primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Pertanyaan seputar Imunisasi yang sering Ditanyakan para Orang Tua

Author: Dhia Priyanka

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso Sp.A

Topik: Imunisasi

Masih dalam rangka Minggu Imunisasi Dunia, mungkin MomDad punya beberapa pertanyaan nih seputar imunisasi yang belum terjawab. Khususnya bagi para orang tua baru yang belum punya pengalaman mengajak si Kecil imunisasi. Untuk menjawab kebingungan MomDad, Prof. DR. Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan, siap menjawab pertanyaan-pertanyaan MomDad soal imunisasi!

Bayi atau anak sedang pilek batuk bolehkah diimunisasi?

Boleh. Batuk pilek ringan tanpa demam boleh diimunisasi, kecuali bila bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 1 - 2 minggu kemudian.

Sesudah diimunisasi apakah pasti tidak akan tertular penyakit tersebut?

Bayi atau anak yang telah diimunisasi walaupun kemungkinannya kecil masih dapat tertular penyakit tersebut, namun jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami.

Apabila jarak antar imunisasi lebih lama dari jarak yang dianjurkan, apakah vaksinasi perlu diulang?

Tidak perlu diulang, karena sistem imunitas tubuh dapat "mengingat" rangsangan vaksin terdahulu. Lanjutkan dengan vaksinasi yang belum diberikan dengan jarak sesuai anjuran.

Apabila anak diberi beberapa jenis vaksin sekaligus apakah tidak berbahaya?

Tidak berbahaya, asalkan imunisasi dilakukan di bagian tubuh yang berbeda (misalnya paha atau lengan kiri dan kanan), menggunakan alat suntik yang berlainan dan memperhatikan ketentuan umum tentang pemberian vaksin.

Bayi yang pernah sakit campak apakah perlu divaksin campak pada umur 9 bulan?

Boleh. Karena beberapa penyakit virus lain gejalanya mirip campak, sehingga penyakit yang disebabkan oleh virus lain dianggap sebagai campak. Seandainya benar-benar pernah menderita campak, bayi tetap boleh diberikan vaksin campak. Hal ini tidak merugikan bayi, karena kekebalannya hanya bertahan beberapa tahun.

Benarkah bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap, rawan tertular penyakit berbahaya dan bisa timbul wabah?

Benar. Banyak penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa bayi balita yang tidak diimunisasi lengkap tidak mempunyai kekebalan. Mereka mudah tertular penyakit tersebut, akan menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas, terjadi wabah, menyebabkan banyak cacat dan kematian.

Bisakah imunisasi digantikan dengan ASI, gizi, atau suplemen herbal?

Tidak bisa. Tidak ada penelitian sahih yang menyatakan imunisasi bisa digantikan oleh ASI, gizi, suplemen herbal. Kekebalan yang dibentuk imunisasi sangat spesifik. Kekebalan yang dibentuk oleh ASI, gizi, suplemen kekebalan yang tidak spesifik.

Semoga penjelasan di atas dapat menjawab rasa penasaran MomDad ya. Jika ingin tahu lebih banyak seputar imunisasi, yuk follow @official.primaku di Instagram dan baca artikel menarik lainnya di PrimaKu.

Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
cover
Jawaban Singkat Pertanyaan Seputar Imunisasi
29 Jan 2018
cover
Kumpulan Pertanyaan seputar MPASI yang Kerap Ditanyakan para...
29 Jun 2022
cover
Kumpulan Pertanyaan seputar ASI yang sering Ditanyakan (Part...
4 Jul 2022
cover
Kumpulan Pertanyaan seputar ASI yang sering Ditanyakan (Part...
1 Nov 2022
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: