil perlu dilakukan penapisan sifilis pada bulan-bulan awal kehamilan. Jika ditemukan sifilis pada ibu hamil, tatalaksana dengan penicillin 98% efektif dalam pencegahan transmisi ke janin. Jika sifilis pada ibu didiagnosis pada saat akhir kehamilan, pemeriksaan ultrasonography (USG) perlu dilakukan untuk melihat tanda-tanda sifilis kongenital pada janin. Perlu diperhatikan bahwa dilakukannya USG tidak boleh menunda tatalaksana. Jika anak terlanjur lahir dari ibu yang tidak sempat diobati, bayi perlu ditentukan jika benar memiliki sifilis kongenital atau tidak. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan patologi anatomi pada spesimen tali pusar, tes cepat molekuler (TCM) untuk mendeteksi T. pallidum, atau pemeriksaan mikroskopik Darkfield.
Tatalaksana anak yang terlahir dari ibu dengan sifilis ditentukan berdasarkan seberapa mungkin anak benar memiliki sifilis. Pada anak yang memiliki kemungkinan besar untuk memiliki sifilis kongenital (pemeriksaan fisik menunjukkan anomali-anomali yang dapat disebabkan oleh sifilis, uji serologi yang menunjukkan kadar titer non-treponemal empat kali lebih besar dari ibu, atau hasil positif pada TCM atau uji mikroskopi darkfield), anak perlu diberikan infus Aqueous crystalline penicillin G 100.000-150.000 unit/kg/hari, diberikan sebanyak 50.000 unit/kg/dosis secara intravena selama 12 jam dalam 7 hari pertama kehidupan dan tiap 8 jam setelahnya dengan total pemberian obat 10 hari. Alternatifnya adalah Procaine penicillin G sebanyak 50,000 unit/kg/dosis secara intramuskular (IM) sebagai dosis tunggal selama 10 hari. JIka ada satu hari di mana terapi tidak diberikan, regimen harus dimulai dari awal lagi.
Pada bayi yang memiliki kemungkinan sedang untuk memiliki sifilis (hasil pemeriksaan fisik normal, jumlah titer VDRL di bawah empat kali dari ibu, namun ibu menerima tatalaksana yang tidak adekuat atau tidak sama sekali), tatalaksana yang direkomendasikan sama dengan bayi yang kemungkinan besar memiliki sifilis kongenital. Namun, perbedaannya masih boleh diberikan terapi alternatif berupa Benzathine penicillin G 50.000 unit/kg/dosis secara dalam dosis tunggal. Jika bayi memiliki kemungkinan sifilis yang rendah, (bayi yang tidak menunjukkan tanda sifilis kongenital pada pemeriksaan fisik, serum titer nontreponemal sama atau kurang dari empat kali dibandingkan dengan ibunya, dan ibu diberikan tatalaksana secara adekuat > 4 minggu sebelum persalinan), bayi cukup diberikan Benzathine penicillin G sebanyak 50.000 unit/kg/dosis secara intramuskular sebagai dosis tunggal. Jika tatalaksana pada ibu adekuat dan titer serologi nontreponemal pada ibu rendah dan stabil (VDRL <1:2; RPR <1:4) sebelum dan saat kehamilan dan saat persalinan, tatalaksana khusus pada bayi untuk mengatasi sifilis tidak diperlukan. Alur penatalaksanaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan pentalaksanaan sifilis kongenital oleh CDC
Pencegahan adalah cara yang paling baik dalam menangani kemungkinan adanya sifilis kongenital pada bayi. Hal ini dimulai dari mengobati sifilis pada ibu. Tatalaksana yang diberikan pada bayi dengan ibu yang memiliki sifilis ditentukan berdasarkan kondisi klinis serta pemeriksaan serologi bayi. Diagnosis harus dilakukan dengan tepat untuk bisa menentukan regimen yang paling pas untuk diberikan pada bayi.
Referensi:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26042815/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5885289/
28 Feb 2018
12 Sep 2021
20 Mei 2022
24 Mei 2022