primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Sebelum Putuskan Donor ASI, Perhatikan Dulu Syarat Berikut Ini!

Author: Marisha A

Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A

Topik: Donor ASI, ASI

Setiap bayi direkomendasikan agar diberikan ASI eksklusif oleh ibunya selama enam bulan. Namun, tidak semua ibu bisa memberikan ASI karena beberapa kondisi yang tidak memungkinkan. Karena itu, dibuat program donor ASI yang bertujuan untuk membantu anak-anak lain yang tidak bisa mendapatkan ASI langsung dari ibunya. Apa saja yang perlu diperhatikan untuk donor ASI?

Syarat donor ASI

istockphoto-1224752960-612x612.jpg

Donor ASI dilakukan dengan memberikan ASI perah dari ibu yang memiliki ASI surplus ke bayi yang ibunya kekurangan ASI. Donor ASI di Indonesia masih bersifat kekeluargaan dengan cara ASI biasanya diberikan kepada yang masih dalam hubungan darah atau kerabat yang dikenal dekat.

Donor ASI di sini juga kebanyakan mengikuti ajaran agama Islam yang mengharuskan pemberian ASI hanya kepada bayi dengan jenis kelamin sama. Hal ini dilakukan karena jika diberikan ke bayi yang berbeda kelamin, dikhawatirkan mereka tidak akan bisa menikah karena menjadi saudara persusuan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan dua tahap penapisan atau skrining bagi calon ibu pendonor ASI. Skrining tahap I terdiri dari:

  • Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan.
  • Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui.
  • Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih.
  • Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ atau jaringan dalam 12 bulan terakhir
  • Tidak mengonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi. Obat atau suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI.
  • Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis B atau C, HIV, atau HTLV2.
  • Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit menular, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B atau C, serta bukan penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah, dan bukan seseorang yang menggunakan obat ilegal, perokok, atau minuman beralkohol.

Skrining tahap II terdiri dari:

  • Harus menjalani skrining yang meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan kepada bayi prematur).
  • Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan.
  • Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.

Itu dia beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menerima atau mendonorkan ASI. Apakah Mom berniat melakukan donor ASI?

Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar ASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!

Sumber foto: Freepik

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: