primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Anak dikasih minum susu terus, baik ga sih?

Author: Dr. Dini Mirasanti, Sp.A, Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D (editor)

Topik: Nutrisi, 1-3 Tahun, 4-7 Tahun, 7-12 Tahun

Susu merupakan salah satu bagian penting dalam asupan makanan seorang anak. Sejak lahir, bayi mendapatkan makanan utama berupa susu, baik air susu ibunya sendiri maupun dalam bentuk susu formula. Susu diketahui merupakan sumber kalsium dan fosfat yang baik untuk perkembangan tulang dan gigi. Selain itu, susu juga mengandung protein, lemak, vitamin B, dan energi yang cukup untuk pertumbuhan bayi. Namun, bagaimana jika anak yang seharusnya sudah makan padat masih minum susu terlalu banyak? Adakah bahayanya jika anak mengkonsumsi susu terlalu banyak?


Jika anak minum susu terlalu banyak, dapat terjadi ketidakseimbangan dalam beberapa hal, yaitu:

  1. Tingginya kalori/energi yang terkandung di dalam volume susu yang diminum
  2. Jumlah kalsium dalam volume susu yang diminum terlalu banyak
  3. Jumlah serat dalam volume susu yang diminum terlalu sedikit


Anak berusia 12 bulan ke atas sudah harus mengkonsumi makanan padat sebagai sumber utama nutrisinya. Bentuk makanan pun sebisa mungkin sudah seperti makanan keluarga agar anak terpapar pada diet yang sehat dan bervariasi. Anak berusia di bawah 12 bulan tidak disarankan mengkonsumsi susu sapi segar, sedangkan anak berusia 12 bulan ke atas disarankan membatasi asupan susu sapi sebanyak 500 mL per hari. Air seharusnya menjadi minuman utama sejak anak berusia 12 bulan. 


Kalsium yang sering menjadi alasan orangtua masih memberikan susu dalam volume besar kepada anak memang penting untuk pertumbuhan tulang. Namun, terlalu banyak asupan kalsium dapat menghambat penyerapan besi, sehingga minum terlalu banyak susu dapat menyebabkan anemia. Sumber kalsium pun tidak hanya berasal dari susu. Kacang-kacangan juga mengandung kalsium dalam jumlah yang cukup. Protein yang terdapat di dalam susu tentu juga terkandung dalam berbagai jenis makanan lain, seperti ikan, telur dan daging. 

Kalori yang terkandung pada susu juga dapat menjadi masalah bila anak terlalu banyak minum susu. Sebuah penelitian pada tahun 2014 menemukan bahwa balita yang mengkonsumsi 3 hingga 4 gelas susu per hari memang memiliki perawakan yang lebih tinggi, namun juga cenderung lebih obes atau overweight. Susu mengandung gula, protein, dan tentu lemak jenuh yang telah diketahui menyebabkan obesitas. Karena merupakan minuman berkalori, minum susu akan menimbulkan rasa kenyang sehingga bila anak minum susu dalam jumlah besar, anak tidak akan memiliki kesempatan yang cukup untuk merasa lapar. Hal tersebut tentu dapat menimbulkan masalah terutama bagi anak yang pemilih dalam hal makanan (picky eater). Anak akan makan semakin sedikit dan makanannya juga kurang bervariasi. 

Masalah lain akibat terlalu banyak minum susu adalah karies gigi yang dapat mengenai mahkota dan akar gigi. Karies gigi disebabkan oleh bakteri di dalam mulut yang menggunakan gula sebagai sumber energi. Metabolisme gula oleh bakteri tsb akan menyebabkan lingkungan mulut menjadi asam dan bersifat korosif. Penelitian menunjukkan bahwa karies gigi sering terjadi pada anak yang minum susu dari botol atau dot sebelum tidur. Karena tidak sempat menggosok gigi atau berkumur, sisa gula susu (laktosa) di dalam mulut tersebut lambat laun akan menyebabkan karies. 

Sebagai kesimpulan, susu bukan lah suatu minuman super. Susu memang memberikan zat gizi penting yang dibutuhkan seorang anak, namun terlalu banyak minum susu ternyata juga memberikan dampak kesehatan yang kurang baik. Anak cukup mengonsumsi susu sebanyak 2 gelas atau 500 mL per hari dan tentu makan makanan keluarga dengan gizi lengkap dan seimbang lebih diutamakan. 


Daftar bacaan:

  1. Spence LA, Cifelli CJ, Miller GD. The role of dairy products in healthy weight and body composition in children and adolescents. Curr Nutr Food Sci. 2011;7:40-9.
  2. Rahman NHA, Gayathri R, Priya VV. Relationship between milk consumption and dental caries in children aged 0-5. J Pharm Sci & Res. 2017;9:170-72. 
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: