Pencegahan Stunting sejak Dini, Dimulai dari Sini!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Stunting
Kekurangan nutrisi atau gizi pada tumbuh kembang anak adalah salah satu masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Indonesia merupakan negara dengan beban anak stunting tertinggi ke-2 di Kawasan Asia Tenggara dan ke-5 di dunia. Kekurangan gizi sendiri merupakan salah satu hal mendasar yang menyebabkan stunting. Pada umumnya, stunting dapat terjadi saat janin masih berada di dalam kandungan, yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada makanan ibu hamil. Oleh karena itu, stunting bisa Mom cegah di masa kehamilan dengan mengonsumsi nutrisi yang tepat. Untuk tahu lebih jelasnya, yuk simak penjelasan dari dr. Yohannessa Wulandari, M.Gizi, Sp.GK berikut!
Nutrisi tepat untuk ibu hamil
Kesehatan pada ibu hamil merupakan hal yang paling utama, karena ini berkaitan dengan tumbuh kembang janin nantinya. Pemenuhan asupan nutrisi yang optimal sangat dibutuhkan ibu hamil untuk mencegah stunting pada si Kecil. Berikut contoh makan makanan bernutrisi dan bergizi seimbang yang diperlukan ibu hamil, terdiri dari: karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral sebesar sekitar 2200 kkal pada trimester 1 dan 2400 kkal pada trimester 2-3.
Contoh menu makan siang yang baik untuk ibu hamil:
- 1 centong nasi (dapat diganti dengan sumber karbohidrat lainnya seperti roti, ubi, jagung, dan lain-lain)
- 2 potong ayam tanpa kulit (dapat diganti dengan sumber protein hewani lain seperti daging, ikan dan telur)
- 2 potong tahu atau tempe
- 2 mangkuk sayur
- Buah
- Susu 200 ml
Dengan catatan, sumber protein hewani harus diutamakan untuk ibu hamil daripada sumber protein nabati. Usahakan ibu mengonsumsi salah satu sumber protein hewani (daging, ikan, ayam, telur atau susu) setiap hari.
Jangan lupa juga untuk konsumsi suplementasi vitamin dan mineral rutin sesuai anjuran dokter kandungan, serta cukupi kebutuhan cairan tubuh ibu hamil dengan minum air mineral sekitar 10 gelas air per-hari dan olahraga atau aktivitas fisik ringan untuk ibu hamil. Namun, sebelum itu perlu untuk konsultasi dokter kandungan terlebih dahulu.
Jangan lupa juga untuk terus pantau kenaikan berat badan pada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan status gizi sebelum hamil. Sebagai catatan Mom, berikut angka indeks massa tubuh yang direkomendasikan:
- Indeks massa tubuh (IMT) <18,5 = Total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 12,5-18 kg
- IMT 18,5-24,9: total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 11,5-16 kg
- IMT 25-29,9: total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 7-11,5 kg
- IMT >30: total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 5-9 kg
Tips mencegah stunting sejak dini
Pencegahan stunting pada ibu hamil harus menjadi prioritas utama. Selain menjaga asupan makanan dengan nutrisi yang optimal, Mom juga bisa mencegah stunting dengan cara berikut:
- Ibu hamil harus memeriksa kehamilannya ke dokter kandungan atau ke pusat pelayanan kesehatan secara berkala atau rutin agar kesehatan ibu dan janin dapat dipantau.
- Sebaiknya wanita tidak hamil pada usia yang terlalu muda. Kehamilan pada remaja dapat mengakibatkan kompetisi kebutuhan nutrisi antara janin dan ibu yang juga masih dalam masa pertumbuhan.
- Menjaga jarak kehamilan.
- Hindari makan makanan mentah atau tanpa diolah.
- Cegah anemia. Anemia disebabkan akibat kekurangan zat besi, malaria dan masih banyak lagi. Ibu hamil bisa diskusikan hal ini ke dokter kandungan dengan mengoptimalkan kadar hemoglobin selama kehamilan.
- Perbaiki gaya hidup. Ibu hamil perlu memiliki gaya hidup yang baik dan sehat, perbaikan gaya hidup tidak hanya dari pola makan, tetapi secara keseluruhan. Ibu hamil disarankan olahraga rutin dan teratur, biasakan cuci tangan, istirahat yang cukup, berhenti merokok atau hindari asap rokok.
Tindakan yang diambil selama kehamilan memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan anak setelah lahir. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa masa kehamilan sehat dan mendukung pertumbuhan janin yang optimal.berhenti minum minuman beralkohol, dan masih banyak lagi.
Selain itu, imunisasi sesuai jadwal juga tak kalah penting, lho. Sebab, apabila anak tidak diimunisasi, berarti ia tidak memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Artinya, anak dalam risiko besar untuk mengalami berbagai macam penyakit. Ketika anak sakit, maka dapat menyebabkan berat badan anak mudah berfluktuasi dan tak jarang anak tidak dapat mengejar kemunduran atau perlambatan pertumbuhannya setelah sakit. Semua imunisasi ditujukan untuk memelihara kesehatan seorang anak dalam rangka mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Referensi: Ikatan Dokter Anak Indonesia (19 April 2016). Mencegah Anak Berperawakan Pendek. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.