Anak Tidak Diimunisasi? Awas, Dampaknya Bisa Begini!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Imunisasi, Vaksinasi
Meski telah diwajibkan oleh pemerintah, masih ada orang tua yang memutuskan untuk tidak memberikan imunisasi pada anaknya. Salah satu penyebabnya karena para orang tua mungkin mendapat informasi yang salah atau menyesatkan tentang vaksin melalui media sosial, internet, atau sumber-sumber tidak resmi lainnya. Padahal, jika anak tidak diimunisasi, maka bisa memberikan dampak jangka panjang untuk masa depannya, seperti penjelasan berikut.
Anak Lebih Rentan Alami Sakit Berat
Anak yang tidak menerima imunisasi lengkap dan tepat waktu akan lebih rentan mengalami berbagai penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi, seperti hepatitis, TBC, batuk rejan, dan difteri. Selain itu, risiko komplikasi pada anak juga rentan terjadi. Misalnya saat anak terkena campak, kemungkinan ia juga akan mengalami komplikasi seperti diare, pneumonia, kebutaan, dan malnutrisi.
Menyebarkan Penyakit Menular ke Anggota Keluarga
Anak yang sedang sakit dan tidak menerima imunisasi lebih berisiko menularkan penyakit ke orang lain di sekitar, khususnya anggota keluarga. Begitupun sebaliknya, anak yang tidak diimunisasi lebih berisiko tertular penyakit.
Orang dewasa merupakan sumber infeksi utama pertusis (batuk rejan) pada balita. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan kematian pada bayi. Imunisasi tidak hanya melindungi diri anak, tetapi juga orang tua dan anggota keluarga lain, tetapi juga orang-orang di lingkungan sekitar yang mungkin kesulitan mendapatkan akses vaksinasi.
Membutuhkan Biaya Tinggi untuk Berobat
Kejadian sakit dan komplikasi penyakit membutuhkan biaya tinggi dan perawatan yang memakan waktu. Pasien difteri misalnya, membutuhkan rawat inap segera di fasilitas kesehatan yang mampu menangani penyakit ini beserta komplikasi-komplikasinya. Pasien akan ditempatkan di ruang isolasi dan diberikan obat-obatan khusus. Penyakit campak rata-rata memerlukan hingga 15 hari perawatan, termasuk rata-rata kehilangan lima atau enam hari kerja atau sekolah bagi karyawan atau pelajar. Orang dewasa yang terkena hepatitis, rata-rata tidak bisa bekerja selama satu bulan. Sementara bayi yang terlahir dengan sindrom rubela kongenital (SRK), ia akan membutuhkan pengobatan seumur hidup dan bantuan, serta terapi medis yang membutuhkan biaya tinggi.
Risiko Penurunan Harapan Hidup
Anak yang tidak diimunisasi secara lengkap dapat memengaruhi penurunan harapan hidup. Sebaliknya, jika anak diimunisasi lengkap hingga berusia 5 tahun, maka dapat meningkatkan angka harapan hidup. Data menunjukkan bahwa anak yang tidak menerima imunisasi lengkap lebih mungkin tertular berbagai penyakit saat masih kanak-kanak, sehingga angka harapan hidupnya pun menurun.
Mobilitas Terbatas
Beberapa negara mensyaratkan imunisasi lengkap bagi warga asing yang hendak berkunjung. Jika tidak diimunisasi, anak dapat kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di negara-negara ini.
Selain itu, saat ini sudah semakin banyak sekolah yang mencantumkan ‘imunisasi lengkap’ sebagai syarat pendaftaran. Tujuannya agar semua anak dan warga sekolah terlindung dari penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin. Dengan demikian, anak dapat menikmati hak belajarnya secara penuh di sekolah dengan aman.
Secara keseluruhan, tidak memberikan imunisasi kepada anak tidak hanya membahayakan kesehatan anak tersebut, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat luas. Oleh karena itu, imunisasi merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan individu dan masyarakat. Selalu pantau jadwal imunisasi anak dan lakukan Booking Vaksin di PrimaKu untuk dapatkan berbagai diskon di setiap transaksi. MomDad juga bisa konsultasi dengan Dokmin melalui WhatsApp di nomor 0877-8688-881 sebelum melakukan vaksinasi.
Referensi: UNICEF 2021