Kenapa Harus Ada Zat Besi dalam Menu MPASI?
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Parenthood, Article, Zat Besi, Zat Besi Heme, Zat Besi Non-Heme, MPASI Anak, MPASI, 6-12 Bulan, 6-12 Bulan
Ketika bayi mulai memasuki fase MPASI, memastikan nutrisi yang lengkap menjadi prioritas utama. Salah satu komponen penting yang tidak boleh terlewatkan adalah zat besi. Selain protein hewani, zat besi juga berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal si Kecil. Mengapa zat besi begitu penting dalam menu MPASI? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Peran Zat Besi dalam Tumbuh Kembang Bayi, Terutama Saat MPASI
Di negara dengan prevalensi anemia di atas 40%, suplementasi zat besi sangat dianjurkan. Anemia, yang sering kali disebabkan oleh kekurangan zat besi, dapat berdampak serius pada bayi. Zat besi merupakan mikronutrien esensial yang berperan penting dalam perkembangan sistem saraf dan kekebalan tubuh, serta membantu mengatur metabolisme energi dan aktivitas fisik.
Kekurangan zat besi bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti kurangnya asupan zat besi, meningkatnya kebutuhan saat bayi memasuki fase tumbuh kembang, atau bahkan akibat kehilangan darah karena infeksi cacing yang kronis.
Asupan Zat Besi untuk Anak Berdasarkan Usia
Setelah memahami pentingnya zat besi dalam tumbuh kembang bayi, lantas seberapa banyak asupan zat besi yang dibutuhkan anak? Berdasarkan rekomendasi dari WHO, dosis zat besi harian yang dibutuhkan anak usia 7-12 bulan sebanyak 11 mg zat besi per hari.
Meskipun tabel ini memberikan panduan umum, penting bagi MomDad untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau dokter spesialis anak sebelum memberikan suplemen zat besi. Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, tergantung pada kondisi kesehatan dan pertumbuhan mereka.
MomDad bisa melihat dari tabel bahwa kebutuhan zat besi anak semakin meningkat setelah usia 6 bulan. Ketika bayi berusia 6 bulan, cadangan zat besi yang mereka miliki sejak lahir mulai menipis. Pada saat yang sama, kandungan zat besi dalam ASI tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Inilah alasan mengapa tambahan asupan zat besi dari makanan dan suplemen menjadi sangat penting. MPASI yang kaya akan zat besi, terutama dari sumber protein hewani, dan suplementasi yang disarankan oleh dokter, akan membantu memenuhi kebutuhan ini dan mencegah risiko anemia pada bayi.
Waspada, Semua Kelompok Usia Berisiko Kekurangan Zat Besi!
Setiap kelompok usia memiliki risiko kekurangan zat besi. Misalnya, pada fase bayi, kekurangan zat besi dapat terjadi akibat bayi lahir prematur, berat lahir rendah, lahir kembar, ASI eksklusif tanpa suplementasi zat besi, sufor yang tidak difortifikasi, hingga alergi susu sapi.
Tanda-tanda kekurangan zat besi yang umum terjadi pada bayi yaitu kulit pucat, lemas, mudah lelah, rentan terhadap infeksi, serta gangguan perilaku. MomDad perlu memerhatikan gejala-gejala ini dan berkonsultasi dengan dokter jika si Kecil menunjukkan gejala tersebut.
Sumber Zat Besi Terbaik untuk MPASI
Sumber zat besi terbaik untuk bayi adalah makanan yang kaya protein hewani, seperti daging sapi, ayam, ikan, telur, dan produk olahan susu. Sayuran hijau juga mengandung zat besi, namun jenis zat besi yang berasal dari tumbuhan (besi anorganik) lebih sulit diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi dari sumber hewani. Oleh karena itu, MPASI yang mengandung protein hewani lebih dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat besi bayi.
Suplemen zat besi hanya diperlukan jika asupan makanan tidak cukup atau jika bayi memiliki faktor risiko tertentu. Sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan suplemen tambahan.
Cara Mengetahui Bayi Sudah Mendapatkan Cukup Zat Besi
Untuk mengetahui apakah bayi sudah mendapatkan asupan zat besi yang cukup, idealnya dengan melakukan skrining kadar hemoglobin dan zat besi dalam darah. Sayangnya, saat ini, di Indonesia belum ada kebijakan untuk skrining atau uji tapis secara rutin. Namun, organisasi kesehatan di Amerika menganjurkan pemeriksaan hemoglobin setidaknya satu kali di usia 9-12 bulan, terutama pada bayi yang berisiko tinggi mengalami kekurangan zat besi, seperti bayi yang lahir prematur, berat lahir rendah, bayi kembar, riwayat rawat di NICU, mendapat ASI eksklusif tanpa suplementasi, dan faktor risiko sosial lain.
Memastikan asupan zat besi yang cukup pada bayi, terutama setelah usia 6 bulan, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan optimal dan mencegah anemia. Melalui MPASI yang kaya akan zat besi dari sumber protein hewani dan, jika diperlukan, suplementasi yang sesuai, si Kecil dapat tumbuh dengan sehat dan aktif. Jangan lupa, selalu konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan zat besi si Kecil karena setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda. Dengan nutrisi yang tepat, MomDad dapat membantu si Kecil meraih perkembangan optimalnya, baik secara fisik maupun kognitif.
Referensi:
- Raising Children. 2023. Vitamins and Minerals https://raisingchildren.net.au/teens/healthy-lifestyle/nutrients/vitamins-minerals
- IDAI. 2017. Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi? https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
- Wirahmadi A. Perlukah suplementasi vitamin dan mineral pada bayi dan anak? https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak
- Mayo-Wilson E, Junior JA, Imdad A, Dean S, Chan XHS, Chan ES, Jaswal A, Bhutta ZA. Zinc supplementation for preventing mortality, morbidity, and growth failure in children aged 6 months to 12 years of age. Cochrane Database of Systematic Reviews 2014, Issue 5. Art. No.: CD009384. DOI: 10.1002/14651858.CD009384.pub2.
- WHO. Iodization of salt for the prevention and control of iodine deficiency disorders https://www.who.int/elena/titles/salt_iodization/en/
- Yati NP, Batubara JR, Suryawan IWB. Panduan praktik klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Vitamin D. Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Anak dan Remaja. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2018.
- WHO. Guideline daily iron supplementation in adult women and adolescent girls (2016). Diunduh dari: https://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/guidelines/daily_iron_supp_womenandgirls.pdf?ua=1
- WHO. Guideline daily iron supplementation in infants and children (2016). Diunduh dari: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/204712/9789241549523_eng.pdf
- IDAI. 2013. Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Anak https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak