Deretan Aktivitas Fisik Anak yang Cocok berdasarkan Usia
Author: Tamara
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Aktivitas Fisik, Stimulasi
MomDad yang memiliki anak balita, mungkin setuju bahwa usia di bawah lima tahun merupakan masa di mana dimulainya fase anak menjadi sangat lincah dan tidak mau diam. Untuk menyalurkan seluruh energi yang terkesan tidak ada habisnya, si Kecil pun membutuhkan aktivitas fisik.
American Heart Association merekomendasikan aktivitas fisik intensitas sedang selama minimum 60 menit per hari untuk anak-anak berusia dua tahun atau lebih. Aktivitas ini harus menyenangkan dan bervariasi sesuai dengan perkembangan usia anak. Selain untuk menyalurkan energi, aktivitas fisik ternyata sangat penting bagi pertumbuhan anak. Aktivitas fisik yang dimulai sejak dini merupakan salah satu fondasi hidup sehat yang akan terus dibawa anak sampai hari tuanya. Aktivitas fisik berguna untuk melatih tubuh dan pikiran atau jiwa. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat (mensana in corpore sano). Karena itu, sejak kecil, anak harus sudah dibiasakan aktif secara fisik.
Manfaat aktivitas fisik
Aktivitas fisik mempunyai banyak manfaat untuk anak. Di samping bermanfaat untuk mengurangi risiko obesitas, penyakit pembuluh darah dan keganasan di kemudian hari, aktivitas fisik juga sangat penting untuk optimalisasi pertumbuhan tulang dan otot. Keterampilan gerak, interaksi sosial, dan perkembangan otak juga akan terasah saat anak bermain. Anak yang aktif akan belajar dengan lebih efektif, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Anak akan merasa gembira dan percaya diri, serta memiliki pola tidur yang baik. Aktivitas fisik yang dilakukan sejak dini akan membentuk anak menjadi seorang dewasa yang bergaya hidup aktif.
Berikut ini adalah beberapa tips aktivitas fisik anak sesuai kelompok usia:
Usia bayi 0 - 1 Tahun
Pada bulan-bulan awal, selalu perhatikan dan topang kepala dan leher ketika diperlukan. Permainan dapat dilakukan sambil merangsang gerak berguling, duduk, merangkak, meraih dan menggenggam benda. Pastikan lingkungan tempat bermain dan sekitarnya aman. Saat bayi sedang terbangun, ajaklah ia untuk tengkurap. Rangsang bayi untuk berusaha menjangkau mainan menarik yang diletakkan di depannya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setidaknya 30 menit floor-based play atau tummy time untuk bayi per harinya. Supaya bayi tidak terlalu lelah, 30 menit tersebut dapat terbagi dalam beberapa kali kegiatan dalam pengawasan ketat dari MomDad. Selain dirangsang untuk beraktivitas fisik, bayi juga tidak boleh terlalu sering digendong atau diletakkan di kursi atau stroller karena hal itu akan membatasi ruang geraknya. Screen time tidak direkomendasikan untuk bayi. Gunakan waktu "diam" atau sedentary untuk aktivitas yang interaktif, seperti membaca bersama orang tua.
Usia 1 - 2 tahun
Ketika anak sudah mampu berjalan, pada usia sekitar satu hingga dua tahun, bentuk aktivitasnya dapat menjadi lebih bervariasi. Sesekali selipkan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga dalam waktu singkat, seperti melompat-lompat, memanjat, berlari dan permainan outdoor lainnya. Mainkan musik dan ajak anak bergerak sesuai irama. Belajarlah bermain bola dengan cara lempar tangkap dan menendang. Permainan yang didorong dan ditarik seperti kereta-keretaan meningkatkan pemahaman anak tentang kesadaran ruang.
Usia 3 - 5 tahun
Anak usia prasekolah pada usia sekitar 3-4 tahun memiliki banyak sekali pilihan permainan yang dapat dijadikan aktivitas fisik. Pada rentang usia ini, selipkan latihan yang membuat anak bernafas lebih cepat dan dalam. Misalnya, ajak anak berlomba jarak pendek saat bersepeda, berjalan cepat (brisk walking), menari atau bermain lempar-tangkap. Untuk aktivitas fisik yang bersifat menguatkan tulang, anak dapat melakukan kegiatan seperti melompat, skipping, atau memanjat.
Nah, itu dia aktivitas fisik yang tepat sesuai dengan usia si Kecil. Yuk, coba terapkan di rumah, MomDad!
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.