primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Waspada Flu dan Flu Burung

Author:

Topik: bayi, Pra-sekolah, Sekolah

Waspada Flu dan Flu Burung

Sehari-hari sering kita dengar orang tua mengatakan, anak saya terkena flu.  Orang tua mengatakan flu jika anak mereka mengalami keluhan demam, batuk, dan pilek. Banyak pihak yang masih keliru mengartikan flu. Apa sebenarnya flu itu? Flu kependekan dari Influenza yang sehari-hari lebih dikenal oleh orang awam dengan sebutan flu.

Penyakit infeksi saluran napas dengan gejala demam, batuk, dan pilek yang sering dialami oleh sebagian besar masyarakat bahkan pada anak-anak, diagnosis klinis yang tepat adalah selesma atau common cold. Dalam istilah medis, selesma atau common cold bervariasi, yaitu rinitis, rinofaringitis, atau nasofaringitis yang  bisa disebabkan oleh 100 jenis virus saluran pernapasan, salah satu penyebabnya adalah virus influenza. Jadi selesma/ rinitis/ rinofaringitis yang disebabkan oleh virus influenza dapat disebut influenza sebagai diagnosis etiologi atau penyebab. Diagnosis influenza ditegakkan hanya jika kita dapat menemukan virus influenza dari swab tenggorok. Sejauh kita tidak menemukan virus penyebab infeksi saluran napas maka dapat disebut selesma atau common cold.

Dari sekian banyak virus penyebab selesma, seperti virus influenza, parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, dan masih banyak lainnya, virus yang paling sering menyebabkan selesma adalah rhino virus bukan virus influenza. Virus influenza adalah salah satu jenis virus yang dapat menyerang saluran pernapasan atas. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius jika menginfeksi sampai ke alveoli yang disebut pneumonia. Selesma akibat virus influenza biasanya menimbulkan gejala yang lebih berat dibandingkan karena virus lainnya.

Virus influenza dibagi menjadi 3 jenis, yaitu virus influenza A, B, dan C. Virus influenza B dan C biasanya menyerang manusia dan biasanya tidak menimbulkan gejala yang terlalu serius, sedangkan virus influenza A, selain menyerang manusia juga menyerang binatang khususnya unggas. Virus influenza dibedakan berdasarkan strain atau galur dari 2 komponen, yaitu protein H (Hemaglutinin) dan protein N (Neurominidase). Kombinasi protein H dan N akan menghasilkan banyak strain. Strain yang dapat menyerang manusia disebut sebagai human influenza. Dilihat dari komponen H dan N, seperti H1N1 yang lebih dikenal dengan sebutan flu babi (Swine flu), biasanya menyerang manusia dan H5N1 biasanya menyerang unggas sehingga dikenal dengan sebutan flu burung atau avian influenza.

Seputar Flu Burung

Flu burung atau avian influenza, normalnya tidak mudah menginfeksi manusia. Tahun 2007, ditemukan kasus penularan H5N1 dari unggas kemanusia. Penularan flu burung atau avian influenza dari unggas kemanusia dapat terjadi pada masyarakat yang kontak langsung dengan cairan tubuh dari unggas yang terinfeksi virus H5N1, misalnya memegang, mencabuti bulu, dan mengelolah produk mentah unggas yang terinfeksi kemudian mengusap daerah wajah sehingga virus dapat masuk ke saluran napas atau saluran cerna dan menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadapat flu burung. Apabila ada informasi ditemukannya unggas mati tidak wajar dan unggas mati secara masal, maka kita harus mencurigai adanya infeksi virus H5N1. Masyarakat yang kontak langsung dengan unggas dan tidak menggunakan alat pelindung diri meningkatkan risiko penularan infeksi flu burung dari unggas ke manusia. Walaupun penularan dari manusia ke manusia selama ini masih terbatas dan tidak berkelanjutan, pasien yang dicurigai terinfeksi virus H5N1 tetap harus di isolasi ketat dengan ruangan tekanan negatif karena jika terjadi penularan dari manusia ke manusia akan menimbulkan gejala yang serius.

Anak yang mengalami infeksi saluran napas atas dengan gejala selesma belum dapat dicurigai terinfeksi virus H5N1. Anak mengalami infeksi saluran napas atas lalu mengalami perburukkan klinis yang begitu cepat akibat radang paru yang cepat menyebar ke parenkim dan alveoli paru sehingga anak menunjukkan gejala pneumonia, yaitu napas yang cepat dan napas sesak dan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil leukosit yang rendah, serta ada riwayat kontak dengan unggas yang mati tidak wajar dan unggas mati secara masal maka kita patut curiga anak terinfeksi virus H5N1.

Begitu juga dengan gambaran radiologi paru yang cepat mengalami perburukan dilihat dari penambahan infiltrat paru yang cepat meluas tiap jamnya maka curiga radang pneumonia karena infeksi virus H5N1. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dari usap tenggorok dapat mengetahui jenis dan galur virus penyebab. Jika memang ditemukan virus H5N1 pada pemeriksaan usap tenggorok segera rujuk pasien ke rumah sakit rujukan flu burung, yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Jadi untuk membedakan gejala klinis infeksi saluran pernapasan akibat virus H5N1 dengan virus respiratori lainnya apabila terjadi perburukan klinis dan gambaran radiologi yang begitu cepat dan kita patut meningkatkan kecurigaan terhadap flu burung apabila ada riwayat kontak dengan unggas. Terkadang orangtua mengabaikan atau menganggap tidak serius gejala demam, batuk, dan pilek yang sering kali dialami buah hati mereka, bahkan orang dewasa pun sering mengalami hal yang sama. Kita sebagai orangtua patut meningkatkan kewaspadaan bila anak kita mengalami gejala demam, batuk, pilek disertai nafas yang cepat dan nafas sesak maka kita sebagai orangtua harus segera membawa anak kita ke rumah sakit apapun penyebabnya, tidak perlu dikaitkan dengan flu burung atau penyebab lainnya.

Diperlukan kewaspadaan dan keterpaduan antara masyarakat, tenaga kesehatan, Dinas Peternakan dan Kemenkes untuk mencegah penularan flu burung lebih luas. Upaya Pencegahan terhadap penularan virus H5N1 yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah memakai alat pelindung diri lengkap saat kontak langsung atau saat mengelolah unggas, mencuci tangan setelah kontak langsung dengan unggas, tidak memelihara hewan ternak di pemukiman tempat tinggal, tidak mengkonsumsi bahan mentah unggas jika dicurigai unggas yang mati tidak wajar dan mati secara masal, dan yang paling penting adalah menghindari dan melaporkan unggas yang mati tidak wajar dan mati secara masal kepada petugas peternakan untuk dilakukan tindakan pemusnahan pada unggas-unggas yang dicurigai terinfeksi virus H5N1.Upaya yang sudah dilakukan tenaga kesehatan adalah membantu mewaspadai masyarakat yang mengalami penumonia dengan perburukan klinis dan radiologi yang cepat, memberikan edukasi mengenai gejala infeksi saluran napas yang harus diwaspadai tanpa harus melihat penyebabnya serta memberikan edukasi pencegahan flu burung dan Kemenkes melakukan observasi kepada masyarakat yang mengalami gejala selesma yang berkembang menjadi penumonia dan melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kekebalan tubuh, menyiagakan Rumah Sakit Khusus rujukan Flu burung dan RS Rujukan Regional jika ditemukan kasus infeksi H5N1 atau flu burung.

 

Penulis: Dr. Devina Angela

Reviewer: Dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K)          

Berdasarkan wawancara dengan Dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K), Divisi Respirologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, pada tanggal 29 Maret 2016.

 

 

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: