Bayi Kuning pada Newborn, Kenali Penyebab & Cara Penangannya!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Bayi Kuning, Bayi Newborn
Penyakit kuning sangat umum terjadi pada bayi baru lahir. Biasanya mudah dikenali karena kulit dan bagian putih mata bayi berubah warna menjadi kuning. Terkadang, penyakit kekuningan pada bayi dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan bayi kuning dan bagaimana kondisi ini dapat diatasi?
Pengertian Bayi Kuning
Bayi kuning adalah suatu kondisi yang ditandai dengan warna semu kekuningan pada kulit atau peningkatan kadar bilirubin yang umum terjadi pada minggu-minggu pertama kehidupan terutama pada bayi baru lahir prematur atau jaundice. [1,4]
Kondisi ini umum yang terjadi pada bayi usia 2-3 hari. Dari 100 bayi sehat, 60 bayi mengalami kuning.6 Atau sekitar 60% bayi baru lahir cukup bulan bisa mengalami penyakit kuning dan 80% bayi prematur. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes kemungkinan besar bisa mengalami kondisi ini. [2]
Sedangkan hyperbilirubinemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya kadar bilirubin di atas normal yang berpotensi membahayakan bayi baru lahir apabila masuk ke otak dan mengakibatkan kerusakan berupa kejang, ketulian, retardasi mental bahkan sampai kecacatan permanen atau kernicterus. [1, 2, 5]
Penyebab Bayi Kuning
Bayi dengan kondisi kuning dalam istilah dunia kedokteran disebut dengan jaundice atau ikterus. Ada beberapa kondisi yang membuat bayi terlihat lebih kuning atau hyperbilirubinemia, diantaranya:
- Ikterus fisiologis
Selama beberapa hari pertama kehidupan, bayi tidak dapat membuang banyak bilirubin. Hal ini normal terjadi sebagai respons terhadap berkurangnya kemampuan bayi untuk mengeluarkan bilirubin. [2]
Ikterus fisiologis terjadi karena imaturitas sistem tubuh bayi, terutama hati untuk mengekskresikan bilirubin sehingga kadar bilirubin meningkat dan menumpuk di dalam tubuh bayi. Ikterus fisiologis ini umumnya memuncak di usia 3-5 hari pasca kelahiran dan dimulai pada usia 2-3 hari.3
- Kesulitan menyusui atau breastfeeding jaundice
Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko kuning adalah bayi yang mengalami kesulitan menyusu atau breastfeeding jaundice. Bayi yang mengalami breastfeeding jaundice dapat mengalami dehidrasi dan hambatan dalam ekskresi bilirubin sehingga akan mengalami hyperbilirubinemia. [2, 4]
- Breastmilk jaundice
Bayi kondisi kuning yang disebabkan oleh ASI atau breastmilk jaundice. Umumnya, breastmilk jaundice timbul di minggu ketiga usia bayi.[1] Akan tetapi, itu bisa bertahan 3 hingga 12 minggu. Bayi tetap masih bisa diberikan ASI, namun kadar bilirubinnya harus dipantau tenaga kesehatan sehingga apabila terlalu tinggi, dapat dikerjakan fototerapi. [2]
Beberapa kondisi medis lain juga dapat meningkatkan proses pecahnya sel darah merah ini misalnya infeksi saat di dalam kandungan juga dapat meningkatkan risiko bayi kuning, prematuritas, genetic, trauma pada saat kelahiran. [3]
Cara Penanganan dan Pencegahan Bayi Kuning
Penanganan atau perawatan bayi kuning akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak yakni seberapa parah kondisinya.
Umumnya ikterus fisiologis berlangsung selama 1 minggu pada bayi cukup bulan dan 2 minggu pada bayi kurang bulan.1 Penyebab terseringnya adalah imaturitas sistem tubuh bayi. Sehingga MomDad harus sesegera mungkin untuk periksakan ke dokter apabila bayi tampak kuning karena ikterus fisiologis untuk dilakukan evaluasi apakah ini masih merupakan hal yang normal atau membutuhkan terapi tambahan.
Jika bayi kuning disebabkan karena breastfeeding jaundice yaitu kurangnya minum pada bayi. Maka, cara penangannya, Mom hanya perlu memenuhi kecukupan ASI. Hal ini merupakan kunci utama dalam penanganan atau perawatan kuning pada bayi karena breastfeeding jaundice.
Sedangkan untuk mencegah bayi kuning, MomDad bisa berikan asupan ASI yang cukup, hindari kelahiran kurang bulan atau prematur, hindari infeksi saat kehamilan, dan lakukan pemeriksaan rutin ANC (ante natal care) secara berkala.
Kondisi bayi kuning memang bikin khawatir, panik dan cemas. Maka dari itu, MomDad bisa langsung periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya!
Referensi:
1. Ogunfowora OB, Daniel OJ. (2006). Neonatal jaundice and its management: Knowledge, attitude and practice of community health workers in Nigeria. BMC Public Health, 6: 19.
2. Hyperbilirubinemia in the Newborn
3. Infant jaundice - Symptoms & causes - Mayo Clinic
5. Ullah S, Rahman K, Hedayati M. Hyperbilirubinemia in Neonates: Types, Causes, Clinical Examinations, Preventive Measures and Treatments: A Narrative Review Article. Iran J Public Health. 2016 May;45(5):558-68. PMID: 27398328; PMCID: PMC4935699.
6. Dr. Eveline P.N. Sp.A. Bayi Saya Kuning, Berat Badannya Turun. Apa yang Harus Saya Lakukan? Ikatan Dokter Anak Indonesia. 24 Agustus 2017.