Ini Perbedaan Pertumbuhan Stunting & Wasting pada Anak
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: 1-3 Tahun, Parenthood, Article, Stunting, Wasting, Tumbuh Kembang
Stunting dan wasting merupakan dua permasalahan tumbuh kembang anak yang dikhawatirkan para orang tua. Pasalnya, kedua kondisi ini memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menjadi masalah yang serius, orang tua kerap kesulitan membedakan antara stunting dan wasting. Nah, supaya MomDad bisa mengetahui perbedaan keduanya, yuk simak penjelasan di bawah!
Perbedaan Stunting & Wasting
Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami kurangnya gizi kronis yang terjadi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan dan berlangsung lama, sehingga menyebabkan terlambatnya perkembangan otak serta lamanya tumbuh kembangnya anak. Stunting meliputi masalah kesehatan yang berhubungan dengan adanya peningkatan risiko kesakitan, kematian serta hambatan dan pertumbuhan yang terjadi pada anak baik dalam pertumbuhan motorik maupun mental.
Sementara wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah. Pemicu wasting biasanya dikarenakan anak terkena diare, sehingga berat badannya turun drastis tapi tinggi badannya tidak bermasalah. Wasting tidak dapat dianggap sepele sebab jika penanganannya terlambat bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Anak yang menderita stunting akibat kekurangan zat gizi protein secara kronis atau anak yang mengalami wasting akibat kehilangan berat badan secara akut dapat dimasukkan ke dalam kriteria anak gizi kurang atau underweight. Sebaliknya anak yang memiliki berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi badan seharusnya pada usia tersebut maka disebut anak mengalami gizi lebih atau obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan dan dapat mengganggu kesehatan yang diukur berdasarkan standar WHO.
Gejala Stunting & Wasting
Anak yang mengalami stunting memiliki pertumbuhan terlambat. Tubuhnya pun terlihat lebih pendek dan tampak lebih muda dibanding anak seusianya. Faktor yang menyebabkan stunting umumnya diakibatkan kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya. Stunting juga bisa disebabkan oleh tingginya frekuensi sakit anak dan bayi dengan berat badan lahir rendah yang tidak tertangani dengan baik.
Sementara, seorang anak dengan wasting (gizi kurang) biasanya tampak kurus dibandingkan anak-anak seusianya, tapi jika kondisi ini berlangsung lama dan sudah memengaruhi tinggi badannya. Selain itu, ciri lain bisa dilihat dari kulit yang kering, otot yang mengecil, dan lemak di bawah kulit yang berkurang. Jika telah mencapai tahap lanjut, kemungkinan perut anak menjadi terlihat buncit.
Dampak Jangka Panjang Stunting
Stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitas saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.
Dampak Jangka Panjang Wasting
Wasting tidak boleh diabaikan. Upaya-upaya pencegahan sangatlah penting, termasuk deteksi dini wasting dengan melakukan pemantauan pertumbuhan rutin di posyandu dan secara mandiri di rumah. Jika wasting diabaikan, maka dampak panjangnya bisa menyerupai stunting, di antaranya:
Kekebalan (sistem imunitas) tubuh rendah
Anak wasting, khususnya anak gizi buruk, memiliki sistem imunitas yang rendah sehingga mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, batuk pilek, dan pneumonia. balita wasting bila menderita penyakit infeksi maka kondisinya dapat lebih parah dan lebih sulit untuk sembuh dibandingkan anak gizi baik.
Gangguan pertumbuhan fisik
Anak wasting berisiko mengalami gangguan pertumbuhan fisik, termasuk pertumbuhan tinggi badan, dikarenakan kurangnya asupan zat gizi yang diperlukan untuk bertumbuh. Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu yang lama, anak tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting, yaitu kondisi di mana tinggi badan lebih pendek bila dibandingkan anak seusianya.
Gangguan perkembangan otak
Zat gizi adalah kunci penting dalam mendukung perkembangan otak balita. Sama seperti stunting, asupan gizi pada anak yang mengalami wasting juga terganggu, yang berisiko bagi perkembangan otak yang optimal, kemampuan belajar, serta produktivitas kerja di masa depan.
Berisiko terkena penyakit tidak menular saat usia dewasa
Sama halnya dengan stunting, anak yang mengalami wasting memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit jantung, saat usia dewasa.
Kematian
Dari semua bentuk masalah gizi anak, wasting, khususnya gizi buruk memiliki risiko kematian yang paling tinggi, yaitu hingga hampir 12 kali lebih tinggi dibandingkan anak gizi baik. Risiko kematian yang tinggi pada anak gizi buruk dikarenakan kekebalan (sistem imunitas) tubuh yang rendah sehingga bila menderita penyakit infeksi, maka kondisinya akan lebih parah dan lebih sulit untuk sembuh, serta dapat menyebabkan kematian.
Penting bagi orang tua untuk mengenali dan mengatasi stunting pada anak sejak dini. Ini melibatkan upaya untuk memastikan anak menerima nutrisi yang cukup selama periode pertumbuhan mereka dan perawatan medis yang sesuai jika diperlukan.
Referensi:
- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK.
- Meilan Demulawa, Citron S. Payu. Pendampingan Dan Sosialisasi Pencegahan Stunting Terhadap Balita Kepada Masyarakat Di Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Jurnal Sibermas.
- Septa Clara Astiyah, SST, MARS, RD. Stunting vs Wasting pada Anak. Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. 13 Oktober 2022.
- UNICEF Indonesia. Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) dan Dampaknya pada Anak.
- Mengenal Lebih Jauh tentang Stunting oleh Kemenkes Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. 28 Juli 2023.