Parental Burnout: Ini Tanda & Cara Mengatasinya!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: 3-5 Tahun, Article, Parental Burnout
Menjadi orang tua tidaklah mudah. Saat memiliki anak, tentu MomDad ingin memberikan yang terbaik dan fokus terhadap kebutuhan anak. Tidak sedikit MomDad yang menghabiskan waktu dan energi untuk anak, sehingga mengabaikan kebutuhannya sendiri yang pada akhirnya berisiko mengalami parental burnout.
Pengertian parental burnout
Parental burnout adalah kelelahan secara mental, fisik dan emosional yang dirasakan MomDad akibat beban atau stress yang berkaitan dengan tugas menjadi orang tua dan telah berlangsung lama. Parental burnout dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya:
- Kesulitan menyeimbangkan pekerjaan dengan tugas sebagai orang tua
- Beban atau tuntutan keluarga yang tidak sesuai kemampuan
- Menjadi single parent
- Gejala parental burnout
Parental burnout dapat menyebabkan kelelahan yang luar biasa dan emosi yang tidak stabil sehingga dapat mengganggu kesehatan MomDad. Gejala-gejala yang dapat dijumpai pada parental burnout adalah:
- Kelelahan yang berlebihan
- Merasa tidak bertenaga terus menerus
- Merasa tidak memiliki harapan
- Meragukan diri sendiri
- Sakit kepala
- Nyeri leher atau pegal-pegal berkepanjangan
- Kehilangan motivasi
- Perubahan nafsu makan atau pola tidur
- Mengisolasi diri dari anak dan anggota keluarga lain
- Iritabilitas, bahkan cenderung menjadi kasar dan acuh terhadap anak
Cara menghadapi parental burnout
Jika MomDad mengalami gejala-gejala parental burnout, berikut ini ada beberapa cara untuk mengatasinya tanpa harus melibatkan anak, di antaranya:
- Bicarakan dengan pasangan, sampaikan secara jujur, apa adanya dan bekerjasamalah agar dapat mencari solusi bersama untuk mengatasinya.
- Temukan penyebab stress utama dan carilah solusi bersama orang terdekat atau support system.
- Lakukan perubahan-perubahan kecil, seperti:
- Tidur yang cukup merupakan hal penting untuk kesehatan mental atau melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang cukup.
- Beristirahatlah. Tidak perlu menghabiskan 1-2 hari khusus untuk liburan. Mungkin waktu yang MomDad miliki hanya cukup untuk menyesap kopi, berbaring sejenak, atau duduk tenang sembari mendengarkan musik.
- Miliki support system. Namun, jika MomDad merupakan single parent, mungkin diperlukan keterlibatan, misalnya dalam parent support group, supaya tidak merasa sendiri. Mencari pengasuh anak agar dapat bergantian. Jangan segan untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau terapis jika dibutuhkan.
- Sesuaikan ekspektasi dengan realita.
Itulah informasi mengenai parental burnout yang perlu MomDad ketahui. Jika sulit mengatasinya, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada ahli yang profesional seperti psikolog. Semoga membantu!
Pastikan MomDad membaca dan memahami penjelasan di atas ya, agar bisa menjawab Kuis dengan benar. Good luck, MomDad!
Sumber foto: Freepik
Referensi:
- https://www.healthline.com/health/parenting/parental-burnout#symptoms
- https://www.apa.org/monitor/2021/10/cover-parental-burnout
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.