primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Berat Badan Anak Susah Naik, Kapan Orang Tua Harus Khawatir?

Author: Fitri Permata

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Featured Article Diari Nutrisi, BB Anak, Tumbuh Kembang, Nutrisi

Berat badan anak selalu menjadi perhatian besar para orang tua. Kenaikan berat badan yang kurang adalah masalah umum bagi sebagian anak. Namun, MomDad harus mengetahui tanda bahaya jika berat badan anak susah naik karena dapat berisiko stunting jika tidak segera ditangani. Kapan sih MomDad perlu khawatir jika berat badan anak tidak naik? Yuk, kenali tanda-tandanya!


Penyebab BB anak susah naik

Sebelum mengetahui red flag berat badan anak yang susah naik, MomDad perlu mendeteksi penyebabnya. Terdapat 3 penyebab umum yang membuat berat badan anak susah naik, yaitu:

  1. Kurangnya asupan nutrisi, di antaranya:
  • Praktik pemberian makan yang tidak tepat (inappropriate feeding practice)
  • Manajemen laktasi yang tidak tepat, pemberian/pengenceran formula yang tidak tepat
  • Malnutrisi kronis, misalnya karena masalah ekonomi dan kesulitan menyediakan makanan bergizi dalam jumlah yang cukup
  • Penyakit refluks gastroesofagus
  • Masalah mekanik saat makan, misalnya bibir/ langit-langit sumbing
  • Masalah oromotor yang mengakibatkan gangguan saat mengunyah/mengolah makanan di dalam mulut


2. Meningkatnya kebutuhan tubuh, di antaranya:

  • Infeksi berulang atau infeksi kronis
  • Penyakit jantung bawaan
  • Keganasan (kanker)
  • Penyakit tiroid


3. Gangguan penyerapan makanan, di antaranya:

  • Alergi makanan, contohnya alergi susu sapi atau alergi telur
  • Penyakit metabolisme bawaan (inborn error of metabolism)
  • Atresia bilier, yang mengakibatkan gangguan penyerapan lemak
  • Malabsorpsi atau gangguan penyerapan


Sebaiknya lakukan pengukuran berkala untuk mendeteksi dini jika BB anak tidak naik, segera berkonsultasi dengan dokter terkait penyebab agar dapat ditangani dengan optimal.


Kapan MomDad harus khawatir & berkonsultasi ke dokter?

BB_seret-5.jpeg

Berat badan merupakan parameter paling sensitif untuk menentukan kondisi nutrisi saat ini. Berat badan merupakan parameter pertumbuhan yang paling cepat mengalami perubahan apabila seorang anak mengalami malnutrisi akut. Umumnya, yang dilihat pada kondisi seperti ini adalah kurva berat badan menurut usia. Misalnya, pada anak yang sebelumnya pertumbuhannya baik, apabila ia sedang sakit atau diare, berat badan dapat mengalami penurunan sesuai kondisi sakit saat ini, namun, apabila ia sudah sembuh maka berat badan juga seharusnya kembali ke normal, seiring dengan peningkatan nafsu makan anak.

Kenaikan berat badan anak memiliki rentang usia. Misalnya,

  • 0-3 bulan kenaikannya adalah 750-1000 gram/bulan
  • 4-6 bulan 600 gram per bulan
  • 6-9 bulan 450 gram per bulan
  • 9-12 bulan 225 gram per bulan
  • Anak di atas usia setahun memiliki kenaikan rata-rata 200 gram per bulannya

*Angka-angka tersebut adalah kenaikan pada umumnya.

Kenaikan berat badan anak harus selalu disesuaikan dengan kurva (jalur) pertumbuhan masing-masing, sehingga tidak selalu dapat dipukul rata untuk setiap anak. Kurva berat badan menurut panjang badan juga harus diplot untuk menentukan status gizi seorang anak. Lain daripada itu, pengukuran parameter pertumbuhan harus dilakukan minimal pada 3 kurva yaitu BB/U, BB/TB, dan PB/U. Jika ada kenaikan BB tidak sesuai kurva, maka MomDad perlu berkonsultasi dengan dokter.


Do's & don'ts menghadapi anak yang BB-nya susah naik

Apabila BB anak susah naik, sebaiknya perhatikan hal ini ya, MomDad:

Feeding_rules.png


Do’s (yang harus dilakukan):

  • Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya. Susu dapat diberikan dua - tiga kali sehari pada anak di atas 1 tahun (maksimum 500-600 ml/hari).
  • Batasi waktu makan, tidak boleh lebih dari 30 menit.
  • Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan.
  • Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan tanpa memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.


Don’ts (yang tidak boleh dilakukan):

  • Jangan memaksa anak makan, apalagi sampai memarahinya.
  • Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan atau naik sepeda.
  • Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan.
  • Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.


Jadi, penting untuk memastikan pertambahan berat badan si Kecil sudah optimal atau belum sebagai deteksi dini. Apabila sudah menunjukkan gejala seperti yang dijelaskan sebelumnya, segera lakukan konsultasi dengan ahli agar mendapatkan penanganan yang tepat.


Referensi:

  • Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti pada bayi dan balita di Indonesia untuk mencegah malnutrisi. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015
  • Homan GJ. Failure to Thrive: A Practical Guide. Am Fam Physician. 2016 Aug 15;94(4):295-9.
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: