Anak Suka Menolak Makanan Baru, Kenali Food Neophobia
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Food Neophobia, MPASI
Food neophobia merupakan bagian dari fase perkembangan normal seorang anak. Pada fase food neophobia, anak cenderung menolak makanan baru. Fase neophobia ini sebenarnya merupakan proses mekanisme evolusi survival yang menguntungkan untuk membantu anak menghindari konsumsi substansi beracun saat sang anak sudah memiliki kemampuan mobilitas dan memilih makanannya sendiri tanpa pengawasan orang tua. Food neophobia pada umumnya mulai terjadi pada usia 1-3 tahun, dan mencapai puncaknya pada usia 2-6 tahun. Perilaku ini seharusnya berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan relatif stabil pada titik terendah pada usia dewasa.
Kapan Perlu Waspada?
Food neophobia dapat menjadi penolakan berkepanjangan dan konsisten terhadap makanan tertentu yang menimbulkan masalah makan berupa food preference. Food preference memiliki spektrum, mulai dari picky eater sampai selective eater. Picky eater didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, namun masih mengkonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur atau buah, sedangkan selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.
Anak dengan picky eater pada umumnya juga menolak mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup. Dia sering menolak rasa atau tekstur makanan tertentu. Picky eater dapat merupakan fase normal perkembangan anak, namun selective eater merupakan kondisi patologis. Anak selective eater berisiko mengalami malnutrisi karena hilangnya nutrisi/asupan dari salah satu golongan makanan tertentu, baik itu makronutrien atau mikronutrien. Selective eater merupakan kondisi yang sering terjadi pada gangguan perilaku, seperti pada autistic spectrum disorder, posttraumatic feeding disorder, gangguan menelan, keterlambatan oromotor, dan kelainan saluran cerna.
Penting untuk memahami bahwa preferensi makanan dan food neophobia dapat bervariasi antar individu. Faktor-faktor seperti pengalaman masa kecil, lingkungan keluarga, dan budaya dapat memainkan peran dalam pembentukan preferensi makanan.
Referensi: Rekomendasi tatalaksana masalah makan pada anak dan balita. IDAI. 2014. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik