Bayi Menangis saat BAB, Apakah Tanda Bahaya?
Author: Radhita Rara
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: BAB, Frekuensi BAB, Pencernaan
Pernahkah Mom mendapati si kecil menangis saat sedang buang air besar (BAB), padahal tinjanya tidak keras? Jika iya, kondisi ini disebut sebagai infant dyschezia. Infant dyschezia ditandai dengan bayi tampak mengejan keras, menjerit, wajah memerah, bahkan menangis saat BAB, padahal tinja tidak keras. Sebenarnya apa yang terjadi ya?
Apakah berbahaya?
Saat mengalami infant dyschezia, bayi seperti mengejan, wajahnya merah, dan menangis. Kondisi ini dapat berlangsung selama 10-20 menit sebelum bayi BAB, namun tinja yang dikeluarkan memiliki konsistensi lunak (atau tidak selalu diikuti dengan keluarnya BAB). Biasanya, kondisi ini dapat dijumpai pada bayi berusia kurang dari 9 bulan.
Bayi yang mengalami infant dyschezia memiliki pola pertumbuhan yang normal, tidak mempunyai kondisi lain yang mendasari keluhan, misalnya tidak alergi susu sapi, tidak ada gangguan anatomi saluran cerna, dan lain-lain.
Kondisi ini akan menghilang seiring waktu, mungkin dalam 1-2 minggu, saat bayi sudah semakin terampil mengkoordinasikan aktivitas yang diperlukan untuk BAB. Kondisi ini tidak memerlukan tata laksana khusus seperti pemberian pencahar/ laksatif atau stimulasi rektal (memasukkan jari/benda ke dalam anus).
Apa yang bisa orang tua lakukan?
Infant dyschezia seringkali membuat orang tua merasa cemas karena bisa membuat bayi mengalami kelelahan. Kondisi ini bisa terjadi 2-3 kali dalam sehari, sehingga orang tua terkadang langsung buru-buru membawa si Kecil ke dokter karena takut bayi mengalami konstipasi.
Sebenarnya orang tua bisa melakukan pertolongan pertama saat bayi mengalami infant dyschezia. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain adalah memberikan kenyamanan pada bayi, seperti memijat ringan area perut hingga memberikan asupan cairan yang cukup sehingga tinja tidak mengeras.
Namun, jika bayi terlihat mengalami kesulitan BAB dengan konsistensi tinja padat dan keras, maka dia bukan lagi mengalami infant dyschezia. Sangat mungkin dia telah mengalami konstipasi, sehingga MomDad perlu segera berkonsultasi ke tenaga kesehatan. Beberapa tanda bahaya lain yang menunjukkan bahwa bayi tidak hanya sedang mengalami infant dyschezia adalah: bayi mengalami gangguan pertumbuhan, seperti selalu tampak kesakitan saat BAB, perut tampak membuncit dan mengeras, bayi tidak bisa buang angin atau dijumpai darah pada BAB.
Semoga penjelasan di atas dapat membantu MomDad dalam mengatasi si Kecil yang menangis saat BAB, ya.
Apabila punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, MomDad dapat tanyakan pada ahli di Forum Tanya Dokter. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho.
Sumber foto: ​Freepik
Referensi:
- Zeevenhooven J, Koppen IJ, Benninga MA. The New Rome IV Criteria for Functional Gastrointestinal Disorders in Infants and Toddlers. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr. 2017 Mar;20(1):1-13.
- https://aboutkidsgi.org/lower-gi/childhood-defecation-disorders/infant-dyschezia/
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.