Napas 'Grok-Grok' pada Bayi, Kapan Harus Khawatir?
Author: Radhita Rara
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso Sp.A
Topik: Pernapasan, Napas Grok-Grok
Saat bayi baru lahir atau saat terlelap, MomDad mungkin bisa mendengar ada suara yang besar seperti bunyi ‘grok-grok’. Dengan tubuh yang belum bekerja maksimal, suara yang terdengar tidak biasa ini pasti membuat MomDad merasa khawatir.
Pada kondisi normal, saluran napas manusia termasuk bayi pasti memiliki cairan atau lendir yang bekerja sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Fungsinya untuk menangkap partikel, kuman, atau debu berbahaya bagi tubuh dan dikeluarkan melalui batuk atau ditelan.
Meski begitu, kalau MomDad masih mengkhawatirkannya, ada lho beberapa tanda yang bisa jadi alarm bahwa anak sedang tidak baik-baik saja dan perlu diperiksakan ke dokter. Nah, untuk tahu lebih lanjut baca artikel hingga bawah, ya!
Alasan napas bayi berbunyi ‘grok-grok’
Bayi memiliki tubuh dan mekanisme tubuh yang belum sempurna. Karena hal ini pula pernapasan bayi baru lahir akan terdengar berbeda dari anak-anak atau orang dewasa. Hidung si Kecil juga baru mengenal cara menghirup udara dengan saluran pernapasan yang masih kecil.
Selain itu, mekanisme batuk bayi juga belum seperti anak-anak yang lebih dewasa sehingga produksi lendir berlebih bisa menimbulkan bunyi ‘grok-grok’ atau seperti ada lendir di dalamnya.
Penyebab produksi lendir berlebih
Produksi lendir berlebih yang menjadi salah satu alasan napas bayi berbunyi bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut:
Iritan dari lingkungan
Iritan yang berada di lingkungan bisa mencakup debu, asap rumah tangga, bulu binatang, dan asap rokok.
Alergi
Pada anak yang memiliki kecenderungan alergi dari keluarga, alergi dapat dipicu dari udara yang dingin, debu, bulu, bahkan dapat merupakan gejala alergi protein susu sapi.
Infeksi
Umumnya anak yang terinfeksi kuman atau virus dapat menunjukkan gejala ‘grok-grok’ yang disertai dengan demam.
Kapan orang tua harus khawatir?
Untuk membedakan napas bayi berbunyi yang mengkhawatirkan atau tidak, orang tua bisa memperhatikan beberapa hal berikut:
- Anak sesak yang ditandai dengan napas cepat; usia 0-2 bulan: > 60 kali per-menit, usia 2-12 bulan: > 50 kali per-menit, usia >1 tahun: >40 kali per-menit
- Ada tarikan dinding dada saat bernapas
- Tampak napas cuping hidung
- Demam tinggi
- Tidak mau minum susu
- Pucat dan kebiruan
Bagaimana cara membantu bayi mengeluarkan lendir?
Napas bayi yang berbunyi ‘grok-grok’ sebenarnya bukan merupakan indikasi penyakit serius. Namun, apabila MomDad ingin mengupayakan agar napas bayi tidak berbunyi keras, berikut beberapa hal yang bisa dicoba:
Fisioterapi di rumah
MomDad bisa melakukan fisioterapi ringan di rumah dengan membaringkan bayi diposisi terlentang dan meninggikan posisi kepalanya lebih tinggi dari dada. Setelah itu, gunakan minyak atau zat yang bisa menghangatkan tubuh bayi. Tepuk ringan area dada dan punggung sehingga bayi dapat menelan lendir dan kemudian akan dikeluarkan melalui BAB atau dimuntahkan.
Berjemur di bawah matahari pagi
Cara lain yang bisa MomDad lakukan adalah dengan menjemur bayi di bawah jam 10 pagi.
Menyedot ingus bayi
Pada dasarnya boleh saja menyedot ingus bayi asalkan dilakukan dengan lembut. Pastikan tidak melukai selaput lendir hidungnya. Biasanya diberikan larutan garam fisiologi terlebih dahulu agar ingus lebih encer dan mudah dihisap.
Selama tidak ada keluhan berlebih seperti contoh di atas, maka MomDad tak perlu khawatir. Kalau napas bayi berbunyi keras karena flu atau batuk, pastikan MomDad memberi obat dengan bijak, ya.
Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai napas berbunyi pada bayi. Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya bisa dengan mengikuti instagram @official.primaku atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu. Jangan lupa like artikel ini ya jika MomDad menyukainya!
Sumber foto: iStock
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.