Baby Blues dan Postpartum Depression, Apa Bedanya?
Author: Fauziah Sabtuanisa
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Baby Blues, Postpartum Depression
Usai melahirkan, tidak sedikit Mom, mengalami berbagai masalah mental. Baby blues dan postpartum depression adalah dua masalah kondisi mental yang kerap kali terjadi pada Mom yang baru menjadi orang tua. Lantas apa yang membedakan keduanya? Yuk, simak penjelasan di bawah!
Perbedaan baby blues dan postpartum depression
Baby blues dan postpartum depression merupakan masalah atau pergolakan mental yang sering kali muncul pada Mom usai melahirkan. Tidak sedikit orang yang mengira keduanya merupakan hal yang sama, padahal keduanya sangat berbeda.
Pertama, mari kita bahas mengenai baby blues. Baby blues adalah suatu pergolakan mental yang pada umumnya dirasakan Mom usai melahirkan. Baby blues ditandai dengan munculnya beberapa gejala, seperti:
- Perasaan ambivalen
- Sedih
- Khawatir
- Ingin menangis
- Tidak bisa tidur
- Mudah tersinggung
- Konsentrasi menurun
- Kurang percaya diri
- Lelah
Gejala baby blues tidak berat karena pada umumnya akan menghilang setelah Mom mengobrol dengan teman atau tidur sebentar. Pada umumnya baby blues akan menghilang dalam waktu dua minggu tanpa pengobatan. Untuk mengatasi baby blues, Mom perlu dukungan emosional, bantuan merawat bayi, harapan yang realistik, dan interaksi dengan Mom lain.
Selanjutnya, postpartum depression. Postpartum depression adalah kondisi depresi berat atau gangguan mood yang ekstrim (postpartum psychosis) yang dialami Mom yang baru melahirkan. Kondisi ini bertahan lama, lebih dari dua minggu.
Postpartum depression merupakan gangguan mental yang lebih serius dan berat sehingga memerlukan pengobatan.
Gejala postpartum depression di antaranya:
Suasana hati yang tertekan atau perubahan suasana hati yang parah
- Menangis berlebihan
- Kesulitan menjalin ikatan dengan bayi
- Menarik diri dari keluarga dan teman
- Kehilangan nafsu makan atau makan lebih banyak daripada biasanya
- Sulit tidur (insomnia) atau tidur terlalu banyak
- Ketakutan/ kekuatiran berlebihan, merasa bukan Mom yang baik
- Berpikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bayi
- Pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri
Peran pasangan dan support system
Saat sebelum maupun setelah melahirkan, perasaan seorang ibu biasanya akan menjadi lebih sensitif, terutama bila terkena baby blues atau postpartum depression. Pada situasi seperti ini, peran pasangan maupun orang sekitar untuk membantu dan memberi dukungan sangatlah penting.
Hal yang bisa dilakukan oleh pasangan dan orang sekitar adalah:
- Selalu menemani Mom
- Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehingga Mom dapat fokus mengurus bayi
- Ajak Mom pergi keluar rumah sebentar, misalnya makan di luar atau berbelanja, untuk pergantian suasana
- Tawarkan diri untuk menggantikan Mom mengurus bayi
Kapan Mom perlu berkonsultasi dengan ahli?
Mom dapat melakukan skrining dengan dokter dalam setiap kunjungan setelah persalinan. Apabila hal-hal menyenangkan sudah dilakukan dan Mom tetap merasa sedih, khawatir, cemas berlebih, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apabila punya pertanyaan seputar si Kecil, MomDad dapat tanyakan pada ahli di Forum Tanya Dokter. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho!
Sumber foto: Freepik
Referensi:
- https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/baby-blues#ppd
- https://www.helpguide.org/articles/depression/postpartum-depression-and-the-baby-blues.htm
- https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/breastfeeding-family
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.