primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Penggunaan Kortikosteroid untuk Demam Berdarah Dengue

Oleh: Editorial Primapro

Topik: Virus Dengue, Tatalaksana, kortikosteroid

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, dan mual muntah. Pada kasus yang parah, DBD dapat menyebabkan komplikasi serius seperti perdarahan, syok, dan gagal organ. Komplikasi-komplikasi tersebut sering terjadi pada individu yang sebelumnya sudah pernah terkena dengue sebelumnya, sehingga dipikirkan bahwa patogenesisnya melibatkan reaksi imun. Oleh karena itu, beberapa klinisi memilih untuk memberikan pasien dengue kortikosteroid untuk menekan reaksi imun tersebut. Namun, apakah penggunaannya sesuai?


Virus Dengue dapat memengaruhi sistem imun innate maupun adaptif seorang individu. Sesaat setelah nyamuk Aedes menyuntikkan virus Dengue (DENV) ke aliran darah, virus menginfeksi sel dendritik imatur yang bermigrasi ke kelenjar getah bening. Di kelenjar getah bening, monosit dan makrofag direkrut dan menyebarkan virus ke seluruh tubuh. Sel dendritik imatur yang terinfeksi oleh DENV juga menghasilkan matrix metallopeoteinase (MMP) yang dapat berperan dalam plasma leakage. Selain MMP, plasma leakage juga diakibatkan oleh protein NS1, yaitu protein yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh yang terinfeksi DENV.


Keberadaan DENV juga meningkatkan produksi sitokin-sitokin yang mempromosikan maturitas sel dendritik, seperti IL-6, IFN-gamma, dan TNF-alfa. Ketika sudah matur, sel dendritik dapat meningkatkan replikasi virus 100 kali lipat. Selain itu, infeksi sekunder dengue dengan DENV yang berbeda serotipe dari DENV yang menginfeksi saat infeksi primer dapat mencetuskan produksi antibodi heterotipik yang tidak bisa menetralisasi virus DENV yang menginfeksi, sehingga dapat menimbulkan reaksi imun yang berlebih dan meningkatkan respon tubuh terhadap DENV.


Kortikosteroid dipikirkan dapat menekan sistem imun dengan menginhibisi maturasi sel dendritik, meningkatkan zat anti-inflamasi seperti IL-10, menekan produksi antibodi dari sel B , dan menekan proses imunologik lainnya yang berperan dalam patogenesis dengue, sehingga dapat menstabilkan membran-membran tubuh, menurunkan permeabilitas vaskular, dan mencegah sistem sirkulasi untuk kolaps. Kortikosteroid dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Kortikosteroid juga dapat memperlambat pemulihan dari infeksi virus. Pada beberapa kasus, kortikosteroid dapat memperparah perdarahan pada pasien DBD.


Walaupun demikian, sebuah meta analisis Cochrane oleh Zhang et al (2014) yang mengikutsertakan 8 RCT dan quasi-RCT dengan subyek dewasa dan anak menunjukkan bahwa belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung penggunaan kortikosteroid untuk penderita dengue. Studi ini menemukan bahwa kortikosteroid pada pasien anak dengue shock syndrome tidak secara signifikan menurunkan angka kematian, transfusi darah, perdarahan pulmoner, kejang, atau pun hari perawatan. Karena sampai saat ini belum ada sanggahan terhadap hal tersebut, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum merekomendasikan penggunaan kortikosteroid untuk penyandang DBD.


Patofisiologi gejala-gejala dengue yang mengancam nyawa, seperti plasma leakge belum terlalu jelas, tetapi terdapat pemikiran bahwa sistem imun berperan dalam hal tersebut. Walaupun hal tersebut membuat kortikosteroid tampak menjadi solusi yang tepat, bukti ilmiah yang ada saat ini belum bisa mendukung pemakaiannya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mengapa demikian. Oleh karena itu, badan-badan kesehatan seperti WHO dan CDC belum bisa merekomendasikan steroid untuk menjadi bagian dari protokol pengobatan dengue, dan masih menekan bahwa terapi suportif optimal adalah pendekatan yang paling baik.


Referensi:

Zhang F, Kramer CV. Corticosteroids for dengue infection. Cochrane Database Syst Rev. 2014 Jul 1;2014(7):CD003488. doi: 10.1002/14651858.CD003488.pub3. PMID: 24984082; PMCID: PMC6555473.https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2024/infections-diseases/dengue

Bandara SMR, Herath HMMTB. Corticosteroid actions on dengue immune pathology; A review article. Clinical Epidemiology and Global Health. 2020;8(2):486-94.

CDC. Dengue. Available at: https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2024/infections-diseases/dengue

WHO.Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention, and control.Geneva: WHO Press; 2009


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: