Anak Makan Sedikit? Begini Cara Penuhi Nutrisi Small Eater

Small eater merupakan istilah yang digunakan untuk gangguan makan pada si Kecil yang ditandai dengan makan yang sangat sedikit, memiliki status gizi kurang walaupun sudah menjalankan feeding rules dengan benar.

Biasanya, si Kecil dapat mulai menjadi small eater pada masa-masa transisi dari ASI ke makan mandiri, yaitu pada usia 6 bulan hingga 3 tahun. Bahkan, ada pula yang menyebut si Kecil dengan small eater ini adalah anak aktif yang kurang tertarik terhadap makanan atau proses makan namun tidak memiliki masalah medis tertentu. 

Kondisi ini kerap kali dikhawatirkan para orang tua, karena takut kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi dengan optimal. Alhasil, orang tua akan memberikan camilan yang banyak ke si Kecil dengan alih-alih untuk memenuhi nutrisinya.

Sayangnya, cara seperti itu kurang tepat. Pasalnya, memberikan camilan justru akan menurunkan selera terhadap makanan utama dan pada akhirnya akan dipaksa untuk makan.

Anak yang makan sedikit membuat para orang tua khawatir, apakah kebutuhan nutrisinya terpenuhi? Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan small eater, MomDad bisa melakukan tips berikut:

• Tawarkan makanan utama lebih sering.
• Jangan tergoda memberikan susu sebagai ganti makanan utama, berikan susu sesuai jadwal.
• Peningkatan kalori makanan rumah melalui penambahan lemak (mentega, minyak, santan).

Namun, apabila hal-hal di atas tidak terlalu membantu, MomDad dapat berkonsultasi dengan dokter untuk pemberian susu dengan densitas kalori yang lebih tinggi. Sebab pada usia 1-3 tahun kebutuhan kalori dari susu hanya berkisar 30% dari kebutuhan harian.

Jadi, jika si Kecil merupakan small eater, jangan ragu yaa MomDad untuk konsultasikan gangguan tersebut ke dokter anak untuk mendapatkan tindakan yang tepat.

Referensi: UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI. Pendekatan diagnosis dan tata laksana masalah makan pda batita di Indonesia. 2014