Jangan Keliru! Ini Deretan Mitos dan Fakta tentang Bilingualisme
Author: Ammy Marcinda
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso SpA
Topik: Tumbuh Kembang, Bahasa, Bilingual
Seiring perkembangan zaman tak sedikit orang tua yang mulai memperkenalkan bahasa kedua pada buah hatinya di luar bahasa ibu. Jika dulu hal ini umum dialami dalam pernikahan antar negara, dewasa ini para orang tua sudah memperkenalkan bahasa kedua pada anak. Alasannya pun beragam selain untuk menyesuaikan dengan lingkungan mereka ada juga yang sudah memperkenalkan bahasa kedua demi memudahkan sang anak berinteraksi di sekolah nantinya. Nah, bagi MomDad yang masih ragu untuk mengajarkan bahasa kedua pada anak sejak dini, sebaiknya ketahui berbagai mitos dan fakta di balik kondisi anak dengan lingkungan bilingualisme.
1. Anak di lingkungan bilingual akan telat bicara (Mitos)
Faktanya anak dari keluarga yang bilingual memiliki perkembangan bahasa yang setara dengan anak dari keluarga non-bilingual.
Pada anak, kata spesifik pertama akan dijumpai sekitar usia 1 tahun (misal: mama, papa secara spesifik). Menjelang usia 2 tahun seorang anak akan mampu mengatakan frasa dua kata seperti: “mau minum”, “mau makan”, “mau bobo”, dan sebagainya. Dalam kondisi anak dari keluarga bilingual mungkin akan mencampur dua bahasa dalam 1 kalimat, dan hal ini adalah wajar yang kemudian akan semakin membaik seiring anak bertambah dewasa.
Jumlah total kata (dari kedua bahasa) yang dapat diucapkan anak bilingual akan sama dengan total kata yang dapat diucapkan oleh anak non-bilingual. Contoh: seorang anak bilingual mungkin dapat mengucapkan 5 kata bahasa Indonesia dan 5 kata bahasa Inggris di usia yang sama dengan anak non-bilingual dapat mengucapkan 10 kata bahasa Indonesia.
2. Berbicara dua bahasa kepada anak dapat mengakibatkan gangguan bicara (Mitos)
Faktanya seorang anak yang mengalami gangguan bicara atau bahasa akan menunjukkan gejala di kedua bahasa yang diucapkan, tapi hal ini tidak disebabkan oleh bilingualisme.
3. Belajar dua bahasa akan membuat anak bingung (Mitos)
Faktanya anak bilingual sering didapati mencampur dua bahasa sekaligus dalam satu kalimat. Kondisi ini bukanlah sebuah bentuk kebingungan tapi hal yang normal. Pada usia sekitar 4 tahun anak akan dapat membedakan kedua bahasa tersebut, tetapi percampuran bahasa masih dapat terjadi sesekali. Seiring berjalannya waktu, anak akan belajar menggunakan kedua bahasa tersebut secara terpisah.
Nah, itu dia berbagai mitos dan juga fakta seputar bilingualisme pada anak. Jadi tak perlu khawatir bagi MomDad yang berada di lingkungan dua bahasa dan ingin mengajarkannya pada si kecil.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar ASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Pexels
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.