Kejadian
trauma kepala pada anak dan remaja merupakan hal yang sering dijumpai. Penyebab
tersering trauma kepala pada anak adalah jatuh, baik yang terjadi saat
beraktivitas, olahraga atau sekedar terantuk lemari/meja. Sebagian besar kasus
trauma kepala pada anak merupakan kejadian minor atau ringan yang tidak
menyebabkan kerusakan otak. Namun, dapat terjadi trauma kepala yang berat pada
kondisi-kondisi tertentu, seperti pada kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan
sepeda, atau child abuse.
Anak dengan
cedera kepala dapat menunjukkan gejala luka/ lecet atau pembengkakan (benjol)
di area benturan, nyeri kepala, muntah sampai kehilangan kesadaran.
Cedera kepala seperti apa yang dapat ditangani/diobservasi di rumah?
- Anak bersikap seperti biasa setelah kejadian
- Anak mungkin menangis karena nyeri/ takut sesaat setelah kejadian, namun hanya berlangsung singkat
- Tidak dijumpai tanda-tanda mual atau muntah berulang
- Anak sadar penuh setelah trauma terjadi dan dapat berespon dengan baik ketika diajak berinteraksi. Jawaban anak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan dan sesuai dengan kondisi saat tersebut. Misalnya, jika anak terjatuh di rumah, orangtua dapat menanyakan: “kamu sedang ada di mana sekarang?” dan anak menjawab: “di rumah”
- Anak dalam kondisi sehat sebelum terjadinya trauma
- Tidak disertai luka/ trauma di bagian tubuh lain
- Tidak ada luka terbuka di wajah atau di kepala
- Terjatuh dari ketinggian < 1 m pada anak > 12 bulan
Apa yang harus saya perbuat di rumah?
- Setelah
kejadian, pastikan ada orang dewasa yang dapat memantau setidaknya selama 24
jam pasca trauma.
- Anak
juga harus dipantau berkala setiap 2-3 jam sekali selama setidaknya 72 jam setelah
trauma terjadi karena kondisi yang lebih serius dapat menimbulkan gejala kemudian.
- Berikan
kompres dingin selama 20 menit untuk mengurangi pembengkakan dan untuk mengurangi
nyeri
- Jika
anak ingin tidur, orangtua dapat mengawasi dan mengecek kondisi anak setiap 2-3
jam untuk melihat apakah ia mudah dibangunkan, bergerak dengan normal, dapat
mengenali orangtua dan berespon terhadap orangtua
- Antinyeri
seperti parasetamol dapat diberikan.
Kapan saya harus membawa anak ke rumah sakit?
- Trauma
terjadi pada bayi < 12 bulan (sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih
dahulu karena gejala yang ditimbulkan sering kali tidak jelas)
- Terdapat
gejala pingsan, walaupun < 1 menit
- Anak
muntah lebih dari 1 kali setelah kejadian
- Tidak
dapat berhenti menangis
- Nyeri
kepala yang semakin memburuk
- Tampak
lemas/ sakit
- Kesulitan
bicara (bicara menjadi tidak jelas), kesulitan berjalan (sering terantuk, tidak
seimbang), atau kesulitan melihat
- Anak
tidak mengenali orangtuanya
- Tampak
bingung dan “not doing well”
- Anak
tampak mengantuk terus menerus dan sulit dibangunkan
- Keluarnya
darah dari hidung dan telinga
- Terdapat
bunyi “nging” terus menerus di telinga (pada anak yang sudah bisa menjelaskan
gejalanya)
- Timbul
gerakan-gerakan abnormal atau kejang atau gerakan lain yang membuat orangtua
khawatir
Daftar bacaan:
- https://www.healthychildren.org/English/health-issues/injuries-emergencies/Pages/Head-Injury.aspx
- https://kidshealth.org/en/parents/head-injury.html?WT.ac=p-ra
- Mangunatmadja I, Handryastuti S, Dewi MR. Rekomendasi penatalaksanaan trauma kepala. UKK Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016