primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Cara Atasi Anak yang Suka Melawan

Author: Fauziah Sabtuanisa

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Parenting Lifestyle, Parenting, Tips Parenting

Setiap orang tua berusaha mendidik anaknya agar menjadi anak yang penurut dan mendengar perkataan orang tua. Namun, tak mungkin MomDad pernah mengalami momen di mana si Kecil susah diatur dan berujung melawan. Padahal, MomDad merasa selama ini sudah mendidik si Kecil dengan baik. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

Penyebab anak suka melawan

Tanpa judul(14).jpg

Setiap orang memiliki berbagai emosi dan tak terkecuali anak-anak. Seiring beranjalannya waktu, anakmenjadi dewasa dan kemampuannya meregulasi emosi akan semakin baik. Ia pun dapat mengutarakan apa yang dirasakannya dengan kata-kata, misalnya “aku sangat lelah dan rasanya ingin marah”, atau “aku tidak suka perbuatan temanku di tempat kerja, aku merasa diperlakukan tidak adil” dan lain sebagainya.

Sayangnya bagi anak-anak yang kemampuan bahasanya masih terbatas, serta regulasi emosinya masih belum berkembang, hal ini seringkali dilampiaskan dalam bentuk anak yang “cranky”, selalu melawan, kaku dan tidak fleksibel saat meminta sesuatu, bertingkah misalnya dengan melempar benda, memukul, dan lain-lain. Ketika anak bertingkah buruk, hal itu sering kali menjadi tanda bahwa ia sedang mengalami emosi yang besar, yang tidak bisa ia katakan dan membuatnya merasa tidak nyaman. Baik itu marah, kecewa, irihati, dan berbagai emosi negatif lainnya.

Justru Ketika anak bersikap seperti ini, orang tua dapat menangkap “sinyal” bahwa sebenarnya anak memerlukan bantuan untuk memproses emosinya yang mendorong anak berperilaku buruk.

Cara atasi anak yang suka melawan

istockphoto-1180835131-612x612.jpg

Tangisan dan tertawa adalah cara yang paling jitu untuk kita melepaskan emosi dan kecemasan. Dengan mengajak anak “melampiaskan” emosinya dengan permainan, atau jika perlu, tangisan, merupakan cara tepat untuk membantu anak meregulasi emosinya dan ia tetap merasa terkoneksi dengan orang tua, alih-alih merasa diasingkan atau dihukum karena ia “bertingkah”.

Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan, misalnya:

  • Mengakui perasaan anak dan berempati dengannya merupakan hal yang dapat dilakukan, misalnya mengatakan dengan bahasa yang dapat ia mengerti, memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan perasaan yang mendorongnya melakukan hal buruk atau melawan.
  •  Izinkan anak mengekspresikan emosinya, namun dengan tetap memberi batasan terhadap perbuatan yang merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Misalnya, “kakak marah karena adik merusak gedung yang kakak buat ya? Ibu paham, tetapi kita tidak boleh memukul. Yuk, kira-kira kakak mau bilang apa ke adik supaya tidak diulangi?”
  • Membacakan buku cerita tentang emosi. Carilah buku cerita yang relevan dengan kondisi serta perkembangan mental anak saat ini, supaya ia dapat lebih memahami dan terhubung dengan cerita tersebut, misalnya buku tentang marah atau cemburu.
  • Bantu anak untuk memecahkan masalah, contohnya “adik sedih, ya karena temanmu tidak jadi main ke rumah? Kalau adik sudah tenang, yuk kita sama-sama cari permainan yang asyik. Kita mainkan bersama!”
  • Bermain. Bermain merupakan cara yang sangat ampuh untuk membantu anak memproses emosinya, misalnya Ketika MomDad melihat gelagat bahwa anak akan bertingkah, seperti mulai membanting mainan, melempar barang. Maka, hal yang bisa MomDad lakukan yaitu mengangkatnya dari lantai dan mengayun-ayunkan anak sambil mengajaknya bercanda atau menggelitiknya, dan juga bisa mengajaknya berkejar-kejaran di sekitar rumah.
  • Tangisan. Ketika waktu bermain telah lewat, misalnya pada kondisi anak yang sangat marah atau sedih, maka MomDad dapat membantu meluapkan emosinya dengan tangisan, misalnya “ibu lihat kakak sudah sangat marah, kakak boleh menangis jika kakak mau, ibu ada disini. Jika kakak sudah siap, ibu selalu siap untuk memberikan pelukan ke kakak ya.”

Nah, itulah yang bisa MomDad lakukan untuk atasi si Kecil yang melawan. Ingat, jangan sekali-kali MomDad. Semoga setelah membaca artikel ini, MomDad menjadi lebih bijak dan sabar, ya menghadapi si Kecil.

Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!

Referensi: Markham L. Peaceful parent, happy kids. New York: Penguin books. 2012

Sumber foto: Freepik

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: