Bagaimana Pertambahan Berat Badan Bayi yang Baik?
Author: Fauziah Sabtuanisa
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Berat Badan, MPASI
Berat badan (BB) seret bisa menjadi salah satu indikasi adanya gangguan pertumbuhan pada anak. Umumnya, BB anak yang susah naik berkaitan dengan kurangnya asupan nutrisi, karena meningkatnya kebutuhan tubuh, atau karena hal lain. Terlebih, berat badan rendah untuk anak seusianya, merupakan salah satu ciri stunting yang paling dikhawatirkan para orang tua.
Lantas, bagaimana cara pertambahan BB yang baik pada si Kecil, sih?
Penambahan berat badan bayi berdasarkan periode usia
Bagi seorang bayi, tentunya aspek pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang krusial untuk dipantau. Yang dimaksud dengan pertumbuhan kali ini adalah penambahan berat badan bayi.
Umumnya, pemantauan berat badan bayi perlu dilakukan setiap bulan saat kunjungan rutin ke dokter. Garis besarnya, kenaikan berat badan bayi pada bulan ke-0-3 bulan adalah sekitar 750-1.000 gram/bulan atau sekitar 30 gram/hari.
Sedangkan untuk kenaikan berat badan bayi yang berusia 3-6 bulan umumnya sekitar 600 gram/bulan, atau sekitar 20 gram per hari. Terus, kenaikan berat badan bayi usia 6-9 bulan beratnya sekitar 450 gram/bulan, atau sekitar 15 gram/bulan, dan sedangkan usia 9-12 bulan adalah 220 gram/bulan atau 12 gram/hari.
Yang perlu menjadi perhatian adalah pada bayi baru lahir berusia 1-2 minggu. Sebab, pada kondisi ini, normalnya akan terdapat penurunan berat badan maksimal 10% dari berat lahir di 1 minggu pertama pada bayi cukup bulan dan dalam 2 minggu pada bayi prematur.
Yang telah disebutkan di atas hanya sebagai estimasi atau gambaran besar, namun tentu saja saat kontrol harus disesuaikan dengan individu bayi masing-masing, ya MomDad!
Cara membantu bayi untuk menambah berat badan di masa MPASI
Untuk memberikan MPASI, ada beberapa strategi yang perlu MomDad ketahui agar si Kecil terhindar dari stunting, salah satunya dengan memberikan MPASI adekuat. Artinya, MPASI harus memenuhi nutrisi bayi, baik makronutrien (karbohidrat, lemak, protein) serta mikronutrien berupa vitamin dan mineral seperti zat besi, vitamin A, B, kalsium, dan lain sebagainya. Salah satu rumus dasar MPASI adekuat yang perlu MomDad ingat adalah Prioritaskan protein hewani (prohe) 10-15% dari total kebutuhan kalori.
Berikut 5 protein hewani yang bisa MomDad berikan pada si Kecil untuk mendukung pertumbuhan berat badan anak yang ideal:
- Daging sapi
Daging sapi memiliki berbagai kandungan vitamin dan mineral serta asam amino esensial yang lengkap dalam setiap sajiannya. Terdapat berbagai variasi daging sapi di pasaran bergantung pada kadar lemak per 100 gramnya. Daging sapi yang mengandung 70% lean meat dan 30% lemak pada umumnya mengandung 30 gram lemak, 14 gram protein, dan 332 kalori tiap 100 gram daging
100 gram daging sapi per hari merupakan kebutuhan prohe rerata seorang anak dengan BB 10 kg, atau yang mempunyai kebutuhan kalori harian berkisar antara 1000-1200 kkal per hari. Daging sapi merupakan bahan makanan hewani yang dapat digunakan dalam berbagai variasi menu penambah berat badan anak, seperti spaghetti Bolognese, kroket, bitterballen, dan lain-lain.
- Salmon
Salmon merupakan ikan laut yang mengandung lemak sehat berupa omega-3 yang cukup tinggi, yaitu 2,3 gram per 100 gramnya. Selain itu, setiap per 100 gram salmon juga mengandung 20 gram protein, 13 gram lemak, dan 200 kalori. Salmon dapat digunakan sebagai prohe saat memasak berbagai MPASI, misalnya salmon panggang, salmon dan keju, nugget salmon, dan lain-lain.
- Ikan kembung
Ikan kembung merupakan pilihan bahan makanan lokal yang tinggi nutrisi. Kandungan omega-3 ikan kembung ternyata lebih tinggi daripada salmon lho, yakni 2,7 gram per 100 gram ikan kembung. Kandungan nutrisi lainnya mirip dengan ikan salmon, yaitu 14 gram lemak, 200 kalori, dan 19 gram protein per 100 gram ikan kembung.
Ikan kembung juga mudah didapat dan tidak semahal salmon sehingga Mom dapat menggunakan ikan kembung sebagai bahan MPASI, mulai dari pembuatan bubur hingga ikan kembung goreng crispy untuk anak batita. Hanya saja, hati-hati dengan duri-duri halusnya ya Mom, pastikan tidak tertelan anak.
- Telur
Telur merupakan prohe yang sangat luas digunakan sebagai campuran berbagai bahan makanan. Tahu enggak sih Mom, bahwa 1 buah telur ayam ukuran sedang memiliki kandungan protein yang kurang lebih setara dengan 30 gram daging? 1 butir telur berukuran besar (50 gram) mengandung 6 gram protein, 5 gram lemak, dan 78 kkal.
Telur juga mengandung DHA serta berbagai vitamin dan mineral yang penting untuk menunjang pertumbuhan anak. Telur dapat digunakan sebagai campuran membuat nugget, martabak, pancake, bakwan dll, sehingga dapat menjadi asupan prohe saat makan utama maupun snack.
- Hati ayam
Hati ayam merupakan sumber prohe yang meskipun tidak mengandung kalori sebanyak daging sapi, namun tinggi protein. Tiap 100 gram hati ayam terkandung 167 kalori, 5 gram lemak, dan 25 gram protein. Tak hanya itu, hati ayam juga merupakan prohe yang mengandung zat besi tertinggi, lho! 100 gram hati ayam sudah mengandung 3,6 mg zat besi heme.
Namun, jika bayi mengalami masalah saat makan seperti kesulitan menelan makan, muntah di antara waktu makan, diare, alergi makanan dan tidak mengalami kenaikan berat badan, atau jika mengalami tongue-tie, segeralah konsultasikan ke dokter atau di Forum Tumbuh Kembang. Bila perlu, lakukan upaya pembedahan untuk memutus tongue-tie atau frenotomi.
Referensi:
- Nelson Textbook of Pediatrics 20th
- Instagram Live PrimaKu & IDAI, Hari Gizi Nasional 2023 “Cegah Stunting dengan Protein Hewani” bersama dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A sebagai moderator & Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K) sebagai narasumber.