
Kapan Anak Dikatakan Mengalami Pubertas?
22 Jul 2017
Author: Dr. Jenni K. Dahliana, Sp.A
23 Mar 2023
Topik: Gangguan Perkembangan Koordinasi, Developmental Coordination Disorder, Prestasi Sekolah, Anak Lamban
Tak hanya di 1000 hari pertama kehidupan, gangguan perkembangan pada anak juga bisa muncul saat anak memasuki usia pra-sekolah. Ada anak yang terlihat sehat, namun gerakannya terkesan lamban dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari, misalnya tidak dapat bersepeda dengan teman-temannya atau masih membutuhkan bantuan dalam berpakaian. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada anak yang lamban dalam beraktivitas?
Gangguan perkembangan
Contoh di atas adalah gambaran ‘anak lamban’ yang tidak jarang ditemukan. Istilah anak lamban di sini sebenarnya adalah terjemahan bebas dari “clumsy child”. Dalam terminologi terbaru, hal ini disebut Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK), sebagai terjemahan dari Developmental Coordination Disorder yang artinya gangguan keterampilan motor (alat gerak) yang berpengaruh terhadap kemampuan untuk melakukan tugas umum sehari-hari. Gangguan ini bukan karena kelainan visus, mental retardasi atau palsi serebral tetapi karena ketidakmampuan melakukan kordinasi antara beberapa fungsi sensoris, gerak kasar dan halus.
Anak yang mengalami gangguan perkembangan koordinasi perlu mendapat perhatian orang tua dan guru sekolah dasar mengingat dampaknya terhadap tumbuh kembang anak. Gangguan pertumbuhan yang dimaksud di sini yaitu anak menjadi gemuk/obesitas karena menarik diri dari aktivitas fisik.
Gangguan perkembangan dapat berupa prestasi belajar/akademik yang rendah, sering gagal dalam ujian karena tulisan yang jelek dan lamban. Di dalam keluarga, kemandirian anak kurang, sering dibantu oleh anggota keluarga lain, cenderung terjadi kecelakaan seperti menjatuhkan barang.
Gangguan perkembangan lainnya berupa :
Gejala gangguan perkembangan dari berbagai aspek
Mengingat dampak gangguan perkembangan koordinasi ini terhadap tumbuh kembang anak, maka orang tua perlu mengenal gejala dan cara membantu anak.
Gejala anak lamban/gangguan perkembangan koordinasi pada usia pra-sekolah :
Gejala anak lamban pada usia sekolah
Aspek fisik:
Aspek belajar:
Aspek perawatan diri:
Penelitian menunjukkan bahwa GPK tidak akan menghilang dengan usia. Namun, anak akan menunjukkan perbaikan yang jelas setelah pelatihan.
Tips menghadapi GPK pada anak
Konsultasikan anak ke klinik tumbuh kembang bila ada kecurigaan gangguan perkembangan koordinasi seperti : terlambat mencapai tonggak perkembangan motor: jalan, merangkak, duduk, menabrak benda, clumsy/lamban, prestasi buruk dalam olahraga, tulisan tangan yang jelek. Dalam hal ini penting deteksi dini agar dapat diberikan pelatihan yang tepat sedini mungkin untuk meminimalkan gejala , disamping untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Bila terbukti anak mengalami gangguan perkembangan koordinasi, orang tua berperan penting dalam membantu anak baik di rumah maupun di sekolah. Berikut tips yang bisa MomDad lakukan saat anak alami GPK:
Sementara itu, tips yang dapat dilakukan oleh guru untuk si Kecil:
Dalam edukasi fisik:
Belum dipastikan apa penyebab gangguan perkembangan koordinasi pada anak. Banyak teori/hipotesis tentang penyebab GPK. Namun, salah satu penyebabnya adalah karena adanya ketidakmampuan anak untuk mengintegrasikan informasi sensorik yang masuk ke otak untuk menghasilkan gerakan yang terampil.
Diperkirakan terdapat pada 5% - 15% pada populasi sekolah dasar dan paling sedikit 5% - 6% dari semua anak. Perbandingan rasio laki-laki : perempuan = 2 : 1.
Penelitian lain menunjukkan hampir 50% anak dengan ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder) mengalami juga gangguan perkembangan koordinasi, demikian pula kesulitan belajar dan gangguan bahasa spesifik juga dapat disertai gangguan perkembangan koordinasi (GPK).
MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di Forum Tumbuh Kembang! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.
Daftar Pustaka:
Artikel ini telah ditinjau oleh DR. Dr, Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si.