Radang Lambung pada Anak
Author:
Topik: bayi, Pra-sekolah, Sekolah, Remaja
Radang Lambung pada Anak
Bila anaknya divonis dokter terkena penyakit maag, biasanya ibu langsung bereaksi: “Apa bisa, Dok, anak kecil terkena sakit maag?”. Perlu diketahui bahwa sakit maag atau radang lambung atau gastritis menurut istilah kedokteran , bisa mengenai semua usia, dari bayi sampai kakek-nenek.
Lambung mengeluarkan asam lambung (HCl) yang berguna untuk mematikan bakteri yang masuk melalui mulut. Hampir semua kuman terbunuh di lambung, kecuali kuman tuberkulosis dan kuman yang menginfeksi lambung (Helicobacter pylori). Selaput lendir lambung memang didesain tahan terhadap asam. Hal tersebut terjadi karena ada keseimbangan antara faktor yang melindungi (protector) dan faktor yang menyerang (agresor). Bila faktor agresor lebih unggul dari faktor protektor, terjadilah penyakit radang lambung, yang masyarakat awam mengenalnya sebagai penyakit maag.
Apa saja faktor protektor itu? Bagian dalam lambung dilapisi lendir yang merupakan pelindung utama terhadap faktor agresor. Kemudian terdapat pula pengeluaran zat bikarbonat yang bersifat basa, yang dapat menetralisir asam lambung. Aliran darah ke lambung, yang memberikan nutrisi pada lambung, merupakan upaya mempertahankan keutuhan lapisan lendir lambung. Ketiga faktor pelindung ini harus berstruktur dan berfungsi baik.
Faktor agresor juga amat menentukan timbulnya radang lambung. Ibarat batu yang keras, bila ditetesi air terus-menerus, akan rusak juga. Faktor agresor yang bekerja terus-menerus akan menimbulkan peradangan juga. Beberapa obat merupakan faktor agresor. Obat penurun panas seperti asetosal dan ibuprofen dapat mengikis selaput lendir. Obat antialergi seperti prednisone juga dapat merusak lambung. Demikian pula obat antirematik, seperti piroksikam, juga dapat menyebabkan iritasi lambung. Oleh karena itu, pemakaian obat-obatan tersebut sebaiknya atas anjuran dokter agar efek sampingnya bisa diantisipasi. Paling tidak, minumlah obat tersebut pada saat perut penuh, yakni sesudah makan.
Radang lambung dapat juga disebabkan infeksi bakteri yang bernama Helicobacter pylori. Kuman ini bisa hidup dibawah selaput lendiri lambung. Selain menyebabkan radang lambung, kuman ini dapat menyebabkan tukak lambung dan usus dua belas jari, dan lebih jauh lagi dapat menyebabkan kanker lambung.
Makanan yang terlalu pedas dan makanan yang terlalu berbumbu juga dapat mengiritasi lambung. Demikian pula makanan yang dalam proses pembuatannya menggunakan bahan iritan seperti air abu, bleng, atau soda, the, kopi, dan alkohol. Makanan yang terlalu berlemak juga akan memperlambat pengosongan lambung yang akan memudahkan terjadinya iritasi lambung. Keteraturan makan juga penting. Upayakan makan 3 kali sehari dengan cemilan di antaranya. Jangan biarkan perut kosong terlalu lama karena asam lambung tetap ada dan makanan dapat menetralkan asam lambung.
Penyakit radang lambung juga bisa terjadi bila anak mengalami infeksi berat, radang otak, atau luka bakar yang hebat. Anak yang dirawat di ICU sering mengalami radang lambung, bahkan tukak lambung yang disebut sebagai stress ulcer. Stres akan menyebabkan kadar hormon kortisol meningkat dalam darah dan menyebabkan terganggunya produksi lender (mucus) pada selaput lender lambung. Menipisnya faktor pelindung akan memudahkan perlukaan pada lambung.
Gejala radang lambung yang utama ialah nyeri pada ulu hati. Anak juga merasa mual, muntah, kembung, begah, cepat kenyang, dan rasa panas pada perut. Bila makin berat dapat disertai muntah darah. Nafsu makan anak jauh menurun dan bila berlangsung lama bisa terjadi penurunan berat badan. Bila gejala bertambah berat, anak bisa terbangun di malam hari karena mengalami sakit perut yang hebat. Gejala awal pada anak biasanya mual dan perubahan nafsu makan. Baru makan satu dua sendok anak sudah merasa kenyang dan bahkan kadang-kadang merasa nyeri pada lambungnya. Muntah darah terjadi bila iritasi lambung mengikis pembuluh darah. Sering kali gejala penyakit ini menyebabkan anak tidak bisa sekolah.
Gejala penyakit radang lambung mudah dikenali dokter tanpa perlu melakukan pemeriksaan tambahan. Bila tidak sembuh dengan pengobatan standar dan keluhan menjadi kronik biasanya di butuhkan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan endoskopi sangat berguna untuk melihat secara langsung perlukaan pada lambung, seberapa parah perlukaannya dan sekaligus dapat mengambil sebagian jaringan lambung untuk diperiksa lebih lanjut, misalnya untuk mengetahui apakah kuman Helicobacter pylori sebagai penyebabnya.
Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi lambung oleh kuman Helicobacter, tidak selalu harus dengan endoskopi. Saat ini tersedia beberapa pemeriksaan yang tidak invasif seperti pemeriksaan antigen kuman dalam tinja (Stool Test) atau pemeriksaan udara nafas untuk memeriksa hasil metabolisme kuman (Urea Breath Test). Namun, tidak perlu melakukan pemeriksaan ini kalau tidak ada keluhan, sebab Helicobacter pylori bisa juga merupakan kuman komensal pada lambung tetapi tidak menyebabkan penyakit.
Obat untuk mengatasi radang lambung terutama adalah obat yang dapat menetralisasi asam lambung atau menurunkan produksi asam lambung atau melapisi permukaan selaput lendir lambung. Dikenal obat-obat seperti antasida, ranitidine, atau omeprazole. Untuk mengonsumsi obat-obat tersebut sebaiknya atas rekomendasi dokter. Pengobatan biasanya diberikan selama 8 minggu. Bila disebabkan infeksi Helicobacter pylori diberikan antibiotik ganda.
Penyakit radang lambung yang kronis tidak mudah diobati karena melibatkan pula perilaku dan gaya hidup. Sering kambuh dan sangat memengaruhi kualitas hidup anak. Yang penting ialah pencegahan. Teratur makan, pilih makanan yang tidak mengiritasi lambung, dan konsumsi obat atas rekomendasi dokter. [*]
Penulis: Agus Firmansyah
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Artikel pernah dimuat di Kompas, kolom klasika, tanggal 3 Februari 2013