Diare bisa variasi normal juga loh!
Author: Dr. Dini Mirasanti, Sp.A, Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D (editor)
Topik: Diare, 1-3 Tahun, 4-7 Tahun, 7-12 Tahun
Diare didefinisikan sebagai buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali per hari dengan konsistensi yang lebih lembek atau cair daripada normal. Diare merupakan salah satu keluhan yang mengkhawatirkan dan sering membuat orangtua membawa anaknya menemui dokter. Beberapa masalah serius yang dapat ditimbulkan oleh diare adalah dehidrasi atau kurang cairan, gangguan keseimbangan elektrolit, dan juga malnutrisi, apabila diare berlangsung berkepanjangan.
Meskipun sebagian besar diare pada anak adalah akibat dari masalah saluran cerna seperti infeksi, intoleransi atau gangguan penyerapan serta alergi, namun ternyata ada diare yang bukan berasal dari masalah saluran cerna. Keadaan ini, yang disebut sebagai diare fungsional, merupakan bagian dari suatu kelompok masalah yang disebut sebagai gangguan saluran cerna fungsional.
Gangguan saluran cerna fungsional pada bayi dan anak merupakan gangguan saluran cerna yang bersifat berulang dan berkepanjangan. Gejala ini muncul meskipun tidak ada masalah pada struktur maupun fungsi pada saluran cerna bayi dan anak.
Berdasarkan kriteria Rome IV, diare fungsional terjadi pada bayi berusia 6 bulan – 3 tahun dengan gejala tinja cair atau frekuensi BAB 4 kali atau lebih per hari yang bersifat kronik atau berkepanjangan. Salah satu hal terpenting untuk mengelompokkan diare anak sebagai diare fungsional adalah, anak yang mengalami diare fungsional tidak tampak sakit serta tetap tumbuh kembang dengan baik. Untuk memastikan hal ini, seorang anak yang mengalami diare berkepanjangan perlu diperiksa oleh tenaga kesehatan. Pada diare fungsional tidak ditemukan kelainan pada hasil pemeriksaan jasmani maupun feses. Umumnya, gejala diare pada diare fungsional ini akan menghilang sendiri saat anak masuk ke usia sekolah.
Apa yang memicu terjadinya diare fungsional? Faktor yang diketahui berperan pada timbulnya diare fungsional adalah makan secara berlebihan, konsumsi jus buah kemasan berlebih, asupan karbohidrat dalam bentuk fruktosa berlebih (buah, jus buah, madu, makanan/minuman kemasan berpemanis) yang tidak disertai dengan asupan lemak yang cukup.
Lalu apa yang dapat dilakukan orangtua bila anak mengalami diare berkepanjangan? Orangtua perlu segera berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui apakah diare yang terjadi pada anak merupakan suatu penyakit infeksi, gangguan penyerapan, atau suatu diare fungsional. Diare fungsional tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri namun orangtua perlu membatasi asupan jus buah dan minuman manis lainnya serta makan makanan lengkap dengan lauk yang bervariasi.
Daftar bacaan:
Zeevenhooven J, Koppen IJN, Benninga MA. The new Rome IV criteria for functional gastrointestinal disorders in infants and toddlers. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr. 2017;20:1-13.