primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Defisiensi Vitamin B1 pada Anak dan Remaja

Oleh: Editorial Primaku

Topik: Nutrisi, Sayuran, defisiensi vitamin, vitamin B1

Vitamin B1 adalah vitamin pertama yang ditemukan oleh ilmuwan. Vitamin yang juga dikenal sebagai tiamin ini, berperan sebagai katalis produksi energi melalui dekarboksilasi branched-chain amino acid (BCAA), propagasi impuls serabut saraf, dan proteksi struktur mielin pada neuron. Maka dari itu, defisiensi vitamin B1 dapat berpengaruh pada produksi energi tubuh dan fungsi saraf.

Konstelasi gejala yang dialami penderita defisiensi vitamin B1 disebut dengan beri-beri. Beri-beri dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kualitas hidup anak dan remaja yang memilikinya, sehingga merupakan masalah kesehatan yang harus diperhatikan dengan seksama.

 Beberapa faktor dapat berkontribusi pada terjadinya defisiensi tiamin, termasuk konsumsi nasi dan gandum yang dipoles, konsumsi alkohol yang berlebihan, gangguan penyerapan, dan kehamilan. Mekanisme defisiensi dapat bersifat multifaktorial dan dapat bervariasi tergantung pada konteks klinis dan karakteristik pasien. Jika simpanan vitamin B1 dalam tubuh sudah habis, gejala baru muncul.

Terdapat dua jenis beri-beri: beri-beri kering dan beri-beri basah. Beri-beri kering adalah ketika defisiensi vitamin B1 menyebabkan gejala neurologis, sedangkan beri-beri basah adalah ketika defisiensi vitamin B1 memengaruhi fungsi kardiovaskular. Pada beri-beri kering, gejala yang dapat terjadi meliputi penurunan refleks, gangguan motorik simetris, dan defisit sensorik pada ekstremitas. Beri-beri kering juga bisa bermanifestasi sebagai kondisi yang disebut dengan ensefalopati Wernicke. Ensefalopati Wernicke memiliki gejala khas yang diawali dengan mual dan muntah, diikuti dengan nistagmus horizontal, ocular nerve palsy, ataksia, dan gangguan mental progresif dan akhirnya berujung pada sindrom Korsakoff. Kurang dari 50% sembuh total setelah mengalami kondisi tersebut. Pada beri-beri basah, pasien mengalami gagal jantung dan menunjukkan gejala-gejala khasnya seperti edema, retensi cairan, sesak napas, dan batuk. Beri-beri basah merupakan kegawatan dan kebanyakan pasien memerlukan tatalaksana di Intensive Care Unit (ICU).

Proses diagnostik defisiensi vitamin B1 memerlukan pendekatan yang hati-hati dan holistik. Pemeriksaan klinis, termasuk riwayat medis yang cermat dan pemeriksaan fisik, membantu dalam identifikasi gejala dan faktor risiko. Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar tiamin, meskipun berguna, dapat memiliki batasan tertentu dan harus dikombinasikan dengan evaluasi klinis secara menyeluruh. Pemeriksaan saraf, seperti elektromiografi (EMG), dapat digunakan untuk menilai kerusakan saraf yang mungkin terjadi.

Manajemen defisiensi vitamin B1 melibatkan berbagai tindakan yang terarah dan tepat. Suplementasi tiamin, baik secara oral maupun intravena, merupakan pendekatan utama dalam mengatasi kekurangan vitamin ini. Pada anak, rekomendasi dosis tiamin pada beri-beri akut sangat beragam. Sebuah studi merekomendasikan pemberian 100 mg tiamin. Pentingnya pola makan yang memadai, harus mencakup konsumsi makanan yang kaya tiamin.Manajemen penyebab yang mendasari, seperti kondisi pencernaan yang menghambat penyerapan tiamin, merupakan bagian integral dari pendekatan medis ini.

Pencegahan defisiensi vitamin B1 melibatkan upaya untuk memahami dan mengatasi faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini. Pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya pola makan seimbang bagi anak, serta edukasi untuk menghindari faktor risiko terkait.

Defisiensi vitamin B1 adalah kondisi medis yang dapat menyebabkan konsekuensi yang berat bagi penderitanya. Kabar baiknya, kondisi ini dapat dicegah. Dengan edukasi yang adekuat dan suplementasi sesuai indikasi, maka defisiensi vitamin B1 dapat dihindari dan dikurangi di masyarakat.



Referensi:

Wiley KD, Gupta M. Vitamin B1 (Thiamine) Deficiency. [Updated 2023 Jul 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537204/

Hiffler L, Rakotoambinina B, Lafferty N, Martinez Garcia D. Thiamine Deficiency in Tropical Pediatrics: New Insights into a Neglected but Vital Metabolic Challenge. Front Nutr. 2016 Jun 14;3:16. doi: 10.3389/fnut.2016.00016. PMID: 27379239; PMCID: PMC4906235.


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: