
Kapan Anak Dikatakan Mengalami Pubertas?
22 Jul 2017
Author: Fitri Pematasari
5 Jan 2024
Topik: Tantrum, Sensory Meltdown
Anak yang rewel kerap dikaitkan dengan tantrum. Padahal tidak semua anak rewel dapat dikatakan tantrum. Mungkin saja ia mengalami sensory meltdown. Tantrum dan sensory meltdown melekat pada anak, namun keduanya memiliki ciri dan penanganan yang berbeda. Nah, agar MomDad dapat mengatasi tantrum dan sensory meltdown dengan cara yang tepat, kenali perbedaan keduanya, yuk!
Perbedaan Tantrum dan Sensory Meltdown
Tantrum dan sensory meltdown adalah dua kondisi perilaku yang tampak mirip, tetapi ada perbedaan mendasar antara keduanya. Tantrum biasanya terjadi sebagai respons emosional terhadap ketidakpuasan atau ketidaksetujuan. Anak mungkin melempar dirinya ke tanah, menangis, berteriak, atau bahkan memukul sebagai upaya untuk mengekspresikan frustrasi atau meminta perhatian. Sementara sensory meltdown berkaitan erat dengan respons terhadap stimulus sensorik yang berlebihan atau terlalu intens. Ini bukanlah upaya untuk mengendalikan atau memanipulasi situasi, tetapi lebih merupakan respons terhadap overstimulasi sensorik.
Well, untuk menangkap gambaran lebih jelas, berikut ciri anak tantrum dan sensory meltdown:
Nah, karena tantrum dan sensory meltdown memiliki perbedaan mendasar, maka respons MomDad pun harus berbeda. Cara mendekati anak tantrum meliputi validasi emosi. Sedangkan cara untuk mendekati anak dengan sensory meltdown adalah:
Cara Mencegah Sensory Meltdown
Sensory meltdown berhubungan dengan input sensori berlebihan yang diterima anak atau input sensori tersebut belum dapat ditoleransi anak dengan baik. Amati apa yang biasanya memicu anak kita mengalami sensory meltdown, apakah dalam bentuk kebisingan, lalu Lalang orang, terlalu banyak pilihan, terlalu banyak stimulasi diberikan bersamaan, hingga diburu-buru. Hindari apa yang memicu sensory meltdown tersebut dan pastikan MomDad tetap tenang saat menghadapi si Kecil.
Referensi: