primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Bahaya Membeli Antibiotik Sendiri

Author:

Topik: bayi, Pra-sekolah

Bahaya Membeli Antibiotik Sendiri

 

Masyarakat sangat mudah mendapatkan berbagai obat. Apotek, bahkan toko obat, menjadi tempat pembelian obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Cukup banyak jenis obat yang bisa didapat tanpa membutuhkan peresepan obat oleh dokter. Namun ada pula beberapa obat yang harus dibeli dengan resep dokter dan hanya tersedia di rumah sakit.

 

Apa yang dimaksud dengan obat

Obat-obatan adalah komponen bahan kimia yang telah dibuat dan digunakan dengan tujuan menyembuhkan, mengurangi tanda dan gejalanya, bahkan mampu mencegah penyakit. Di rumah sakit, seorang dokter memerlukan obat-obatan tertentu, sifatnya lebih spesifik, yang secara khusus diperlukan sebagai upaya penyelamatan jiwa.

 

Setiap tahun, seorang anak usia dibawah 5 tahun, sekitar 6-8 kali pertahun atau lebih, akan berobat ke dokter karena masalah demam, batuk pilek, nyeri menelan atau sakit telinga. Setelah bertemu dengan dokter, orang tua menginginkan anaknya mendapat resep obat dan sebagian orang tua merasa lebih yakin anaknya akan segera sembuh apabila diantara obat-obatan tersebut terdapat obat antibiotik.

Tidak jarang orang tua meminta secara khusus kepada dokter untuk meresepkan antibiotik dan akan kecewa apabila dokter tersebut tidak memenuhi keinginannya. Selanjutnya pada kesempatan lain, di saat anaknya sakit kembali orang tua akan langsung membelikan antibiotik untuk anaknya tanpa berobat ke dokter atau tanpa peresepan oleh dokter.

 

Apa yang dimaksud dengan antibiotik

Hampir setiap anak pernah mendapat antibiotik, yaitu obat yang mampu membunuh bakteri penyebab infeksi. Seorang dokter akan meresepkan antibiotik apabila dari pemeriksaan ditemukan tanda dan gejala infeksi bakteri, yang dapat berupa demam disertai nyeri tenggorok, nyeri telinga, sesak napas, nyeri saat buang air kecil, maupun keluhan lain. Antibiotik dapat bekerja langsung membunuh bakteri atau mencegahnya memperbanyak diri, sehingga bersama-sama dengan sistem daya tahan tubuh, infeksi bakteri dapat diatasi.

 

Antibiotik mulai digunakan pertama kali pada tahun 1940-an dan pada saat itu merupakan suatu temuan yang sangat hebat, sangat berguna, dan mampu mengubah sejarah dunia kesehatan. Dapat dikatakan, pada saat itu, para peneliti dan dokter optimis bahwa kelak seluruh penyakit infeksi bakteri dapat diatasi dengan antibiotik.

 

Ternyata harapan tersebut tidak sepenuhnya dapat dicapai karena bakteri tidak dengan mudah dibunuh dengan antibiotik. Pemberian antibiotik secara terus menerus secara tidak tepat, baik itu dalam hal indikasi pemberian, dosis, dan lamanya pemberian, ternyata dapat  menyebabkan terjadinya resistensi terhadap bakteri.

 

Tidak semua penyakit disebabkan oleh infeksi bakteri dan tidak semua infeksi disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai beberapa kuman penyebab infeksi. Dengan demikian diharapkan penjelasan ini mampu membantu para orang tua untuk mengerti apakah anaknya membutuhkan antibiotik atau tidak pada saat anak tersebut sedang sakit.

 

Kapan anak saya membutuhkan antibiotik

Terdapat dua macam kuman yang sering menyebabkan seorang anak jatuh sakit, yaitu bakteri dan virus. Bakteri adalah mahluk hidup yang terdiri dari satu sel dan sebenarnya terdapat di sekitar kita bahkan di dalam tubuh manusia juga ada dan jumlahnya pun sangat banyak melampaui jumlah sel manusia. Sebagian besar bakteri tidak menyebabkan penyakit bagi manusia, sebagaimana Lactobacillus yang hidup dalam usus dan membantu proses pencernaan. Namun ada pula bakteri yang menyebabkan penyakit, mengganggu keseimbangan dan kesehatan tubuh. Dalam hal ini, antibiotik diperlukan untuk menghambat bahkan mematikan bakteri tersebut sehingga penyakit akibat bakteri dapat disembuhkan.

 

Berbeda dengan bakteri, virus adalah mahluk yang memerlukan sel hidup untuk dapat tumbuh dan berkembang. Untuk menghambat atau memusnahkannya tidak dapat menggunakan antibiotik. Antibiotik tidak dapat melawan virus.

 

Penggunaan Antibiotik yang Tidak Tepat

Pemberian antibiotik untuk kondisi batuk pilek akibat virus bukanlah hal yang benar karena cara kerja antibiotik bukanlah untuk membunuh virus, tapi membunuh bakteri. Pemberian antibiotik yang tidak tepat, pemberian antibiotik berulang-ulang pada penyakit yang bukan disebabkan oleh bakteri dapat mengakibatkan efek buruk, berupa berubahnya sifat bakteri menjadi bakteri kebal yang akan sulit diatasi dengan pemberian antibiotik. Bila pada satu masa bakteri sangat responsif terhadap sebuah antibiotik, dengan berjalannya waktu karena bakteri tersebut sudah mengenal antibiotik yang sama terus menerus, bakteri tersebut akan berubah menjadi resisten. Bakteri ini disebut bakteri yang resisten, sedangkan obatnya akan menjadi antibiotik yang bersifat resisten atau antibiotik resisten.

 

Kondisi resistensi terhadap antibiotik ini merupakan masalah yang serius dan sering dijumpai terutama di negara berkembang, bahkan badan dunia kesehatan (World Health Organization)/Centers for Disease Control and Prevention (CDC) secara khusus menyebutkan sebagai “salah satu masalah paling sulit diatasi dalam kesehatan masyarakat”.

 

Satu macam antibiotik mungkin akan mampu membunuh bukan saja berbagai macam bakteri yang jahat dan berbahaya buat manusia, bahkan bakteri yang baik dan penting untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat sebagaimana bakteri yang ada dalam pencernaan kita, sehingga efek jangka panjangnya dapat terjadi gangguan pencernaan.

 

Bagaimana menggunakan antibiotik secara aman

Apabila orang tua mendapatkan anaknya sakit, pastikan anak tersebut berkonsultasi ke tenaga kesehatan yang tepat. Tanyalah dokter anda, apa yang menyebabkan anak anda sakit. Dokter akan menganalisis dan menjelaskan kemungkinan sebab penyakit, baik melalui pemeriksaan secara langsung maupun dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan pencitraan (rontgen). Sebagai upaya pengobatan, dokter mungkin memberikan antibiotik dan mungkin pula tidak karena anak anda tidak memerlukannya. Sehingga janganlah meminta pemberian antibiotik kepada anak anda apabila dokter memutuskan untuk tidak memberikannya.

 

Apabila anda merasa, anak anda hanya mengalami batuk pilek biasa, yang umumnya hanya memerlukan istirahat, banyak minum, dan obat-obatan untuk mengurangi tanda serta gejalanya, atau dengan kata lain kemungkinan besar akibat virus, janganlah orang tua memberikan antibiotik. Namun apabila gejala tersebut makin parah atau walaupun tetap ringan namun berlangsung “cukup lama”, segeralah ke dokter. Sehingga dokter akan memutuskan perlu tidaknya pemberian antibiotik.

 

Orang tua harus ingat selalu bahwa antibiotik hanya ampuh untuk mengobati infeksi akibat bakteri apabila diberikan dalam dosis yang tepat, frekuensi yang tepat, dan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh dokter. Apabila ada keraguan terhadap cara pemberian obat, tanyalah farmasi di apotek tempat orang tua menyerahkan resep dokter.

 

Setiap obat, termasuk antibiotik membutuhkan beberapa waktu untuk melihat respon hasil yang diinginkan. Mungkin dibutuhkan 2-3 hari bahkan lebih untuk pemberian antibiotik agar anak sembuh. Namun apabila anak sudah tampak sehat namun antibiotik yang diberikan masih cukup banyak, jangan antibiotik tersebut langsung dihentikan. Berilah antibiotik, sesuai dengan yang telah diresepkan dokter. Namun apabila antibiotik bersisa, buanglah. Jangan memberikan kepada siapa pun.

 

Jangan sekali-kali memberikan antibiotik, mengikuti cara yang pernah diberikan oleh dokter, kepada anak atau siapa pun yang menurut anda memiliki tanda dan gejala penyakit yang sama. Baik di apotek dan toko obat. Karena penilaian anda sangat mungkin salah, sehingga pemberian antibiotik akan salah pula. Pada akhirnya akan memicu antibiotik resisten.

 

Jangan membiasakan diri dan beritahu orang tua lain, untuk membeli antibiotik tanpa resep dokter di apotek maupun toko obat.

 

Dengan informasi bagaimana menggunakan antibiotik secara benar, kami berharap orang tua mengetahui bahaya dari membeli antibiotik sendiri.

 

Penulis: Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K)

Ikatan Dokter Anak Indonesia

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
cover
Air Liur Berlebihan pada Bayi: Berbahayakah?
22 Jul 2017
cover
Apakah makanan pendamping ASI (MPASI) komersil berbahaya bua...
29 Jan 2018
cover
Air Liur Berlebihan pada Bayi : Berbahayakah?
29 Jan 2018
cover
Growing pain, bahaya atau tidak ?
28 Feb 2018
cover
Mimisan: Kapan berbahaya?
6 Mar 2018
cover
Nyeri Dada pada Anak, Berbahayakah?
18 Mar 2018
cover
Bahaya “Skip Challenge” Pada Remaja
23 Mar 2018
cover
Tanda bahaya COVID-19 pada anak
28 Jul 2021
cover
KIPI, apakah berbahaya?
28 Jul 2021
cover
Panic buying obat-obatan untuk covid-19, apa bahayanya?
12 Sep 2021
cover
Kepala peyang, apakah berbahaya?
12 Sep 2021
cover
Anak gemuk ternyata banyak bahayanya lho!
12 Sep 2021
cover
Fast food dan soft drink untuk anak, berbahayakah?
20 Nov 2021
cover
Anak Gemuk Enggak Selalu Sehat, Kenali Bahayanya, Yuk!
7 Apr 2022
cover
Tanda Bahaya yang Sebaiknya MomDad Ketahui untuk Membatalkan...
11 Apr 2022
cover
Apa Sih Bahaya Thalassemia pada Anak?
8 Mei 2022
cover
Kepala Bayi Peyang, Apakah Berbahaya?
13 Mei 2022
cover
Bahaya yang Mengancam si Kecil Apabila Menghirup Asap Rokok
31 Mei 2022
cover
Hati-Hati! Kenali Bahaya Asap Rokok pada Ibu Hamil
31 Mei 2022
cover
Berat Badan Anak Tidak Naik, Apa Bahayanya?
1 Jun 2022
cover
Anemia pada Bayi, Apakah Berbahaya?
14 Jun 2022
cover
Anak Terlalu Banyak Minum Susu, Bahaya Enggak, ya?
8 Jul 2022
cover
Kebiasaan Bercanda Buruk yang Membahayakan Bayi
22 Agu 2022
cover
Ketahui Manfaat dan Bahaya Bayi Tidur Tengkurap!
29 Agu 2022
cover
Mengenal Tanda Lahir yang Berbahaya pada Bayi
14 Sep 2022
cover
Ngeces Berlebihan Bisa Membahayakan Bayi? Ketahui Faktanya d...
28 Sep 2022
cover
Bahaya Memberi Antibiotik pada Anak Tanpa Resep Dokter
17 Okt 2022
cover
Kenali Pemicu, Bahaya, dan Cara Penanganan ISPA pada Anak
27 Okt 2022
cover
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Berbahayakah untuk A...
31 Okt 2022
cover
Kenali Tanda Bahaya Gangguan Perkembangan Bicara pada Anak
10 Nov 2022
cover
Bayi Menangis saat BAB, Apakah Tanda Bahaya?
11 Nov 2022
cover
Anak Sering Sakit Perut? Kenali Penyebab dan Tanda Bahayanya...
8 Des 2022
cover
Air Liur Berlebihan pada Bayi, Apakah Berbahaya?
9 Des 2022
cover
Ini Bahaya yang Akan Terjadi Jika MomDad Membentak si Kecil!
24 Des 2022
cover
Ini Bahayanya Jika Bayi Belum Bisa Mengangkat Kepala!
26 Des 2022
cover
Ini Bahaya yang Akan Terjadi Jika si Kecil Nggak Mau Makan
30 Des 2022
cover
Bahayakah Memberikan Air Putih pada Bayi?
7 Jan 2023
cover
Pemberian MSG pada Anak, Benarkah Berbahaya?
10 Jan 2023
cover
Ini Bahayanya Jika Anak Ikut Serta dalam Kegiatan Orang Dewa...
13 Jan 2023
cover
Bahaya Asap Rokok Elektrik pada Anak
16 Jan 2023
cover
Waspada Demam Tinggi pada Anak, Ini Bahayanya!
16 Jan 2023
cover
Ini Bahayanya jika MomDad Menekan Perut Bayi!
23 Jan 2023
cover
Waspadai Bahaya Asap Rokok bagi Kesehatan si Kecil
2 Feb 2023
cover
Perhatikan, Ini Posisi Tidur yang Berbahaya untuk Bayi!
4 Feb 2023
cover
Bahaya Penggunaan Bantal pada Bayi
3 Mar 2023
cover
Jerawat Gusi pada Bayi, Berbahayakah?
22 Mar 2023
cover
Berbahaya, Hindari Hal Ini saat Menggandeng Anak!
17 Mei 2023
cover
Posisi W-Sitting pada Anak, Apakah Berbahaya?
21 Mei 2023
cover
Ini Bahayanya jika Anak Menelan Air Kolam saat Berenang
2 Jun 2023
cover
Begini Tanda Lahir yang Berbahaya bagi Bayi, Kenali Cirinya!
23 Jul 2023
cover
MPASI Komersial Berbahayakah untuk Bayi?
28 Jul 2023
cover
Biang Keringat Bayi sampai Berair, Berbahayakah?
28 Agu 2023
cover
BB Anak Susah Naik? Ketahui Bahaya & Cara Penanganannya!
27 Sep 2023
cover
Ini Bahayanya jika Balita Lebih Doyan Jajan daripada Makan M...
27 Nov 2023
cover
Kenapa Harus Waspada Kalau anak Batuk Terus-menerus, Apakah ...
29 Nov 2023
cover
Bahaya Resistensi Antibiotik dan Cara Mencegahnya
28 Mar 2024
cover
MSG: Bahaya atau Tidak?
29 Mar 2024
cover
Berisiko Fatal, Ketahui 6 Bahaya Newborn Photography
20 Apr 2024
cover
Berbahaya bagi Kesehatan, Hindari Bahan Panci Ini untuk Masa...
22 Apr 2024
cover
Hepatitis A & Hepatitis B pada Anak, Mana yang Lebih Berbaha...
23 Apr 2024
cover
Bahaya Maraknya Vaping di Kalangan Remaja
7 Mei 2024
cover
Bayi Tidur Miring, Bermanfaat atau Berbahaya?
31 Mei 2024
cover
Bahaya Asap Rokok pada Risiko ISPA & Pentingnya Imunisasi
24 Jun 2024
cover
WHO Umumkan Darurat Monkeypox: Apa Bahayanya untuk Si Kecil?
21 Agu 2024
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: