primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Ingin Donor ASI? Ini Prosedur Tepat yang Perlu Mom Ketahui

Author: Radhita

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso Sp.A

Topik: Donor ASI, ASI

Setiap ibu pasti ingin memberi yang terbaik bagi si buah hati, termasuk memberi ASI di awal kehidupan pertamanya. Namun, tidak semua bayi baru lahir bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan ASI langsung dari ibunya. Hal ini dikarenakan beberapa kondisi pada ibu yang membuatnya tidak bisa mengeluarkan ASI.

Kalau begini, donor ASI menjadi salah satu solusi yang bisa ditempuh. Terutama untuk bayi yang baru lahir, bayi sakit, prematur, dan bayi dengan berat badan di bawah 1.500 gram. Di Indonesia sendiri, prosedur donor ASI sudah banyak dilakukan. Namun, masih dilakukan dengan cara kekeluargaan dan dipengaruhi oleh agama dan budaya yang dianut. 

Nah, buat MomDad yang ingin menjadi pendonor, tentu ada beberapa prosedur yang perlu diketahui. Penting sekali untuk mengetahui dengan jelas tata cara serta persyaratannya. Apa saja? yuk simak artikel ini sampai habis!

Syarat pendonor ASI
sub 1 (1).jpg
Tidak setiap ibu yang memiliki bayi dapat mendonorkan ASInya untuk bayi lain. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan dua tahap penapisan atau skrining bagi calon ibu pendonor ASI.

Penapisan tahap I terdiri dari: 
  1. Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan.
  2. Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui.
  3. Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih.
  4. Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ atau jaringan dalam 12 bulan terakhir.
  5. Tidak mengonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi. Obat atau suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI.
  6. Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV, atau HTLV2.
  7. Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit menular, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B atau C, seperti penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah, seseorang yang menggunakan obat ilegal, perokok, atau minuman beralkohol.
Penapisan tahap II terdiri dari:
  1. Harus menjalani skrining yang meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur).
  2. Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan.
  3. Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.
Tips untuk memberikan donor ASI
sub 2.jpg
Bagi MomDad yang ingin memberikan donor, pastikan untuk memahami mutu dan keamanan ASI yang diperah, ya. Misalnya saja cara memerah, menyimpan, dan menjaga kualitas ASI dengan baik.

Beberapa tips yang perlu dilakukan ibu pendonor saat memberikan ASI:
  • Memahami cara memompa dan menyimpan ASI dengan baik.
  • Mencuci tangan dengan bersih sebelum memompa ASI.
  • Gunakan pompa ASI yang telah disterilisasi dan dalam keadaan bersih.
  • Usahakan memompa ASI di tempat yang bersih.
  • Simpan ASI perah dalam wadah tertutup seperti botol kaca ataupun kantong ASI.
Perlu diperhatikan, bahwa kebutuhan gizi tiap bayi berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh usia dan kondisi kesehatannya. Untuk itu, orang tua perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk mendonor ASI, ya.

Itu dia beberapa hal yang perlu Momdad perhatikan sebelum mendonorkan ASI. Menjadi pendonor ASI merupakan hal yang luar biasa, karena bisa membantu bayi yang membutuhkan. Meski begitu, jangan ragu untuk terus berkonsultasi pada dokter saat ingin menjadi pendonor.

Nah, buat MomDad yang ingin mencari tahu lebih banyak mengenai ASI atau MPASI, pastikan untuk mengikuti akun instagram @official.primaku. Selain itu, MomDad juga bisa membaca artikel informatif lainnya mengenai tumbuh kembang dan kesehatan anak di aplikasi PrimaKu. 

Sumber foto: Pexels
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
cover
Ingin Mengajarkan Anak Berpuasa Sejak Dini? Simak Tips Ini, ...
3 Apr 2022
cover
Ingin Ajak Anak Mudik Jalur Darat? Ketahui Dulu Tips Anti Bo...
30 Apr 2022
cover
Ingin Menambahkan Kaldu ke dalam MPASI? Ini Tipsnya!
3 Jun 2022
cover
Ingin Membeli Rumah dengan Sistem KPR? Yuk, Perhatikan 5 Hal...
26 Jun 2022
cover
Ingin Sukses Menyapih si Kecil? Yuk, Lakukan Hal Ini, MomDad...
12 Jul 2022
cover
Ingin Sukses Terapkan Montessori di Rumah? Ini Tips dari Ahl...
23 Jul 2022
cover
Ingin Menitipkan Anak? Ketahui Perbedaan Daycare vs Babysitt...
14 Agu 2022
cover
Hal yang Sebaiknya Diperhatikan Saat Ingin Menambah Anak
3 Sep 2022
cover
Ingin Mengenalkan Emosi pada si Kecil? Yuk, Lakukan Hal Ini!
4 Sep 2022
cover
5 Dampak Buruk Bila Orang Tua Selalu Menuruti Keinginan Anak
24 Sep 2022
cover
Keringat Dingin Saat Batpil pada Anak, Normalkah?
11 Okt 2022
cover
Ingin Sukses Menyapih si Kecil? Yuk, Lakukan Hal Ini, MomDad...
30 Nov 2022
cover
Ingin Memenuhi Vitamin A pada si Kecil? Berikan Sayuran Ini,...
6 Mar 2023
cover
Bolehkah Bayi Konsumsi MPASI Dingin?
28 Mei 2023
cover
Alergi Dingin & Rhinitis, Gimana Cara Membedakannya?
13 Okt 2023
cover
Apakah Bedak Dingin Aman untuk Bayi?
19 Mar 2024
cover
Anak Demam, Kompres Air Dingin atau Hangat? Jangan Sampai Ke...
11 Mei 2024
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: