Meta PixelVaricella: Pencegahan dan Tatalaksana<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Varicella: Pencegahan dan Tatalaksana

Author: dr. Afiah Salsabila

14 Mar 2024

Topik: varicella, Jadwal Vaksin, Vaksin Anak

Varicella, atau chickenpox merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV), yaitu virus yang juga bisa menyebabkan herpes zoster. Penyakit ini ditandai oleh munculnya ruam pada kulit yang gatal. Varicella terjadi pada tiap negara di seluruh dunia. Penyakit ini sangat sering ditemukan pada anak. Penyakit ini memiliki angka penularan sebanyak 90%. Gejala varicella biasanya lebih ringan di anak dibandingkan oleh orang dewasa. Namun, manifestasi klinis bisa lebih berat pada anak yang kekebalan tubuhnya kurang baik.

Sumber infeksi varicella bisa berasal dari penderita varicella aktif maupun penderita herpes zoster. Penularan terjadi melalui percikan ludah (droplet), kontak langsung dengan cairan vesikel, dan aerosol. Masa inkubasi memiliki rentang 10-21 hari, namun . Penderita menjadi infeksius 1-2 hari sebelum erupsi kulit muncul sampai semua lesi membentuk krusta (keropeng).

Manifestasi klinis diawali demam dan malaise, diikuti munculnya ruam makulopapular yang cepat berubah menjadi vesikel yang bersifat gatal. Gejala prodromal seperti yang telah dideskripsikan lebih sering terjadi pada pasien dewasa dan lebih jarang pada anak. Ruam biasanya pertama kali timbul sebagai bintil merah pada wajah, lalu kulit kepala, batang badan, lengan atas, dan tungkai kaki. Dalam 10 hingga 12 jam kemudian, bintil -bintil merah tersebut berkembang menjadi benjolan, vesikel, dan pustul yang berumbilikasi, diikuti dengan pembentukan krusta. vesikel dapat timbul di telapak tangan, telapak kaki, dan area genitalia, serta rongga mulut dan tonsil, menyebabkan nyeri dan gatal pada tenggorokan.

Komplikasi varicella meliputi superinfeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak, pneumonia, dan ensefalitis. Pasien dengan kekebalan tubuh yang rendah (imunokompromais) berisiko tinggi mengalami komplikasi berat bahkan kematian. Ibu hamil yang terinfeksi dapat menularkan virus ke janinnya yang belum immune, mengakibatkan varicella kongenital.

Diagnosis varicella umumnya ditegakkan secara klinis berdasarkan gambaran khas lesi kulit dalam berbagai tingkat perkembangan. Pemeriksaan laboratorium spesifik seperti isolasi virus, serologi, atau PCR dapat dilakukan jika diperlukan konfirmasi diagnostik.

Tujuan utama pengobatan varicella adalah untuk meringankan gejala. Kasus tanpa komplikasi cukup dengan simptomatis menggunakan antipiretik, anti gatal, serta perawatan lesi. Pemberian kalamin topikal dapat meredakan gatal. Karena rawan untuk menggaruk, anak perlu dipastikan bahwa kukunya pendek dan jika memungkinkan dipakaikan sarung tangan. Penderita dengan komplikasi perlu mendapat terapi parenteral antivirus seperti asiklovir. Pada anak yang imunokompromais, asiklovir dapat mengurangi gejala jika diberikan dalam 24 jam sejak ruam muncul, namun tidak menurunkan risiko komplikasi. Isolasi pasien sangat dianjurkan sampai semua lesi kering.

Vaksinasi merupakan strategi pencegahan varicella yang paling efektif. Vaksin varicella telah tersedia dan direkomendasikan bagi semua anak pada usia 12-15 bulan untuk dosis pertama lalu dilanjutkan dengan dosis kedua pada 6 minggu - 3 bulan dari dosis pertama.

Varicella ada penyakit yang sangat menular. Untuk bisa mencegah penyebarannya, dokter harus bisa mengidentifikasi kasus varicella dan memberikan tatalaksana yang tepat pada pasien supaya bisa sembuh dan tidak menularkan. Jika menularkan, penyakit ini bersifat mematikan, khususnya yang memiliki imunitas rendah di mana gejala bisa lebih berat.


Referensi:

Ayoade F, Kumar S. Varicella-Zoster Virus (Chickenpox) [Updated 2022 Oct 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/