Meta PixelKaitan Berat Badan dan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Kaitan Berat Badan dan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak

Author: Tim PrimaKu / dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

9 Jul 2025

Topik: Berat Badan, Motorik Kasar, Pertumbuhan Anak

Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari bertambahnya usia dan tinggi badan, tetapi juga dari kemampuan motoriknya yang berkembang seiring waktu. Salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi perkembangan motorik kasar anak adalah berat badan. Berat badan yang berada di bawah atau di atas rentang ideal berpotensi menghambat pencapaian keterampilan motorik kasar seperti duduk, merangkak, berdiri, atau berjalan. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memahami bagaimana berat badan anak berhubungan dengan perkembangan motorik kasarnya.


Hubungan Berat Badan dan Perkembangan Motorik Kasar

Motorik kasar mencakup gerakan tubuh besar yang melibatkan otot-otot besar seperti lengan, kaki, dan batang tubuh. Perkembangan kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh status gizi anak, termasuk berat badan.

Menurut penelitian yang dimuat dalam Early Human Development Journal [1], anak-anak dengan berat badan berlebih (overweight) atau obesitas cenderung mengalami keterlambatan dalam kemampuan motorik kasar. Hal ini disebabkan oleh beban tubuh yang lebih berat, sehingga anak merasa lebih sulit untuk menopang tubuh saat belajar duduk, berdiri, atau berjalan.

Di sisi lain, anak dengan berat badan di bawah normal juga memiliki tantangan tersendiri. Gizi yang kurang dapat menyebabkan otot yang lemah, energi yang rendah, dan keterlambatan dalam stimulasi fisik. Studi dari Journal of Pediatrics [2] menunjukkan bahwa malnutrisi kronis pada masa awal kehidupan berkorelasi dengan perkembangan motorik yang tertunda.

Idealnya, berat badan anak sebaiknya dipantau secara rutin menggunakan kurva pertumbuhan WHO, untuk memastikan berada pada rentang sehat. Dengan berat badan yang sesuai, anak akan memiliki kekuatan otot dan stamina yang cukup untuk mengeksplorasi lingkungan, bergerak aktif, dan mengembangkan kemampuan motorik kasarnya secara optimal.

Memantau berat badan anak bukan hanya soal angka di timbangan, tetapi juga merupakan bagian penting dari mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Jika berat badan anak terlalu rendah atau terlalu tinggi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan agar bisa mendapat panduan nutrisi dan stimulasi motorik yang sesuai. Dengan status gizi yang baik, anak akan lebih siap untuk mencapai tonggak perkembangan motorik secara optimal.


Referensi: 

  • Slining, Meghan M., et al. "Infant overweight is associated with delayed motor development." Journal of Pediatrics, vol. 157, no. 1, 2010, pp. 20–25.
  • Grantham-McGregor, S., et al. "Developmental potential in the first 5 years for children in developing countries." The Lancet, vol. 369, no. 9555, 2007, pp. 60–70.