DBD Bisa Terjadi Berulang, Konsultasikan Tentang Vaksin DBD Mulai Usia 6 Tahun
Author: Sekar Retno Ayu
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Parenthood, > 6 Tahun, Article, DBD, Vaksin Dengue, Vaksin DBD
Orang tua mana yang tak khawatir setiap kali mendengar tentang Demam Berdarah Dengue (DBD), terutama saat musim hujan tiba? Penyakit ini tidak hanya menyebabkan demam tinggi pada si Kecil, tapi juga berpotensi membahayakan nyawanya, terlebih jika infeksi terjadi berulang. Sayangnya, banyak yang mungkin belum tahu kalau seseorang ternyata bisa terinfeksi Dengue hingga 4 kali dalam hidupnya [1].
Maka itu, orang tua perlu memahami risiko ini dan mempertimbangkan vaksinasi sebagai langkah perlindungan sejak dini, bahkan sejak usia 6 tahun. Yuk, telusuri lebih jauh mengenai pentingnya vaksinasi dan langkah-langkah pencegahan lainnya untuk menghadapi ancaman DBD.
Pentingnya Waspada Terhadap DBD Berulang
Sebagian besar orang tua mungkin berpikir bahwa setelah anak sembuh dari DBD, tubuhnya otomatis jadi kebal dan tidak akan terserang DBD lagi. Namun, kenyataannya tidak begitu. Banyak yang tidak menyadari bahwa setelah pulih dari infeksi pertama, anak tetap berisiko terkena infeksi Dengue kembali. Infeksi kedua dan seterusnya ini sering kali lebih berat daripada infeksi sebelumnya [2]. Tanpa adanya pencegahan yang memadai, infeksi berulang bisa memicu komplikasi serius yang membahayakan kesehatan anak.
Mengapa seseorang bisa terinfeksi Dengue lebih dari sekali?
Virus dengue yang menyebabkan DBD memiliki 4 jenis atau 4 serotipe yang berbeda, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Meskipun ketika seseorang terinfeksi salah satu jenis virus dengue, tubuhnya akan membangun kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus tersebut, tetapi kekebalan ini tidak selalu melindungi tubuh dari infeksi dengan jenis virus dengue yang lain. Jika seseorang terinfeksi jenis lain setelahnya, antibodi yang dihasilkan tubuh akibat infeksi sebelumnya bahkan bisa memperburuk kondisi penyakit, bukan justru melindungi [3].
MomDad pasti tidak ingin si Kecil kembali terinfeksi DBD, apalagi dengan kondisi yang lebih serius. Itulah mengapa penting untuk lebih waspada dan memahami bahwa DBD bisa berulang dan setiap infeksi berikutnya membawa risiko yang lebih besar bagi kesehatan anak. Menyadari hal ini adalah langkah pertama untuk melindungi mereka dari bahaya DBD yang bisa datang kapan saja dan berulang.
Mengapa DBD Berulang Lebih Berbahaya?
Kekebalan tubuh yang terbentuk setelah infeksi pertama hanya melindungi terhadap serotipe virus dengue yang sama. Virus dengue memiliki 4 jenis serotipe yang berbeda dan meskipun anak telah sembuh dari infeksi pertama, mereka masih berisiko terinfeksi serotipe yang lain. Inilah yang membuat infeksi ulang berpotensi jauh lebih berbahaya, karena tubuh bisa mengalami reaksi imun yang berlebihan yang justru memperburuk kondisi [3,4].
Pada infeksi pertama, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus tersebut, memberikan perlindungan terhadap infeksi dengan jenis virus yang sama di masa depan. Namun, perlindungan ini hanya bersifat terbatas, tidak melindungi dari serotipe virus dengue yang lain [4].
Ketika anak terinfeksi untuk kedua kalinya dengan serotipe yang berbeda, reaksi imun tubuh bisa menjadi berlebihan. Bukannya melawan virus, antibodi yang sudah terbentuk malah bisa membantu virus masuk lebih mudah ke dalam sel tubuh. Inilah yang dikenal dengan istilah antibody-dependent enhancement (ADE). ADE ini sangat ditakuti karena kadar antibodi yang tinggi bukannya membantu menyembuhkan penyakit tetapi justru akan memperburuk kondisi dan meningkatkan keparahan penyakit [5].
Penelitian menunjukkan bahwa infeksi sekunder dengan serotipe yang berbeda dapat meningkatkan risiko terjadinya DBD dengan tingkat keparahan yang jauh lebih tinggi, terutama pada anak-anak di atas usia 1 tahun. Infeksi kedua ini bisa menyebabkan DBD hingga 80 kali lebih sering dibandingkan infeksi pertama [4]. Masalahnya, kadang-kadang MomDad dan bahkan dokter tidak tahu bahwa ini adalah infeksi yang kedua, mungkin karena infeksi yang pertama sangat ringan sehingga MomDad tidak sadar kalau anak terkena infeksi Dengue.
Kita tentu tidak ingin si Kecil terpapar risiko infeksi yang lebih parah. Itu sebabnya penting bagi kita untuk lebih waspada dan melakukan pencegahan secara maksimal. Dengan upaya pencegahan yang tepat, kita bisa membantu mengurangi kemungkinan anak terinfeksi ulang dan menjaga mereka tetap sehat dan aman.
Peran Vaksinasi dalam Mencegah DBD Berulang
Indonesia adalah negara kedua dengan kasus demam berdarah tertinggi di dunia, setelah Brazil. Hal ini membuat Indonesia menjadi kawasan hiperendemik untuk dengue [6]. Selain melakukan 3M Plus, salah satu cara untuk melindungi anak dari infeksi berulang yang lebih berat adalah melalui vaksinasi DBD.
Vaksin dengue memberikan perlindungan terhadap keempat serotipe virus dengue, sehingga mengurangi risiko infeksi berulang yang dapat memperburuk kondisi anak. Saat anak pertama kali terinfeksi, biasanya mereka hanya terpapar satu serotipe virus. Namun, dengan vaksin yang mencakup keempat serotipe, anak yang pernah terinfeksi tetap bisa membentuk kekebalan terhadap serotipe lain yang belum menyerang tubuhnya. Hal ini sangat penting karena infeksi kedua oleh serotipe yang berbeda memiliki potensi meningkatkan keparahan penyakit, sehingga vaksinasi dapat menjadi langkah pencegahan yang sangat penting [6].
Vaksin DBD ditujukan untuk anak-anak dan dewasa. Berikut dosis pemberian vaksin DBD yang sudah direkomendasikan oleh Asosiasi Medis:
Vaksinasi DBD untuk anak berdasarkan rekomendasi IDAI [7]: dapat diberikan pada anak mulai usia 6 tahun, diberikan dalam 2 dosis dengan interval 3 bulan.
Vaksinasi DBD untuk dewasa berdasarkan rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI [8]: Vaksinasi DBD bagi orang dewasa berusia 19-45 tahun, juga dengan 2 dosis yang diberikan pada bulan ke-0 dan bulan ke-3.
Pekerja di sektor berisiko tinggi berdasarkan rekomendasi Persatuan Dokter Okupasi Indonesia [9]: vaksinasi DBD direkomendasikan untuk pekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, atau konstruksi yang bekerja atau bepergian ke daerah endemik.
Mengingat risiko infeksi dengue yang bisa terjadi berulang kali dengan tingkat keparahan yang tinggi, vaksinasi menjadi langkah pencegahan yang sangat penting. Bagi keluarga yang tinggal di daerah endemik seperti Indonesia, perlindungan tambahan melalui vaksinasi dapat membantu mengurangi risiko infeksi kedua yang lebih berbahaya, serta menekan potensi terjadinya komplikasi yang serius. Dengan vaksinasi, para orang tua dapat melindungi anak-anak dari risiko DBD berulang yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka.
Langkah Pencegahan Utama Selain Vaksinasi
Selain vaksinasi, pencegahan DBD utama yang dapat dilakukan secara bersama-sama dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar atau yang biasa disebut dengan langkah 3M, yaitu Menguras tempat penampungan air untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, Menutup rapat tempat-tempat penyimpanan air, dan Mendaur ulang atau memusnahkan barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD [10].
Selain itu, "Plus" dalam 3M Plus merujuk pada upaya tambahan yang dapat membantu memperkuat pencegahan DBD, yaitu menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk, seperti serai atau lavender, memeriksa secara rutin tempat-tempat penampungan air di rumah, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di kolam, menggunakan obat anti nyamuk atau lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah, melakukan gotong royong secara rutin untuk membersihkan lingkungan, menyimpan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada tempat-tempat penyimpanan air yang sulit dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tersumbat agar air tidak menggenang.
Selain menjaga kebersihan lingkungan, ada beberapa langkah pencegahan lainnya yang juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena DBD. Upaya ini dimulai dari perlindungan diri sendiri dan bisa diterapkan sehari-hari [11]:
Memasang kelambu di tempat tidur dapat membantu menghindari gigitan nyamuk saat tidur, terutama pada malam hari.
Menggunakan lotion anti nyamuk atau repellent yang telah disertifikasi oleh BPOM efektif untuk melindungi dari gigitan nyamuk saat beraktivitas di luar rumah.
Memakai pakaian tertutup, seperti pakaian berlengan panjang dan celana panjang berbahan tipis, seperti katun. Jika ke tempat yang lebih dingin, gunakan pakaian berbahan denim atau wol yang dapat memberi perlindungan ekstra dari gigitan nyamuk, karena bahan tersebut terbuat dari benang yang sangat rapat.
Meningkatkan daya tahan tubuh, membentuk imunitas yang kuat untuk menjadi pelindung dari berbagai infeksi penyakit, yaitu dengan mengkonsumsi makanan bergizi, berolahraga minimal 60 menit sehari, dan istirahat cukup untuk menjaga kekuatan tubuh
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, biasakan mencuci tangan, membersihkan perabotan, dan menjaga kebersihan ruangan agar terhindar dari paparan nyamuk pembawa DBD.
Dengan adanya risiko DBD yang bisa terjadi berulang dan dengan risiko gejala yang sering kali lebih berat, upaya pencegahan seperti 3M Plus dan vaksinasi DBD menjadi sangat penting. Melindungi anak dari ancaman DBD bukan hanya berarti melindungi dari demam tinggi, tetapi juga dari komplikasi serius yang dapat membahayakan nyawa.
Peran orang tua dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan anak-anak terlindungi dengan vaksinasi adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan mereka. Mari bersama-sama melakukan langkah preventif untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang tanpa khawatir terpapar penyakit yang berulang kali mengancam, terutama di daerah dengan risiko DBD tinggi seperti Indonesia.
Artikel ini telah divalidasi oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.
C-ANPROM/ID/QDE/0702 | NOV 2024
Referensi cek di sini