Tumbuh kembang bayi menjadi salah satu yang paling dinantikan orang tua, termasuk saat bayi tumbuh gigi. Namun untuk pertumbuhan gigi pada bayi, biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman. Apalagi, si Kecil belum bisa memberitahu keluhan yang dirasakan. Alhasil, bayi jadi rewel.
Tak hanya itu, biasanya tumbuh gigi juga disertai oleh demam dan beberapa ciri-ciri lainnya. Nah, di artikel ini, PrimaKu akan membahas mengenai serba-serbi tumbuh gigi pada bayi. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Umur bayi saat tumbuh gigi
Sebelum mengetahui ciri-cirinya, MomDad perlu tahu dulu nih kapan si Kecil mulai tumbuh gigi. Nah, pada umumnya pertumbuhan gigi pada bayi terjadi saat ia menginjak usia 6 bulan yang diawali dengan tumbuhnya gigi seri bawah.
Gigi pada anak biasanya tumbuh berpasang-pasangan, bisa sepasang di atas atau di bawah. Setelah gigi seri, gigi-gigi susu lain seperti geraham dan taring akan muncul secara bertahap. MomDad bisa melihat si Kecil punya gigi yang lengkap pada usia sekitar 36 bulan.
Namun, saat si Kecil belum menunjukkan pertumbuhan gigi di usia lebih dari 6 bulan, jangan dulu khawatir, ya. Gigi pertama bisa saja muncul di rentang usia hingga 182 bulan dan dianggap normal, kok. Tetapi, jika si kecil tak juga memiliki gigi pertamanya saat usia 12 bulan, sebaiknya MomDad berkonsultasi dengan dokter gigi.
Sementara, ada juga penyebab keterlambatan tumbuhnya gigi susu pada bayi, seperti prematur, berat badan bayi yang rendah saat lahir, defisiensi hormon tiroid atau hormon pertumbuhan, kelainan genetik dengan adanya sindroma tertentu, dan juga defisiensi nutrisi.
Tanda si Kecil mulai tumbuh gigi adalah munculnya tonjolan pada gusi yang berbentuk menyerupai calon mahkota gigi susu. Biasanya, di bidang kedokteran gigi, hal ini disebut sebagai Bulging.
Gejala lain yang umumnya muncul adalah air liur bayi yang bertambah. Bayi mungkin juga merasa gusinya gatal dan tidak nyaman sehingga dia sering menggigit-gigit tangan atau mainan dan benda lainnya. Terkadang, tumbuh gigi juga disertai dengan demam.
Selain itu, MomDad juga perlu curiga saat si Kecil mulai susah makan dan menolak semua makanan yang ditawarkan. Hal ini tak lain karena ia mulai merasa tidak nyaman pada area gusinya.
Meredakan rewel pada bayi yang tumbuh gigi
Tumbuh gigi merupakan proses alami yang dirasakan semua anak, namun bisa membuatnya tidak nyaman dan rewel. Untuk itu, MomDad bisa melakukan berbagai cara untuk meringankan rasa sakit pada gusinya, misalnya membersihkan gusi bayi dengan kasa lembut yang dibasuh air. MomDad bisa menggosoknya dengan menggunakan jari. Biasanya, si Kecil akan mengemut jari untuk membantu meredakan gusi yang gatal.
Selain itu, beri bayi empeng atau teether yang sudah disimpan dalam kulkas. Ngempeng bisa meredakan rasa nyeri dan tidak nyaman pada gusinya. Tapi, pastikan teether jangan terlalu dingin atau beku karena bisa melukai mulut si Kecil.
Kalau bayi demam lebih dari 38°C, MomDad bisa memberikan obat penurun panas seperti parasetamol. Tapi, jika demam yang disertai dengan rasa sakit pada area tubuh lain atau kondisi bayi yang lemas, sebaiknya bawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan.
Mempercepat pertumbuhan gigi
Sebagian bayi cepat mengalami pertumbuhan gigi, namun ada juga yang belum menunjukkan pertumbuhan gigi di usia lebih dari 12 bulan. Nah, MomDad bisa lho melakukan beberapa cara untuk merangsang gigi bayi agar cepat tumbuh.
Salah satu caranya dengan merangsang aktivitas rahang yang dapat menstimulasi pertumbuhan gigi, dengan cara mengunyah. Meskipun bayi belum mempunyai gigi, ia sudah dapat belajar untuk melakukan aktivitas pengunyahan dengan menggunakan gusinya atau biasa disebut sebagai gum pad. Gusi bayi yang cukup keras bisa digunakan dalam aktivitas mengunyah atau menggigit sesuatu.
Nah, itu dia serba-serbi mengenai pertumbuhan gigi bayi. Semoga bisa menjawab keresahan MomDad saat si Kecil baru tumbuh gigi. Untuk mendapatkan banyak informasi lain mengenai tumbuh kembang anak, MomDad bisa lho follow akun Instagram Primaku @official.primaku. Selain itu, jangan lupa untuk membaca artikel informatif lainnya di aplikasi PrimaKu, ya.
Sumber foto: Pexels dan Pixabay
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.