Deteksi Stunting sejak Dini di 1000 Hari Pertama Kehidupan
Author: Dhia Priyanka
Topik: Stunting
1000 hari pertama kehidupan merupakan periode paling pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan, termasuk organ otak. Oleh karena itu, nutrisi sangat penting dibutuhkan untuk tumbuh kembang yang optimal. Jika nutrisi kurang, hal ini tentu akan berdampak pada kognisi dan pendidikan di masa depan. Di masa ini juga orang tua dapat mendeteksi stunting yang berdampak pada masa depan anak.
Bagaimana sih cara orang tua agar bisa mendeteksi stunting sejak dini? Berikut pemaparan Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K) melalui Instagram Live PrimaKu bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang diadakan beberapa waktu lalu.
Dampak stunting
Stunting adalah perawakan pendek. Jika dilihat dari kurva pertumbuhan WHO, panjang badan ada di bawah minus 2 standar deviasi karena kekurangan gizi kronis/berkepanjangan. Stunting memiliki dampak jangka pendek dan panjang yang tidak hanya berdampak pada diri anak saja, tapi juga keluarga bahkan negara. Inilah alasan mengapa pemerintah sangat gencar memberikan awareness seputar stunting.
Dr. dr. Meta memaparkan, “ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa anak stunting yang bersekolah, ternyata nilai pendidikan akademisnya lebih rendah dibanding anak yang tidak pernah stunting. Durasi bersekolahnya pun lebih rendah/lebih cepat karena angka drop out lebih tinggi, sehingga angka mereka yang bisa melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi jadi rendah.”
Bukan hanya pada dampak kognitif, tapi juga daya tahan tubuh yang menurun, sehingga anak yang stunting jadi lebih sering sakit-sakitan. Dr. dr. Meta menambahkan, setelah dewasa, stunting berhubungan dengan pendapatan perkapita. Anak yang dulunya stunting berisiko bekerja sebagai pekerja kasar, yang tidak memerlukan pendidikan atau keterampilan khusus. Sementara anak yang tidak stunting biasanya bekerja sebagai white color staff yang membutuhkan keterampilan atau pendidikan khusus.
Stunting juga bisa berdampak pada risiko penyakit tidak menular di kemudian hari, seperti obesitas, struk, penyakit jantung, kanker, hipertensi, dan lain-lain.
Deteksi dini stunting di 1000 hari pertama kehidupan
Jika anak stunting di 1000 hari pertama (2 tahun), MomDad harus segera perbaiki sebelum berusia 2 tahun. Lantas, bagaimana kalau sudah lewat dari 2 tahun? Dr. dr. Meta menjawab, bisa diperbaiki, namun hasilnya tidak sebaik di 2 tahun pertama.
Perlu diingat bahwa stunting tidak terjadi secara tiba-tiba. Anak yang stunting pasti diawali oleh weight faltering atau kenaikan berat badan yang tidak adekuat atau berat badan (BB) seret. Kenaikan BB yg tidak adekuat ini jika dibiarkan bisa menjadi stunting. Makanya, MomDad harus benar-benar aware dengan rutin meninimbang BB, ukur panjang anak, memeriksa kurva pertumbuhan secara tepat.
Tips memastikan pertumbuhan anak optimal
WHO sudah mengeluarkan rekomendasi untuk mencegah malnutrisi di 1000 hari pertama kehidupan. Kesimpulannya, sejak bayi baru lahir dimulai dengan inisiasi menyusui dini (IMD) setidaknya 1 jam setelah bayi dilahirkan. Dilanjutkan dengan ASI eksklusif selama 6 bulan, kemudian pemberian MPASI di usia 6 bulan dengan beberapa strategi, salah satunya MPASI adekuat.
Oleh karena itu, MomDad perlu memaksimalkan tumbuh kembang anak di 1000 hari pertamanya, agar dapat mencegah stunting.
MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di Forum Tumbuh Kembang! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.