
Himbauan IDAI Tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Kasus Difteri
20 Des 2017
Author: Fauziah Sabtuanisa
15 Jun 2022
Topik: Demam Berdarah, Demam pada Anak
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia dan termasuk penyakit menular yang penyebarannya melalui perantara nyamuk betina aedes aegypti atau aedes albopictus yang terinfeksi virus dengue. Nyamuk ini memiliki belang hitam - putih di badan, kepala, dan kakinya, serta terbang pada siang hari. Ditambah, saat ini sedang musim hujan sehingga penyakit DBD sangat rentang menyerang si Kecil. Agar MomDad lebih waspada, yuk kenali gejala DBD pada bayi dan cara mengatasinya di hari Demam Berdarah ASEAN yang jatuh pada hari ini (15/6)!
Gejala DBD pada bayi
Pada penyakit demam berdarah dengue terdapat 4 jenis virus dengue di dalamnya, yaitu virus dengue 1, 2, 3, dan 4. Dengan adanya 4 jenis virus dengue, maka seseorang dapat terkena demam berdarah lebih dari satu kali seumur hidupnya.
Pada umumnya, orang yang terjangkit DBD ditandai dengan gejala seperti:
Gejala-gejala di atas sering kali sulit dideteksi pada bayi yang belum bisa mengungkapkan keluhannya. Bahkan, DBD lebih sering terjadi dan bisa lebih berbahaya jika dialami oleh bayi. Maka dari itu, MomDad perlu waspada jika bayi merasakan:
Jika MomDad menemukan beberapa gejala seperti di atas, jangan panik dan segera periksa si Kecil ke dokter sebelum terlambat.
Cara mengatasi demam berdarah dengue
Jika musim hujan sudah datang, hal yang paling penting dalam mengatasi nyamuk aedes aegypti adalah dengan memperhatikan kebersihan lingkungan. Berdasarkan situs resmi IDAI, MomDad bisa terapkan 3M, yaitu:
Jika ingin melakukan pelindungan ekstra, MomDad bisa gunakan kelambu pada tempat tidur si Kecil dan krim anti nyamuk, serta memelihara ikan sebagai predator nyamuk.
Namun, jika si Kecil sudah terlanjur terinfeksi DBD, maka segera bawa dan periksakan ke dokter agar dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dan dokter bisa memutuskan apakah si Kecil perlu dirawat inap di rumah sakit atau rawat jalan. Jangan sampai si Kecil mengalami kejang, yang artinya penyebaran oksigen ke berbagai jaringan tubuh sudah berkurang dan menyebabkan kerusakan organ. Pada kondisi seperti ini, DBD akan lebih sulit ditangani.
Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika ingin tahu konten menarik seputar tumbuh kembang anak lainnya, jangan lupa follow @official.primaku di Instagram.
Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!
Refrensi:
Sumber foto: Pexels
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D