primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Kepedulian Terhadap Anak Melalui Kesetaraan Pelayanan Kesehatan Anak

Author:

Topik: bayi, Pra-sekolah, Sekolah, Remaja

Kepedulian Terhadap Anak Melalui Kesetaraan Pelayanan Kesehatan Anak

 

DALAM memberikan pelayanan kesehatan, setiap dokter perlu memahami adanya interaksi antara keadaan medis dengan pengaruh sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kemajuan dalam bidang kedokteran dapat membantu mengurangi angka kesakitan dan kematian, serta memperbaiki kualitas hidup anak. Walaupun demikian, hal ini dapat menyebabkan biaya pelayanan kesehatan meningkat, yang dapat menimbulkan kesenjangan pelayanan kesehatan. Keadaan ini menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan memastikan bahwa pelayanan kesehatan tersedia bagi semua anak. Di lain pihak, kemajuan teknologi juga memungkinkan meningkatnya penyakit kronis. Saat ini,  penyakit kronis merupakan salah satu alasan tersering perawatan anak di rumah sakit. Kita harus menjawab kekhawatiran yang meningkat terhadap pelecehan fisik, emosional, dan seksual, serta kekerasan. Dengan pelayanan bayi baru lahir yang lebih baik, persentase kelangsungan hidup dari bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah akan lebih besar. Hal ini juga harus diikuti dengan kewaspadaan terhadap masalah kesehatan kronis atau keterlambatan perkembangan yang mungkin terjadi dan berdampak seumur hidup.

 

Pelayanan kesehatan anak

 

Masalah ekonomi dan psikososial yang kompleks sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak. Masalah kesehatan anak tersebut terkait dengan (1) jaminan asuransi kesehatan, (2) pelayanan kesehatan primer yang mudah dijangkau dan pelayanan preventif dan kuratif sesuai standar pelayanan kesehatan anak, (3) pelayanan ibu hamil dan setelah melahirkan, (4) kelahiran pada wanita yang tidak menikah, (5) section caesarea yang meningkat, (6) kelahiran prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, (7) kelahiran dan aborsi pada remaja, (8) kematian bayi, (9) inisiasi dan kelanjutan menyusui, meskipun cukup banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif segera setelah melahirkan, tetapi masih banyak pula ibu yang tidak melanjutkan menyusui bayinya sampai usia 6 bulan, (10) penggunaan dan penyalahgunaan zat terlarang pada siswa sekolah, (11) sistem pengasuhan anak yang melindungi anak dari risiko menjadi anak jalanan, putus sekolah, mengalami masalah kesehatan mental, penyalahgunaan zat, dan tidakan asusila.

 

Kesenjangan kesehatan anak

 

Kesenjangan kesehatan adalah perbedaan yang ada setelah memperhitungkan kebutuhan, preferensi, dan ketersediaan pelayanan kesehatan anak. Diskriminasi, kondisi sosial, hambatan berbahasa, dan kemiskinan merupakan beberaoa hal yang berkaitan dengan kesenjangan kesehatan.

 

Masih banyak anak yang belum memperoleh tingkat kesehatan dan meraih potensi hidup yang optimal. Pelayanan kesehatan anak yang tidak terstandar dapat menjadi penyebab kesenjangan kesehatan dan kesejahteraan anak. Faktor lingkungan yang tidak kondusif juga sangat berpengaruh terhadap capaian tingkat kesehatan dan kesejahteraan anak,. Oleh karena itu, jika kita akan menghilangkan kesenjangan kesehatan dan kesejahteraan, serta memastikan semua anak dapat mencapai potensi hidup mereka, penyebab kesenjangan kesehatan harus diatasi. Menghilangkan kesenjangan kesehatan akan mengurangi risiko terjadinya beberapa keadaan yang merugikan (mencapai 60-70 persen), seperti bayi berat lahir rendah, masalah psikologis, kekerasan pada anak, dan kecelakaan.

 

Kesenjangan kematian bayi berkaitan dengan kurangnya akses yang memadai ke pusat pelayanan kesehatan selama ibu hamil. Angka kematian bayi meningkat sejalan rendahnya tingkat pendidikan ibu. Anak dar keluarga sosial ekonomi rendah dan tinggal jauh dari pusat pelayanan kesehatan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mendapat pelayanan kesehatan anak. Demikian pula sebaliknya, tingkat perawatan di rumah sakit lebih tinggi pada anak dari keluarga dengan lingkungan sosial ekonomi rendah.

 

Aspek sosial dan budaya

 

Kemiskinan dan kemudahan akses ke pusat pelayanan kesehatan harus menjadi perhatian utama semua pihak. Masalah lainnya yang juga perlu mendapat perhatian, yaitu sekolah, gangguan belajar, kecemasan pada anak dan remaja, kekerasan, human immunodeficiency virus (HIV), efek kekerasan media, aktivitas seksual, dan penggunaan serta penyalahgunaan zat terlarang. Secara umum, angka kejadian gangguan psikososial anak prasekolah dan usia sekolah sebesar 10-13 persen. Diperkirakan 20-25 persen anak mengalami masalah mental.

 

Praktik pengobatan alternative merupakan bagian dari perspektif budaya yang luas. Diperkirakan 30 persen anak mendapatkan pengobatan alternatif. Walaupun demikian, hanya sebagian keluarga yang menginformasikannya kepada dokter. Beberapa di antaranya mungkin efektif sedangkan lainnya dapat tidak efektif atau bahkan berbahaya.

 

Sesuai kebijakan IDAI terkait pengasuhan anak yang dimulai dari keluarga, diimbau kepada semua pihak untuk memenuhi hak anak dengan menyediakan akses untuk keluarga ke tenaga kesehatan/ahli yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

 

Penulis: Badriur Hegar

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Artikel sudah pernah di muat pada Kompas, Kolom Klasika, tanggal 28 Juli 2013

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: