Sinusitis pada Anak, mungkinkah ?
Author:
Topik: Pra-sekolah, Sekolah
Sinusitis pada Anak, mungkinkah ?
Sinusitis merupakan proses peradangan pada rongga sinus. Rongga sinus adalah struktur anatomi berupa rongga yang terletak di daerah wajah. Rongga sinus terletak di daerah wajah yang bermuara di rongga hidung. Karena rongga sinus merupakan struktur yang berkesinambungan dengan rongga hidung, maka pada umumnya saat rongga sinus mengalami peradangan akan diikuti pula peradangan di daerah hidung. Oleh karena itu, peradangan di daerah sinus lazimnya disebut rinosinusitis.
Jenis – jenis rongga sinus yaitu sinus maksilaris yang letaknya di daerah pipi, sinus frontalis yang letaknya ada di dahi, sinus etmoidalis yang terletak di sekitar mata dan sinus sfenoidalis di belakang dahi.
Sumber gambar : http://pedilung.com/pediatric-lung-diseases-disorders/post-nasal-drip-in-children/
Gejala Sinusitis
Sinusitis memiliki gejala yang secara umum hampir sama dengan gejala radang lainnya. Sesuai anatomi sinus yang berhubungan dengan hidung, gejala yang timbul antara lain :
· Hidung tersumbat,
· Pilek yang berlangsung lama atau berulang.
· Post nasal drip atau rasa seperti ingus yang mengalir ke belakang tenggorokan.
· Sakit kepala
· Bau mulut (halitosis)
· Nyeri pada daerah wajah.
· Batuk.
Gejala batuk yang disebabkan oleh sinusitis berbeda dengan batuk yang disebabkan penyakit lain, yaitu seperti orang ber-dehem . Batuk tersebut dapat di curigai sebagai post nasal drip. Keluhan batuk ber-dehem ini terjadi akibat rasa tidak nyaman yang disebabkan sekret yang mengalir dari hidung ke belakang tenggorokan. Sekret tersebut akan merangsang refleks dari sistem saluran nafas untuk membersihkan saluran napas, yang disebut juga clearing the throat.
Penyebab Sinusitis pada Anak
Sinusitis dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun non infeksi. Proses infeksi yang paling sering adalah infeksi virus. Infeksi virus yang berat atau berlangsung lama dapat menyebabkan masuknya infeksi lain yaitu infeksi bakteri. Selain itu, pada kondisi – kondisi khusus yaitu dengan gangguan imunologi, sinusitis dapat juga disebabkan oleh jamur atau infeksi bakteri yang lebih berat. Penyebab sinusitis non infeksi adalah proses alergi. Pada anak dengan pilek atau rinitis alergi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita sinusitis. Terutama anak dengan pilek alergi bersifat menetap (persisten).
Untuk membedakan batuk pilek gejala sinusitis dengan batuk pilek biasa, ditandai dengan batuk pilek yang tidak kunjung membaik setelah 10 hari, atau pilek setelah 5 hari sudah membaik kemudian memburuk kembali, atau batuk pilek yang berat. Keluhan yang sering menyertai adalah bengkak di daerah mata atau disebut periorbital abses. Dengan keluhan ini orang tua harus waspada sebagai gejala rinosinusitis.
Rinosinusitis ringan tidak berbahaya, namun sangat mengganggu kualitas hidup. Anak menjadi kesulitan bernafas, terdapat gangguan pola tidur, nafsu makan menurun, dan menganggu aktivitas, sering pada anak usia kecil terjadi pula muntah. Pada kondisi berat dan sangat berat, rinosinusitis ini dapat menjadi sumber infeksi di susunan saraf pusat (SSP) seperti meningitis (radang otak), meski hal ini jarang terjadi. Komplikasi meningitis ini dapat terjadi pada anak yang memiliki kondisi daya tahan tubuh imunitas tidak baik atau immunocompromised.
Penanganan awal di rumah
Penanganan awal di rumah untuk rinosinusitis dapat disesuaikan dengan penyebabnya. Rinosinusitis yang disebabkan oleh virus sebenarnya merupakan penyakit swasirna (self limiting disease) yaitu penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Terapi yang diberikan merupakan terapi yang bersifat suportif, seperti menjaga kebersihan rongga hidung sehingga tidak terjadi penumpukan sekret. Ini dilakukan dengan menggunakan cairan nasal saline yang dapat berupa nasal drop atau nasal spray. Pemberian nasal saline bisa diberikan sesuai dengan kebutuhan anak, semakin kental sekret semakin sering pula kita menganjurkan orang tua untuk melakukan pemberian nasal saline.
Untuk mengatasi sinusitis yang memiliki gejala lebih berat, dapat diberikan obat anti radang untuk hidung (intra nasal spray) sesuai petunjuk dokter. Hal paling sederhana yang dapat orangtua lakukan di rumah adalah memberikan anak cukup minum, sehingga kebutuhan cairan tercukupi dan membantu pengenceran lendir. Untuk sinusitis yang disebabkan oleh proses alergi perlu pemberian obat antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi. Tentunya ini sesuai dengan derajat alerginya dan harus dengan anjuran dokter.
Adakah yang harus dihindari ?
Yang harus dihindari pada anak yang mengalami sinusitis adalah aktivitas berenang dan menghindari minuman dingin selama anak sakit sampai anak mengalami perbaikan.
Kesimpulan :
“Sinusitis pada anak, mungkinkah ?” Sinusitis mungkin terjadi pada anak. Rentang usia anak yang paling sering mengalami sinusitis adalah usia anak menjelang sekolah, yaitu usia 5 – 10 tahun. Yang perlu diperhatikan orang tua adalah melakukan penanganan awal dengan memberikan memberikan minum cukup, irigasi hidung, dan segera membawa anak ke dokter. Pemeriksaan dokter diperlukan untuk menilai secara spesifik apakah terdapat infeksi bakteri atau tidak. Sehingga dapat diberikan obat yang sesuai dengan diagnosis dokter.
Penulis : dr. Bagus Budi Santoso
Narasumber : dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K)
Artikel ini dibuat berdasarkan wawancara dengan dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K) tanggal 24/1/2017