Susah makan adalah masalah umum yang dapat timbul pada balita (bawah lima tahun) yang harus dicari penyebabnya. Biasanya penyebab terjadinya balita susah makan adalah perilaku makan yang kurang benar. Namun, mengganti makanan dengan susu agar anak mau makan bukanlah hal yang tepat. Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak informasi dari dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K) selaku ahli nutrisi dan penyakit metabolik di RSCM Jakarta berikut, yuk!
Konsumsi susu yang diperbolehkan
Jumlah susu maksimal yang disarankan untuk diberikan kepada balita adalah sekitar 30% dari kebutuhan kalori total, yaitu sekitar 500-600 ml susu formula pertumbuhan atau susu sapi segar per hari. Mengganti makan dengan susu adalah jalan pintas yang tidak dianjurkan untuk jangka panjang, karena hal ini dapat menghambat kemampuan balita belajar makan sesuai dengan usianya.
Bila balita masih mendapatkan ASI, pemberian susu tambahan tidak selalu disarankan apabila ia sudah cukup mendapatkan susu dari ASI. Pada balita yang mengalami masalah nutrisi seperti gizi kurang atau gizi buruk, dokter dapat menyarankan jumlah dan jenis susu tertentu sebagai terapi nutrisi. Karena bersifat sebagai terapi, pemberian susu pun harus dipantau oleh dokter, jangan sampai berlebihan.
Manfaat pemberian susu untuk balita
Susu merupakan sumber protein hewani yang penting untuk mencegah stunting. Susu segar mengandung protein hewani sebesar 8 gram per 250 ml, sehingga dengan minum susu segar 500 ml per hari (16 gram protein per hari) dapat memenuhi separuh kebutuhan protein pada anak usia 1-3 tahun. Selain itu, susu juga merupakan sumber kalsium yang penting untuk pertumbuhan tulang. Namun, bila susu dikonsumsi berlebihan, balita tidak akan mau makan makanan padat.
Selain dapat menyebabkan defisiensi zat besi (bila susu yang dikonsumsi adalah susu sapi segar) dan defisiensi mikronutrien lain, misalnya defisiensi vitamin C, hal ini juga menyebabkan balita tidak terampil makan. Balita harus belajar dan dibiasakan makan makanan yang bervariasi, cukup, dan seimbang.
Alternatif pemberian susu
Kebutuhan protein dan kalsium harian tidak selalu harus dipenuhi dengan susu. Jika balita alergi susu, intoleransi susu, atau tidak menyukai susu, MomDad tidak perlu khawatir. Banyak makanan lain yang mengandung protein hewani dan kalsium yang mempunyai kualitas tidak kalah dari susu, seperti telur, ikan, ayam dan daging.
Disiplin dan konsisten adalah dua kunci utama membentuk perilaku makan yang benar pada anak. Bila anak merengek minta susu, MomDad perlu mengevaluasi apa yang menyebabkan hal tersebut. Mungkin Mom yang bersikap terlalu permisif, anak bisa mengambil susu kemasan sendiri dari lemari atau kulkas, atau anak bosan dengan menu makanan yang disajikan. Suasana makan yang baru juga bisa membantu mood anak untuk makan.
Beberapa usaha lain yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi susah makan, antara lain menerapkan jadwal makan, menghentikan kebiasaan makan yang tidak benar, dan memberikan pilihan makanan bergizi yang disukai anak. Yang terpenting, status pertumbuhan balita perlu dipantau. Bila masalah makan ini sudah menimbulkan penurunan berat badan menuju status gizi buruk, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.
Semoga penjelasan dari dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K) di atas dapat menjawab solusi MomDad, ya. Yuk, follow @official.primaku di Instagram untuk tahu lebih banyak informasi seputar tumbuh kembang si Kecil hingga MPASI.
Sumber foto: Freepik dan Pexels
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.