primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Perjalanan Vaksin: dari Cowpox hingga COVID-19

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Sejarah, Vaksinasi

Vaksin adalah salah satu penemuan medis yang paling penting sepanjang sejarah manusia. Jutaan jiwa telah berhasil diselamatkan per tahunnya karena pemberian vaksin rutin. Tak bisa dipungkiri, keberadaannya sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Berikut adalah sejarah vaksin dari tahun ke tahun sejak penemuannya hingga sekarang.

Sebelum penemuan vaksin, penyakit cacar atau smallpox merupakan penyakit yang sangat mematikan. Manifestasi klinisnya berupa demam, malaise, dan ruam yang cepat berkembang menjadi luka-luka bernanah. Pada abad ke-16, tercatat bahwa telah ada upaya untuk menginokulasi nanah dari luka penderita cowpox untuk mencegah smallpox. Ide ini dikembangkan oleh seorang dokter asal Inggris bernama Edward Jenner. Jenner memperhatikan bahwa pemerah susu yang terkena cowpox dari sapi lebih terlindungi dari infeksi smallpox dibandingkan dengan yang tidak. Untuk menguji teorinya tersebut, Jenner mengambil cairan dari luka-luka akibat cowpox pada pemerah-pemerah susu tersebut dan memaparkannya pada seorang anak laki-laki. Setelah beberapa waktu, anak tersebut diobservasi dan anak itu tidak pernah mengidap smallpox selama sisa hidupnya. Setelah itu, Edward Jenner menyempurnakan dan berhasil menciptakan sediaan vaksin smallpox pada tahun 1796. Sejak itu, kasus smallpox turun drastis dan saat ini sudah tereradikasi sejak tahun 1977.

Setelah keberhasilan vaksin cacar, Louis Pasteur berhasil menemukan vaksin live-attenuated (vaksin hidup yang dilemahkan) pertama, yaitu vaksin rabies. Sejak itu, banyak teknik-teknik laboratorium yang berkembang hingga para ilmuwan mulai menciptakan vaksin untuk penyakit lain, khususnya ketika abad ke-19 dan ke-20. Vaksin-vaksin yang muncul dari era tersebut meliputi vaksin kolera, tifus, influenza, yellow fever, tuberkulosis, polio, campak, gondok, rubella, dan banyak penyakit lainnya. Timeline penemuan vaksin bisa dilihat pada Gambar 1.




Gambar 1. Timeline penemuan vaksin (Saleh dkk.)


Di Indonesia, Pandemi COVID-19 menyoroti pentingnya vaksin. Dalam waktu singkat, para ilmuwan mengembangkan vaksin untuk penyakit tersebut. Vaksin COVID-19 pertama dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan disetujui untuk penggunaan darurat pada bulan Desember 2020. Sejak itu, beberapa vaksin lain telah dikembangkan, termasuk vaksin dari Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca. Pandemi COVID-19 mengajarkan kepada pelaku kesehatan masyarakat betapa ganasnya penyakit menular dapat berkembang, sehingga perlu diimbangi dengan perkembangan teknologi vaksin.

Sejarah vaksin sudah mulai terbentang sejak ratusan tahun lamanya, namun baru beberapa dekade silam mulai berkebang dengan pesat. Kemajuan dalam teknologi vaksin berkontribusi sangat besar pada kesehatan populasi dunia. Dari vaksin pertama untuk smallpox hingga vaksin COVID-19, vaksin telah menjadi instrumen penting dalam mengurangi insiden penyakit menular. Penyakit menular sangatlah cepat berkembang, maka pencegahan dan sebagai konsekuensinya, vaksin akan terus menjadi pilar penting dalam menjaga kesehatan populasi dunia.


Referensi:

  1.  1. Saleh A, Qamar S, Tekin A, Singh R, Kashyap R. Vaccine Development Throughout History. Cureus. 2021 Jul 26;13(7):e16635. doi: 10.7759/cureus.16635. PMID: 34462676; PMCID: PMC8386248. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8386248/

 2. Plotkin S. History of vaccination. Proc Natl Acad Sci U S A. 2014 Aug 26;111(34):12283-7. doi: 10.1073/pnas.1400472111. Epub 2014 Aug 18. PMID: 25136134; PMCID: PMC4151719. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4151719/


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: