
Polusi Udara Memburuk, Lindungi Anak dengan Terapkan Tips Ini
16 Agu 2023
Author: Dhia Priyanka
30 Apr 2024
Topik: Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang dianggap serius di Indonesia. Pasalnya, penyakit ini dari tahun ke tahun selalu berada di peringkat atas dalam daftar penyakit penyebab kematian bayi dan balita. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, pneumonia menduduki peringkat kedua penyebab kematian anak usia 1-4 tahun, setelah diare yang berada di peringkat pertama [1]. Lantas, apa sih penyebab utama pneumonia pada anak? Apakah polusi udara termasuk salah satu penyebabnya?
Penyebab Umum Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit peradangan yang menyerang paru-paru. Hal ini ditandai dengan penumpukan cairan di alveolus, yang mengakibatkan terhambatnya pernapasan normal. Pneumonia sebagian besar tidak disebabkan semata-mata karena bakteri, virus, dan jamur. Pada anak-anak, pneumonia bakterial sebagian besar disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, sedangkan Haemophilus influenzae tipe b (Hib) merupakan penyebab terbesar kedua [2]. Virus pernapasan syncytial menyebabkan pneumonia, sedangkan Pneumocystis jirovecii adalah penyebab utama pneumonia jamur pada anak-anak [3]. Secara global, pneumonia merupakan penyebab utama kematian anak, terutama di bawah usia 5 tahun [4]. Laporan UNICEF pada tahun 2015 menunjukkan bahwa satu dari enam anak meninggal dunia karena pneumonia sebelum usia 10 tahun, khususnya di wilayah negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (UNICEF 2016) [4].
Gejala pneumonia pada balita dapat berupa demam, batuk atau kesusahan bernapas yang ditandai dengan napas cepat atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) [5].
Polusi Udara sebabkan Pneumonia, Mitos vs Fakta?
Kualitas udara, khususnya di dalam ruangan sangat memengaruhi kesehatan keluarga, terutama anak-anak. Anak-anak sangat rentan terhadap kualitas udara dalam ruangan yang buruk, karena paru-paru mereka masih berkembang. Anak masih memiliki saluran udara yang lebih kecil, sehingga peradangan yang disebabkan oleh polusi dapat menyebabkan saluran udara lebih mudah menyempit daripada pada orang dewasa [6].
Hasil penelitian[7] menunjukkan anak yang tinggal di rumah yang dapurnya menggunakan listrik atau gas cenderung lebih jarang sakit ISPA dibandingkan dengan anak yang tinggal dalam rumah yang memasak dengan menggunakan minyak tanah atau kayu. Selain asap bakaran dapur, polusi asap rokok juga berperan sebagai faktor risiko. Anak dari ibu yang merokok mempunyai kecenderungan lebih sering sakit ISPA daripada anak yang ibunya tidak merokok (16% berbanding 11%). Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dan untuk pemanasan dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahanan paru sehingga akan memudahkan balita terkena infeksi bakteri pneumokokus ataupun Haemophilus influenzae [8].
Selain itu, polusi juga dapat berinteraksi dengan alergen penyebab asma pada anak [9]. Jika anak terpapar polusi udara dalam jangka panjang, maka dapat menyebabkan pneumonia, stroke, penyakit jantung iskemik, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru-paru, dan masalah lain [6].
Pneumonia dapat menyebar dengan berbagai cara. Virus dan bakteri yang biasa ditemukan di hidung atau tenggorokan anak, dapat menginfeksi paru-paru jika terhirup. Mereka juga dapat menyebar melalui tetesan yang terbawa udara dari batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menyebar melalui darah, terutama selama dan segera setelah lahir [10].
Pencegahan Pneumonia
Pencegahan terhadap pneumonia dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemberian imunisasi, pencegahan penularan, dan perbaikan status gizi. Imunisasi untuk pencegahan pneumonia meliputi pemberian vaksin [11,12,13]:
● Pertusis (DTP): Vaksin DTP biasanya diberikan dalam bentuk suntikan dan merupakan bagian dari program imunisasi rutin pada anak-anak di banyak negara. DTP diberikan pada bayi usia 2,3 dan 4 bulan.
● Campak (MR): MR adalah imunisasi yang memicu tubuh menghasilkan kekebalan terhadap measles (campak) dan rubella yang diberikan pada anak usia 9 bulan ke atas. Vaksin ini perlu diberikan 2 kali sebelum usia 5 tahun, yakni pada usia 9 bulan dan 18 bulan. Kemudian, diberikan kembali pada usia 5-7 tahun sebagai program BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) di kelas 1 SD.
● Pneumokokus (PCV): Vaksin PCV diberikan pada usia 2,4 dan 6 bulan dengan booster pada usia 12-15 bulan.
● Influenza: Untuk suntikan pertama vaksin ini diberikan mulai usia 6 bulan - 8 tahun. Untuk usia 9 tahun ke atas cukup diberikan satu kali. Selanjutnya pengulangan setiap tahun satu kali pada bulan yang sama.
Well, untuk mencegah pneumonia akibat polusi udara, khususnya di dalam ruangan, pastikan kondisi rumah dalam keadaan bersih dan higienis salah satunya dengan hindari merokok di dalam ruangan. Sementara pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menjaga jarak, atau dengan menggunakan masker [14,15,16].
Referensi:
16 Agu 2023
5 Okt 2023
25 Okt 2023
3 Mei 2024