
Perkembangan Keseimbangan dan Koordinasi yang Wajib MomDad Ketahui!
15 Jan 2022
Author: Dhia Priyanka
8 Feb 2023
Topik: Gangguan Pertumbuhan, Gangguan bicara, Gangguan Artikulasi, Obesitas, Gangguan Makan, Gizi Buruk, Pediasure
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak saling berkaitan satu sama lain. Tumbuh/pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik, contohnya anak menjadi bertambah berat dan tinggi. Sementara kembang/perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks, contohnya kemampuan bayi bertambah dari berguling menjadi duduk, berdiri, dan berjalan. Kemampuan ini harus sesuai dengan umurnya yang disebut tonggak perkembangan anak. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, pastikan kebutuhan nutrisi, imunisasi, dan stimulasi anak tercukupi.
Apa aja sih gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang bisa dialami si Kecil?
Gangguan Pertumbuhan
Setiap orang tua pasti ingin buah hatinya tumbuh dengan optimal. Namun, di dalam setiap fase tumbuh kembangnya, si Kecil mungkin berisiko mengalami gangguan pertumbuhan yang membuat MomDad khawatir. Sebenarnya, apa saja sih jenis gangguan pertumbuhan yang mungkin terjadi pada si Kecil?
Pemantauan pertumbuhan anak biasanya dilakukan dengan memplot berat badan dan tinggi badan ke dalam suatu kurva pertumbuhan. Seorang anak dikatakan pendek jika tinggi badan atau panjang badan menurut usia lebih dari dua standar deviasi di bawah median kurva standar pertumbuhan anak WHO. Perawakan pendek disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan merupakan aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga perawakan pendek dapat diatasi.
Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Selain disebabkan oleh lingkungan, perawakan pendek juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.
Gizi buruk atau kekurangan energi-protein berat, merupakan masalah kesehatan serius saat anak tidak memiliki asupan gizi yang cukup dan dibutuhkan. Anak dengan gizi buruk biasanya memiliki ciri-ciri kulit yang kering, otot yang mengecil, dan lemak di bawah kulit yang berkurang. Jika telah mencapai tahap lanjut, kemungkinan perut anak menjadi terlihat buncit. Faktor penyebabnya karena kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif singkat yang membuat berat badan anak turun.
Sedangkan, anak yang mengalami stunting akan terlihat lebih pendek dan tampak lebih kecil dibanding anak seusianya. Faktor yang menyebabkan stunting adalah kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Stunting juga bisa disebabkan oleh tingginya frekuensi sakit anak dan bayi dengan berat badan lahir rendah yang tidak tertangani dengan baik.
Obesitas merupakan istilah yang digunakan untuk indeks massa tubuh yang tinggi untuk usianya. Indeks massa tubuh adalah hasil pembagian dari berat badan dengan kuadrat tinggi badan anak dalam satuan meter. Untuk mendiagnosis obesitas, dokter akan menggunakan kurva berat badan menurut tinggi badan dan kemudian indeks massa tubuh menurut usia. Pada bayi di bawah 1 tahun, akan digunakan kurva WHO.
Secara umum, obesitas disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas fisik yang dilakukan. Namun, dalam 1 tahun pertama kehidupan, laju pertumbuhan bayi memang sangatlah cepat. Lalu, pada usia 9-12 bulan, indeks massa tubuh akan mulai menurun secara alamiah, sehingga jika setelah 12 bulan indeks massa anak tetap berada di atas +3 deviasi standar pada kurva, maka perlu dilakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui kapan anak bisa dikatakan obesitas. Dari pemeriksaan, anak akan tampak berwajah bulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher pendek, perut buncit berlipat, dan pada anak laki-laki penis akan tampak kecil. Sedangkan dari pemeriksaan berat dan tinggi badan, akan didapatkan indeks massa tubuh lebih dari +3 deviasi standar menurut kurva WHO.
Gangguan Perkembangan
Sementara itu, gangguan perkembangan yang dapat dialami si Kecil dalam tumbuh kembangnya meliputi:
Secara teknis, definisi keterlambatan bicara-bahasa adalah apabila dijumpai kemampuan bahasa 1,5-2 kali simpang baku di bawah rerata nilai normal pemeriksaan standar atau usia perkembangan tertinggal 25% atau lebih dari usia kronologis. Definisi tersebut mungkin terdengar rumit, MomDad mungkin lebih mudah memahami contoh berikut: anak usia 2 tahun belum mampu mengucapkan 1 kata bermakna atau kemampuan bicara anak usia 2 tahun setara dengan kemampuan bicara anak usia 1 tahun.
Gangguan bicara-bahasa merupakan bagian dari gangguan komunikasi, yaitu gangguan kemampuan anak untuk menerima, mengerti, atau menyampaikan suatu pesan baik secara verbal maupun non-verbal. Gangguan komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi gangguan pendengaran, gangguan bahasa, gangguan proses bicara, dan gangguan kelancaran bicara. Sedangkan gangguan proses bicara terdiri dari gangguan fonasi, resonansi, artikulasi, dan motorik.
Berikut penjelasan mengenai gangguan proses bicara:
Sementara gangguan kelancaran bicara terdiri antara lain:
Dalam proses tumbuh kembang anak, MomDad mungkin menemukan hambatan saat memberikan asupan nutrisi atau gangguan makan. Dikutip dari halaman IDAI, gangguan makan yang dapat terjadi pada anak antara lain:
Inappropriate feeding practice: masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia. Penyebab inappropriate feeding practice perlu ditelusuri lebih lanjut, primer ataukah sekunder.
Nah, agar tumbuh kembang si Kecil optimal, MomDad dapat melengkapi kebutuhan nutrisinya dengan memberikan PediaSure untuk mendukung pertumbuhan dengan hasil yang nyata. Telah menjadi andalan para orang tua selama 25 tahun, PediaSure menyediakan nutrisi lengkap dan seimbang mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak/kognitif, DAN dengan triple immunity blend yang terdiri dari sinbiotik (prebiotik dan probiotik), mikronutrien pendukung imunitas (seperti vitamin C, vitamin D, dan seng), serta kompleks triple protein (kasein, whey, dan protein kedelai).
Pilihan rasanya pun bervariasi, mulai dari vanila, madu, dan coklat, yang merupakan rasa favorit si Kecil.
Referensi:
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.
15 Jan 2022
22 Mar 2022
6 Apr 2022
10 Mei 2022