Sekolah tatap muka mulai, sudah siapkah kita?
Author:
Topik: Pembelajaran Tatap Muka, PTM, Tatap Muka
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan anak Indonesia, namun juga mempengaruhi perkembangan anak, terutama dalam hal dihentikannya proses pembelajaran tatap muka (PTM) sejak Maret 2020 lalu.
Upaya stimulasi optimal memang menjadi sorotan di tengah pandemi yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun ini. Pasalnya, semenjak ditutupnya sekolah kegiatan belajar mengajar lebih banyak menerapkan metode pembelajaran jarak jauh, yang tidak dapat menggantikan seratus persen apabila sekolah dilakukan tatap muka. Ketika belajar tatap muka di sekolah, anak mendapatkan berbagai informasi, pengalaman sosial, kesempatan, pembelajaran, serta aktivitas yang sangat memperkaya kemampuan motorik, psikososial dan kognitifnya. Di satu sisi, pembukaan sekolah untuk kegiatan belajar tatap muka berisiko tinggi untuk menjadi sumber penularan COVID-19, namun terdapat berbagai laporan bahwa selama pandemi anak berisiko putus sekolah, mengalami stress, dan berbagai ancaman lain yang berdampak pada kesejahteraan anak.
IDAI mendukung kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh sejak bulan Mei 2020. Berdasarkan anjuran IDAI pada saat itu, pembukaan sekolah dapat dilakukan dengan memerhatikan situasi COVID-19 di Indonesia. Pada bulan Desember 2020, IDAI menyarankan bahwa keputusan pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka dapat berbeda antar daerah dengan mempertimbangkan situasi setempat. Pemerintah daerah disarankan untuk berkonsultasi dengan dinas kesehatan setempat dan juga organisasi profesi kesehatan. Seiring dengan situasi dan penyebaran COVID-19 saat ini, pada bulan April 2021 IDAI menghimbau bahwa PTM belum direkomendasikan. Apabila sekolah tetap akan dibuka untuk kegiatan PTM, maka angka positif kasus COVID-19 di daerah tersebut harus berada di bawah angka 5% dengan menurunnya tingkat kematian. Saran tersebut masih berlaku saat ini, terutama dalam keadaan jumlah kasus meningkat pesat dan banyak terjadi kematian akibat COVID-19.
Apabila keadaan memenuhi syarat epidemiologi untuk dinyatakan cukup aman, IDAI merekomendasikan beberapa persyaratan baik bagi penyelenggara pendidikan, orangtua dan juga peserta didik dalam menjalankan PTM. Beberapa syarat tersebut antara lain adalah kelengkapan vaksinasi, penyediaan sarana cuci tangan di sekolah, pengaturan jam masuk, pencegahan kerumunan di sekolah, dan pemetaan siswa dan orang tua yang memiliki komorbid. Sekolah juga disarankan melakukan swab berkala bagi para guru dan tenaga pengajar lain serta memiliki tim pelacakan kontak (tracing) dan alur mitigasi bila ada yang terkonfirmasi positif. Untuk sekolah yang berasrama, siswa dan guru disarankan tidak keluar masuk lokasi asrama dan sekolah dan tidak diperkenankan adanya orang atau pihak luar yang keluar masuk asrama selain dari waktu yang telah ditentukan pihak sekolah. Orangtua atau wali yang datang berkunjung juga disarankan sudah melakukan tes PCR SARS-COV-2.
Mengingat bahwa pandemi COVID-19 ini belum dapat diperkirakan waktu berakhirnya, maka IDAI juga menyarankan agar sekolah menyediakan fasilitas blended learning sehingga orangtua dapat memilih apakah anak akan mengikuti pembelajaran jarak jauh atau tatap muka. Inovasi juga perlu dilakukan pihak sekolah seperti belajar di alam, taman, lapangan, atau lokasi lain yang berupa ruangan terbuka.
Orangtua yang menyetujui anaknya untuk mengikuti PTM wajib menjaga disiplin penggunaan masker dan juga melatih anak untuk disiplin menggunakan masker saat berada di lingkungan sekolah. Etika batuk, etika bersin, serta kesadaran untuk mencuci tangan juga merupakan hal yang harus diajarkan orangtua kepada anak sebelum memulai PTM. Apabila anak mengalami gejala demam, batuk, pilek, bersin, muntah ataupun diare, orangtua wajib tanggap memberi tahu pihak sekolah dan segera melakukan pemeriksaan terhadap anak tersebut.
Berbagai rekomendasi IDAI mengenai pembukaan sekolah di masa pandemi dapat dilihat di sini.
penulis:
Dini Mirasanti (PrimaKu), Madarina Julia (PrimaKu, ed)
Bahan bacaan:
- Anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia mengenai kegiatan belajar mengajar di masa pandemi COVID-19 (30 Mei 2020)
- Pendapat Ikatan Dokter Anak Indonesia mengenai rencana transisi pembelajaran tatap muka (1 Desember 2020)
- Rekomendasi IDAI mengenai pembukaan sekolah di masa pandemi (pemutakhiran 27 April 2021)