Anak Alami ADB, Sampai Kapan Perlu Terapi Zat Besi?
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Anemia Defisiensi Besi , Anemia, Zat Besi
Anemia defisiensi besi pada anak merupakan kondisi kurangnya zat besi dalam tubuh anak, sehingga mengakibatkan penurunan produksi sel darah merah yang sehat. Zat besi sangat penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pada anak yang mengalami anemia defisiensi besi, dibutuhkan asupan zat besi tambahan salah satunya dengan terapi zat besi. Nah, sampai kapan anak perlu melakukan terapi vitamin zat besi?
Terapi Zat Besi
Saat dinyatakan mengalami ADB, anak perlu mendapatkan terapi besi. Nah, sampai kapan sih terapi zat besi perlu dikonsumsi? Terapi zat besi perlu dikonsumsi selama 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin menjadi normal untuk mengisi cadangan besi tubuh [1]. Umumnya, perlu dilakukan pemeriksaan profil besi untuk menentukan kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Untuk mengetahui apakah tingkat zat besi anak sudah mencukupi dan vitamin zat besi tidak lagi diperlukan, idealnya dilakukan pemeriksaan darah berupa profil besi untuk mengetahui kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Hemoglobin umumnya sudah Kembali normal, dan gejala pucat, lemas, lesu, lunglai serta gangguan belajar juga sudah tidak lagi dijumpai pada anak.
Faktor yang Menyebabkan ADB
Ada faktor-faktor tertentu yang memengaruhi lama pengobatan dan kebutuhan terapi pada setiap anak yang didiagnosis ADB. Durasi dan kebutuhan zat besi akan berbeda pada anak bergantung pada penyebab anemia defisiensi besi dan penyakit yang mendasari. Berikut ini adalah beberapa penyebab berdasarkan usia:
Bayi kurang dari 1 tahun:
- Cadangan besi kurang, karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI eksklusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan.
- Alergi protein susu sapi
Anak umur 1-2 tahun:
- Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih.
- Obesitas
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.
- Malabsorbsi
Anak umur 2-5 tahun:
- Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan
- Obesitas
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit)
- Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dan sebagainya)
Anak umur 5 tahun-remaja:
- Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (misal infestasi cacing tambang)
- Menstruasi berlebihan pada remaja putri
Cara Memantau Kesehatan Anak setelah Penghentian Terapi Zat Besi
Orang tua dan anak perlu diedukasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang kandungan besi dari berbagai makanan dan jenis makanan yang memiliki penyerapan zat besi yang lebih baik. Sumber makanan hewani memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih lengkap dibandingkan sumber nabati. Besi banyak terkandung dalam bentuk heme pada sumber hewani, misalnya pada daging, hati, seafood, unggas dan telur. Pemberian makanan yang mengandung vitamin C juga akan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. [2]
Penyerapan akan berkurang akibat zat tannin (teh), susu, telur, fitat dan fosfat yang terdapat dalam tepung gandum. Setelah kadar besi normal di dalam tubuh, penting untuk ibu ibu untuk mencegah agar tidak sampai jatuh dalam keadaan anemia lagi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari minum susu segar sapi yang berlebihan, memberikan makanan yang mudah absorbsi besinya (daging, ikan, ayam, hati dan asam askorbat). Sedangkan untuk bayi baru lahir, Mom perlu menggalakkan ASI sampai 4-6 bulan untuk bayi aterm, tetapi untuk bayi prematur mulai diberikan preparat besi saat usia 2 bulan atau makanan tambahan yang mengandung suplemen besi saat usia 4-6 bulan. [1]
Pada anak yang belum diketahui mengalami anemia atau tidak, pemeriksaan penapisan dapat dikerjakan untuk mendeteksi dini defisiensi zat besi pada usia 1 tahun untuk bayi aterm, usia 6-9 bulan untuk bayi preterm, usia anak 2-3 tahun, 5 tahun dan saat dewasa muda.
Referensi: